Profil
Margaretha Solang
Margaretha Solang lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 15 Maret 1968. Margaretha mengenyam pendidikan bangku SD di Sekolah Dasar Negeri 364 Surabaya, setelah lulus dari situ, dia masuk ke Sekolah menengah Pertama Negeri 4 Surabaya, bangku sekolah tingkat SMA dihabiskannya di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Surabaya. Setelah lulus dari SMA, Margaretha melanjutkan studinya di Program Sarjana universitas Negeri Gorontalo, Jurusan Pendidikan Biologi pada tahun 1992. Ibu tiga anak ini kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Program Magister Fisiologi Hewan dan lulus pada tahun 2000.
Sepulangnya dari menuntut ilmu di Universitas Yogyakarta, Margaret lantas menjadi dosen di almamaternya Universitas Negeri Gorontalo. Pada tahun 2003, munculah keprihatinannya kepada para nelayan yang penghasilannya menurun akibat kesalahan dalam teknik memotong sirip ikan nila. Menurutnya sirip ekor ikan merupakan titik tumpu pergerakan, dengan memotong sirip tegak lurus pergerakan ikan jadi terbatasi. Ini dapat membuat asupan makanan tidak terbakar menjadi energy, tetapi menjadi daging. Teknik pemotongan hasil inovasinya mulai dia terapkan di Desa Dembe yang berlokasi di sekitar Danau Limboto. Hasil pemotongan itu tampak hasilnya setelah 1 hingga 1,5 bulan setelahnya. Inovasi ini sukses menambah nilai jual ikan nila. Lazimnya 1 kilogram ikan nila berisi enam ekor, lewat teknik inovasinya jumlahnya berkurang menjadi tiga ekor.
Sejumlah nelayan yang melihat sisi positif dari inovasi Margaretha bersedia mengikuti metode pembudidayaan yang dia ajarkan. Beberapa nelayan bersaksi bahwa dengan mengikuti metode yang diajarkan oleh Margaretha membuat keuntungan yang didapat bertambah. Keberhasilannya membangkitkan Danau Limboto yang sempat mati suri mendapat apresiasi dari pemerintah setempat. Pada tahun 2007, Margaretha mendapatkan penghargaan dalam Kongres Inovasi Gorontalo atas hasil inovasinya yang dinilai sangat bermanfaat dan berhasil diterima dengan baik oleh nelayan setempat.
Riset dan Analisis: Galih Setyo Pribadi