Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Sindrom Asherman, Gangguan Rahim yang Wajib Diketahui

Mengenal Sindrom Asherman, Gangguan Rahim yang Wajib Diketahui ilustrasi rahim. ©2020 Merdeka.com/www.pixabay.com

Merdeka.com - Sindrom Asherman adalah kondisi langka di mana jaringan parut, atau yang juga disebut adhesi atau adhesi intrauterin, menumpuk di dalam rahim. Jaringan ekstra ini dapat mempersempit ruang di dalam rahim.

Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri panggul dan pendarahan rahim yang tidak normal dan dapat menyebabkan masalah kesuburan. Sindrom Asherman dapat diobati dan pengobatan umumnya dilakukan untuk meringankan gejala.

Sindrom Asherman termasuk dalam jenis penyakit langka. Sulit untuk mengetahui secara pasti berapa banyak orang yang mengalami sindrom Asherman karena kondisi ini biasanya tidak terdiagnosis.

Beberapa penderita bahkan tidak mengalami gejala apapun saat mengembangkan kondisi ini. Namun, penting bagi Anda terutama para wanita untuk mendapatkan informasi seputar sindrom Asherman ini sebagai tambahan pengetahuan yang bermanfaat.

Simak selengkapnya.

Penyebab Sidrom Asherman

Sindrom Asherman adalah penyakit yang terjadi ketika jaringan parut (adhesi) menumpuk di dalam rahim dan membatasi ruang di dalam rahim. Kondisi ini bahkan terkadang menghalangi leher rahim.

Sindrom Asherman dapat terjadi karena beberapa alasan, tetapi salah satu penyebab utamanya seringkali adalah pembedahan pada rahim atau leher rahim. Melansir laman  Cleveland Clinic, berikut penyebab sindrom Asherman:

1. Histeroskopi operatif

Ini adalah operasi yang pada prosesnya kamera dimasukkan ke dalam rahim dan kemudian memotong serta menghilangkan fibroid menggunakan instrumen listrik.

2. Dilatasi dan kuretase (D&C)

Dilatasi dan kuretase (D&C) adalah suatu jenis operasi yang digunakan untuk membuka leher rahim (dilatasi) dan kemudian mengangkat jaringan dari rahim. Jaringan ini bisa menjadi lapisan rahim (endometrium) atau jaringan dari keguguran atau aborsi. Selama prosedur, alat digunakan untuk mengikis jaringan ekstra. Prosedur ini biasanya tidak menyebabkan jaringan parut kecuali Anda memiliki infeksi yang mendasarinya.

3. Operasi caesar (c-section)

Operasi ini digunakan untuk melahirkan bayi. Dalam beberapa kasus, operasi caesar dapat menyebabkan jaringan parut terbentuk. Ini bisa terjadi di mana jahitan digunakan untuk menghentikan pendarahan selama operasi caesar dan Anda mengalami infeksi pada saat prosedur. Jika tidak, sangat jarang operasi caesar menyebabkan sindrom Asherman.

4. Infeksi

Infeksi saja biasanya tidak menyebabkan sindrom Asherman. Tetapi, ketika Anda mengalami infeksi saat menjalani operasi rahim, seperti D&C atau operasi caesar, Anda dapat mengembangkan sindrom Asherman. Beberapa infeksi yang dapat menyebabkan sindrom Asherman termasuk servisitis dan penyakit radang panggul (PID).

5. Perawatan radiasi

Terkadang, pilihan perawatan dapat menyebabkan jaringan parut berkembang di rahim Anda. Terapi radiasi dapat digunakan pada kondisi seperti kanker serviks, dan hal ini dapat menyebabkan perlengketan (jaringan parut) yang mengarah pada sindrom Asherman.

Gejala Sindrom Asherman

Saat Anda terkena sindrom Asherman, Anda dapat mengalami berbagai gejala. Umumnya, mayoritas wanita pengidap sindrom Asherman tidak mengalami menstruasi ataupun jika menstruasi, darah yang dikeluarkan sangatlah sedikit. Hal ini karena darah tidak dapat meninggalkan rahim sebab jalan keluarnya terhalang oleh jaringan parut.

Dilansir dari laman Healthline, berikut gejala-gejala sindrom Asherman:

  • Mengalami periode menstruasi yang sangat ringan (hipomenore).
  • Tidak mengalami menstruasi (amenore) atau mengalami perdarahan uterus abnormal.
  • Merasa kram parah atau nyeri panggul.
  • Mengalami kesulitan hamil atau terus hamil.
  • Stres, dan mengalami penurunan atau kenaikan berat badan tiba-tiba.
  • Dalam beberapa kasus, Anda mungkin tidak mengalami gejala saat mengembangkan sindrom Asherman. Anda mungkin juga masih mengalami periode mentruasi yang normal. Jika Anda merasakan ketidaknyamanan di panggul atau mengalami menstruasi yang tidak biasa, sebaiknya segera kunjungi penyedia layanan kesehatan terdekat.

    Pengaruh Sindrom Asherman Terhadap Kehamilan

    Beberapa penderita sindrom Asherman biasanya tidak dapat hamil atau mengalami keguguran berulang. Meski demikian, seorang wanita masih bisa hamil meski memiliki sindrom Asherman namun perlengketan di dalam rahim dapat menimbulkan risiko bagi janin yang sedang berkembang.

    Peluang mereka untuk keguguran dan bayi terlahir mati juga akan lebih tinggi daripada wanita tanpa kondisi ini. Sindrom Asherman juga meningkatkan beberapa risiko berikut ini selama kehamilan:

  • plasenta previa
  • plasenta inkreta
  • pendarahan berlebihan
  • Dokter biasanya akan memantau kehamilan Anda dengan cermat jika Anda memiliki sindrom Asherman. Dimungkinkan untuk mengobati sindrom Asherman dengan operasi. Operasi ini biasanya meningkatkan peluang Anda untuk hamil dan memiliki kehamilan yang sukses. Umumnya disarankan untuk menunggu setahun penuh setelah operasi sebelum Anda mulai mencoba untuk hamil. (mdk/edl)

    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP