Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Saya berharap tidak kecewakan leluhur saya

Saya berharap tidak kecewakan leluhur saya Aryo Djojohadikusumo, calon anggota DPR dari Partai Gerindra, tengah berbioncang dengan seorang ibu penerima kursi roda bantuannya di daerah pemilihan DKI 3. (merdeka.com/istimewa)

Merdeka.com - Gerimis mengguyur wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menjelang petang, Jumat pekan lalu, saat merdeka.com tiba di Jalan Panjang nomor 28. Di sana letak markas tim kampanye Aryo Djojohadikusumo, putra pengusaha Hasyim Djojohadikusumo, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Gerakan Indonesia Raya ( Gerindra ).

Di depan kantor hasil gabungan dua rumah toko ini tertulis Yayasan Arsari Djojohadikusumo, didirikan keluarga Hasyim sejak 2005. Tapi kelihatannya kantor itu telah berubah menjadi lokasi tim sukses keponakan dari Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto .

Di pelataran terparkir empat ambulans dengan bagian belakang terdapat gambar wajah Aryo dan pamannya itu. Masuk ke dalam, kantor dua lantai ini terasa begitu lega. Di dinding terpampang dua spanduk bergambar Prabowo. Satunya bertulisan Gerindra Menang, Prabowo Presiden dan satunya lagi berbunyi Kalau Bukan Kita Siapa Lagi, Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi.

Kesibukan terasa. Sejumlah anak muda duduk di atas karpet sedang berbincang sambil memilah berita di surat kabar. Dalam sebuah ruangan di lantai atas sekelompok anak muda lainnya sedang berdiskusi. Di ruang satu lagi berserakan kertas dan tas-tas tersandar di dinding. "Di sini kebanyakan anak muda," kata seorang mengaku mahasiswa sebuah universitas negeri di Jakarta.

Seperempat jam kemudian, Aryo muncul dengan setelan kaus merah dan celana jins. Wawancara berlangsung sekitar sejam diselingi tawa dan ditemani segelas teh hangat. Suaranya sempat meninggi dan wajahnya menegang saat merdeka.com menganggap niatnya terjun ke politik praktis tidak serius.

Meski begitu, Aryo bersedia menjawab semua pertanyaan seputar kegiatan politik praktisnya. Bahkan, dia kadang tidak jadi menyeruput tehnya ketika ada pertanyaan menggelitik dia untuk segera menjawab.

Berikut penjelasan Aryo kepada Faisal Assegaf.

Apakah Anda terjun ke politik karena nama besar keluarga?

Sejak 2005 saya aktif melayani warga melalui Yayasan Asari Djojohadikusumo. Yayasan ini bergerak di bidang kependudukan, kesehatan, pendidikan, kebudayaan, dan pelestarian lingkungan. Sampai saat ini kita sudah membantu lebih dari 13 ribu warga mendapatkan akta kelahiran,

Salah satu program kami di bidang kesehatan adalah penambahan gizi dalam bentuk pemberian susu dan bubur kacang hijau gratis. Bukan hanya kepada anak-anak yatim piatu, tapi juga kepada taruna di Akademi Militer.

Selama ini kegiatan saya tergantung kemampuan yayasan dan tidak bisa melayani seluruh rakyat Indonesia. Saya sama sekali tidak ada keinginan terjun ke politik. Sejak paman saya ( Prabowo Subianto ) dan ayah saya (Hasjim Djojohadokusumo) mendirikan Gerindra , mereka membujuk saya untuk aktif. Bukan hanya sebagai kader partai, tapi kelak insya Allah sebagai anggota dewan ( DPR ).

Kenapa akhirnya saya setuju? Karena yang selama ini saya lakukan sangat terbatas. Bila saya terpilih sebagai anggota dewan, saya akan menggunakan kesempatan ini untuk memastikan seluruh warga negara Indonesia punya akta kelahiran, seluruh anak Indonesia mendapatkan susu tiap hari.

Bila menjadi bagian dari pemerintahan, saya akan pastikan pelayanan bisa ke seluruh warga negara Indonesia. Itulah kenapa saya akhirnya terjun ke politik praktis menjadi anggota dewan.

Tapi itu kan jawaban klise. Gerindra belum partai mayoritas. Bagaimana Anda sendirian bisa mengubah sebuah sistem?

Betul sekali, saya nggak bisa sendirian. Bila terpilih saya adalah satu dari 550 anggota dewan. Tapi tentu saja saya bergerak aktif di Gerindra karena Gerindra satu dari segelintir partai saat ini punya program dan calon presiden jelas.

Kita punya enam program aksi terdiri dari 49 butir. Kita punya calon presiden tegas dan pasti kalau terpilih akan menjalankan program-program ini. Saya seorang diri tidak mungkin melakukan ini, tapi sebagai bagian dari Gerindra saya berjuang keras untuk memastikan partai saya mendapatkan kursi sebanyak-banyaknya untuk bisa menjalankan program itu sebanyak-banyaknya.

Saat ini benar Gerindra masih minoritas. Kelak bila jumlah kita cukup banyak, bila ketua dewan pembina kami terpilih menjadi presiden, program itu tentu saja akan terealisasi.

Slogan kami adalah kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi. Saya rasa itu jawaban saya kenapa saya terjun ke politik. Memang itu klise, tapi memang itu jawaban lumrah. Kita lihatlah bukti bila terpilih seperti apa.

Apakah Anda mempertimbangkan sejarah kelam keluarga Anda lantaran berpolitik, termasuk kakek Anda pernah dicap pengkhianat oleh Presiden Soekarno?

Menurut saya, keluarga saya adalah keluarga politik di Indonesia paling sering naik turunnya. Waktu perang kemerdekaan, eyang buyut saya dan kakek saya adalah anggota delegasi Konferensi Meja Bundar pada 1949. Eyang buyut saya adalah ketua Dewan Pertimbangan Agung pertama. Kakek saya menteri keuangan pada 1950-an. Naik (seraya menggerakkan tangan kanannya ke atas). Kemudian turun waktu beliau tidak setuju dengan Bung Karno terlalu dekat dengan Partai Komunis Indonesia.

Kemudian setelah Soeharto menjadi presiden, kakek saya menjadi menteri pada 1968. Naik lagi. Pada 1978 tidak jadi menteri, turun lagi. Pada 1983, Pak Prabowo menikah dengan Ibu Titiek Soeharto , naik lagi. Kemudian turun lagi.

Saya tahu persis risiko masuk ke dalam politik. Saya rasa tidak berlebihan mengatakan keluarga saya paling tahu gelombang naik turunnya sebuah keluarga dalam dunia politik.

Anda baru pertama terjun ke politik. Kenapa Anda kelihatan percaya diri langsung mengincar kursi DPR?

Karena perintah dari ketua dewan pembina. Beliau ingin saya menjadi calon anggota DPR terpaksa saya ikuti. Padahal bila saya menjadi calon anggota DPRD provinsi, kabupaten, atau kota, kemungkinan terpilihnya lebih tinggi.

menarik lagi, saya ditaruh di daerah pemilihan terberat di Indonesia, DKI 3. Di sana ada Tantowi Yahya (anggota DPR dari Golkar), Marzuki Alie (ketua DPR), Effendi Simbolon (sudah dua kali menjadi anggota DPR sejak 2004 dari PDIP). Menurut saya, ini sebuah tantangan besar dan wujud kepercayaan dari pimpinan partai, saya mampu mendongkrak suara.

Karena itu, saya mencoba turun sebanyak-banyaknya karena pada 2012 menunjukkan betapa pentingnya turun ke lapangan bertemu warga. Dari 1.084 RW (di DKI3), saya sudah mengunjungi 376 RW. Saya juga aktif di media sosial dan merangkul elemen-elemen partai dan lain-lain.

Saya harus percaya diri karena kalau saya tidak percaya diri, buat apa saya turun ke lapangan. Saya yakin program Gerindra terbaik. Saya yakin kampanye kami cukup mendapatkan respon baik dari warga. Karena itu, saya tidak mau sombong, kita lihat saja hasil pemilu 9 April seperti apa.

Tapi nama kondang keluarga kian menambah kepercayaan diri Anda?

Kalau nama keluarga adalah fakta sejak saya lahir. Pak Prabowo pernah cerita ke saya. Nama keluarga adalah hasil dari kerja keras sejak leluhur kita. Saya bisa mengikuti silsilah keluarga saya hingga 800 tahun. Keluarga Djojohadikusumo adalah keturunan Sultan Hamengkubuwono II yang keturunan Sultan Agung, dan dia adalah keturunan dari Raden Wijaya.

Nama keluarga Djojohadikusumo adalah akumulasi nama baik sekaligus dosa leluhur-leluhur kita. Apa saja pahala dan dosa telah mereka kumpulkan. Tapi apakah nama itu harum atau tidak, tentu saja tergantung dari leluhur-leluhur kita. Saya berharap bisa berkontribusi positif dan harum bagi nama keluarga saya. Saya berharap tidak mengecewakan para leluhur sudah mendahului.

Topik pilihan: Pemilu Serentak | Capres 2014

Kalau boleh memilih selain Gerindra , Anda bakal bergabung dengan partai mana memungkinkan Anda bisa terpilih?

Jujur saja saya tidak tahu sebab tiap partai ada positif dan negatifnya. Tapi kalau boleh bicara, pada 2004 kita semua pendukung SBY . Kalau beliau sukses nggak perlu dibentuk Gerindra . Kalau partai lain saya nggak bisa jawab karena saya belum menemukan visi dan misi jelas di partai lain. Paling jelas dalam hal sudah dipilih-pilah kegiatannya apa.

Contohnya, saya tidak akan menyebut nama partai, programnya adalah mengentaskan kemiskinan. Saya yakin semua partai punya program itu, tapi bagaimana caranya? Di partai lain tidak ada yang jelas menunjukkan mengentaskan kemiskinan seperti apa. Di Gerindra , kita punya target meningkatkan indeks kehidupan manusia,

Ada satu partai meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia, tapi caranya tidak dijelaskan. Gerindra dengan jelas menulis kita akan mendirikan rumah sakit bertaraf internasional di tiap kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

Ada partai punya program meningkatkan kesejahteraan petani dan produksi pertanian, tapi bagaimana caranya tidak jelas. Kita satu-satunya partai mempunyai program membangun pabrik-pabrik pupuk milik petani, kita akan mendirikan bank khusus tani dan nelayan. Partai lain tidak ada.

Inilah mengapa saya sangat yakin Gerindra diterima oleh masyarakat. Inilah alasannya kenapa Gerindra menurut hasil jajak pendapat di daerah-daerah sangat tinggi. Karena partai mana lagi punya program bank khusus tani dan nelayan. Kita akan bangun pembangkit listrik tenaga panas bumi berdaya sepuluh ribu watt, mencetak sepuluh juta lahan sawah.

Lebih hebat lagi, kita satu-satunya partai menjelaskan duitnya dari mana. Itu membuat saya yakin bila terpilih Gerindra bila melakukan perubahan. Programnya lebih rinci.

Apa ada pesan khusus dari orang tua dan Prabowo saat Anda memutuskan terjun ke politik?

Banyak, tapi paling mengena di hati adalah terjun ke lapangan. Itu pesan disampaikan Pak Prabowo karena beliau melakukan itu. Beliau selalu keliling Indonesia karena itu beliau tahu persis kondisi negara. Saya mengikuti teladan Pak Prabowo.

Saya juga mengikuti masukan dari ibu saya. Dia aktif di yayasan Djojohadikusumo dan yayasan-yayasan kami lainnya. Beliau bilang seringlah turun ke lapangan dan bukalah telinga. Kita harus menggunakan otak dan pikiran kita untuk menyimak warga bicara. Menyimak artinya kita harus menyederhanakan apa saja mesti kita lakukan.

Dengan menyimak warga, saya mendapat empat permasalahan utama warga di daerah pemilihan saya, DKI meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu, yakni pendidikan, kesehatan, sembilan bahan pokok, dan pekerjaan.

Apakah Anda memang dipersiapkan sebagai penerus dinasti politik keluarga Djojohadikusumo?

Saya kurang setuju menggunakan istilah itu (dinasti politik). Sejak kecil saya hidup dalam sebuah keluarga yang pas makan bareng bicara soal kondisi riil negara. Mau tidak mau kesadaran untuk memperbaiki bangsa ini tumbuh. Daripada capek mengeluh dan stres sendiri, lebih baik kita aktif terlibat. Hal kecil itu membuat saya benar-benar terpanggil untuk melanjutkan yang telah dikerjakan oleh eyang buyut, kakek, ayah, dan paman saya.

Kenapa banyak dinasti politik yang sukses? Karena bagi keluarga sudah terjun di politik beberapa generasi, bila generasi berikutnya terjun ke politik tidak akan kaget. Sebab sudah menjadi bagian dari jiwa mereka. Sehingga tiba-tiba mereka mendapat kekuasaan tidak akan kaget. karakternya sama, tetap stabil, tidak syok.

Bagi saya, hidup saya sudah sangat amat nyaman, berkecukupan. Karena itu, saya gunakan kesempatan ini untuk berkontribusi kepada negara. Saya jamin tidak akan korupsi.

Di Facebook Anda termasuk sepuluh politikus terpopuler. Apakah ini menandakan kampanye Anda melalui media sosial sejauh ini telah berhasil?

Saya bicara pengalaman pribadi. Saya bandingkan media sosial dengan media konvensional. Untuk pasang iklan di Kompas minimum puluhan juta untuk dibaca orang. Dengan Rp 4 juta saya pasang di Facebook, dijamin iklan saya bakal dibaca 1,2 juta orang. Dari 1,2 juta orang itu, saya tahu persis berapa orang menyukai iklan saya dan berapa orang membagikan iklan saya ke teman-teman mereka.

Saya pribadi tidak mungkin menjangkau 2,8 juta pemilih di daerah pemilihan saya dalam waktu terbatas ini. Mau tidak mau saya pasang iklan. Karena biaya di media konvensional sangat tinggi, saya terpaksa menggunakan media sosial.

Bayangkan. Saya bertemu orang-orang sudah pernah melihat Facebook saya dan ini menunjukkan kekuatan dari media sosial. Saya rasa di abad ke-21 ini dan Pemilu 2014 tidak bisa kita tidak menggunakan media sosial. Karena ini sudah paling terukur dan paling efektif menjangkau calon pemilih kita dibanding media konvensional data.

Apakah Anda berkampanye lewat media sosial lantaran banyak pemilih muda di daerah pemilihan Anda?

Kebetulan sekali dengan menggunakan Facebook kita punya akses ke data tentang pengguna Facebook. Di Jakarta ada 10,2 juta pengguna Facebook. Lebih dari 50 persen pengguna Facebook berusia 34 tahun ke bawah, malah mungkin mendekati 60 persen.

Karena saya turun ke warga belum tentu bertemu anak-anak muda. Saya mengumpulkan anak-anak muda belum tentu semua kumpul. Dari media sosial saya bisa menjangkau jutaan anak-anak muda sudah terdata di Facebook. Saya senang sekali di 2014 media sosial sangat berperan. Karena itu, saya gunakan Facebook, Twitter, dan pelan-pelan Instagram, dan lain-lain.

Apa kelebihan Anda ketimbang para pesaing di daerah pemilihan Anda?

Saya adalah anggota partai terbukti paling tidak korup dibanding partai lain di DPR . Bila saya turun ke bawah, saya bilang dari partai bersih dan kader bersih. Saya bisa bilang itu sepenuh hati karena memang itu kenyataannya. Itu kelebihan saya.

Kedua, meski partai lain menurunkan politisi senior, saya adalah satu-satunya partai sudah jelas calon presiden dan programnya. itulah membuat saya yakin turun ke lapangan.

Apakah Anda percaya diri lepas dari bayang-bayang nama besar keluarga?

Kalau orang bertanya kepada saya, saya tidak bicara tentang Prabowo. Saya bicara program partai. Saya turun ke lapangan sebagai Aryo Djojohadikusumo.

Daerah pemilihan DKI 3 memiliki pemilih dengan level pendidikan paling tinggi di Indonesia. Mereka paling rasional. mereka bukan mencari calon ideologis, tapi penyelesai masalah. Mereka juga melihat rekam jejak. Betul ada politis senior, tapi rekam jejak saya sudah jelas sebelum Gerindra ada jauh sebelum kampanye pemilu.

Saya cukup yakin turun ke lapangan sebagai Aryo Djojohadikusumo tanpa

mendompleng nama besar siapapun.

Biodata

Nama Lengkap:

Aryo Puspito Setiaki Djojohadikusumo

Tempat dan Tanggal Lahir:

Jakarta, 25 April 1983

Pendidikan:

SD Tarakanita II, Jakarta (1989-1995)

SMP Tarakanita I, Jakarta (1995-1996)

Winchester College (setara SMA), Hampshire, Inggris

University of Durham, Inggris (2001-2004)

School of Oriental and African Studies (2006-2008)

Tsinghua SEM Indonesia Executive Program V (2012)

Pekerjaan:

Komisaris PT Arsari Utama

Direktur Utama PT Arsari Putra Indonesia

Direktur Utama PT Karunia Tidar Abadi

Komisaris PT Cito Sarana Jasa Pratama

Komisaris PT Arsari Tambang

Direktur Utama PT Arasari Eka Pratama

Direktur PT ITCI Kartika Utama

Wakil Direktur Utama PT Cito Sarana Jasa Pratama

Kegiatan Sosial:

Penggerak Yayasan Arsari Djojohadikusumo wilayah Jakarta (2011-2012)

Anggota badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI)

Kegiatan Politik:

Ketua Umum Tunas Indonesia Raya, sayap pemuda Partai Gerakan Indonesia Raya ( Gerindra )

Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra

Calon anggota DPR nomor urut 1 dari Gerindra dengan daerah pemilihan DKI 3 (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu)

(mdk/fas)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP