Profil
Maspion
PT. Maspion merupakan salah satu produsen perlengkapan konsumen terbaik di dunia. Perusahaan ini berkembang dengan beberapa anak perusahaan yang bernaung di bawah nama Maspion Group. Perusahaan ini telah memiliki reputasi baik dalam pembuatan berbagai rangkaian produk peralatan rumah tangga berkualitas yang meliputi peralatan dapur, peralatan rumah tangga plastik dan peralatan listrik. Selain itu, Maspion juga memproduksi pipa PVC dan PE yang digunakan untuk keperluan perumahan dan rumah tangga. Maspion telah memiliki jaringan distribusi yang tersebar secara global baik di dalam maupun luar negeri melalui distributor, agen, pengecer, atau kantor cabang. Dalam perkembangannya, Maspion telah dikenal sebagai OEM (Original Equipment Manufacturing) yang terkemuka di dunia. Terbukti bahwa Maspion telah memasok produk-produk buatannya di berbagai toko ritel dan grosir di Amerika Serikat dan negara-negara besar lain di dunia.
Tonggak sejarah Maspion dimulai sejak tahun 1962 dari sebuah industri rumah sederhana yang memproduksi peralatan dapur yang dikelola oleh Alim Husin dan rekannya yang bernama Gunardi Go. Bisnis rumahan tersebut kala itu diberi nama UD Logam Jawa. Berawal dari bisnis kecil-kecilan inilah pendiri merintis usaha yang secara sedikit demi sedikit berkembang menjadi sebuah industri yang besar. Perkembangan usaha ini dirasakan dengan memperluas variasi produk yang tidak hanya terbatas pada pembuatan peralatan dapur dari bahan aluminium saja melainkan telah merambah hingga pembuatan peralatan dapur dari plastik. Hal ini sejalan dengan berdirinya perusahaan yang berlabel PT. Maspion sejak tahun 1971. Tiga tahun berikutnya, perusahaan mulai memproduksi pipa PVC dan aksesoris-nya. Dengan ini jangkauan produksi perusahaan semakin luas. Tak hanya itu sejak tahun 1975, Maspion juga mulai mengembangkan bisnis peralatan listrik rumah serta peralatan dapur dari bahan stainless steel.
Tak hanya puas dengan merek dagang Maspion, perusahaan juga mulai memperluas lini produksi perlengkapan dapur non stik dengan merek 'Maxim' dan 'Tivoli' sejak tahun 1987 serta peralatan dapur dari bahan enamel dengan merek 'Panda' pada tahun berikutnya. Pada tahun 1989, Maspion juga berhasil memproduksi kulkas melalui anak perusahaannya yang berlabel PT. Maspion Elektronik sejalan dengan perluasan dalam produksi pipa, PVC dan Polyfoam. Pada tahun 1990 perusahaan melakukan joint venture guna memproduksi lampu Fluorescent di bawah nama PT. TFC Maspion Indonesia. Dengan ini perusahaan juga mulai memproduksi kipas langit-langit melalui anak perusahaannya yakni PT. Alaskair Maspion. Tiga tahun kemudian, kipas angin dengan merek 'Uchida' mulai diproduksi.
Pada tahun 1996, Maspion kembali mendirikan anak perusahaan yang kemudian diberi nama PT. Ishizuka Maspion Indonesia. Anak perusahaan ini merupakan perusahaan patungan dengan Ishizuka Glass asal Jepang untuk memproduksi gelas. Di samping itu, PT. Siam Maspion Polymers juga mulai didirikan yang merupakan perusahaan patungan Maspion dengan perusahaan yang berbasis di Thailand yakni Siam Cement Group untuk memasok bahan baku pipa PVC. Kerja keras yang dilakukan Maspion akhirnya membuahkan hasil saat PT. Maspion Elektronik berhasil menerima sertifikasi ISO 9002:1994 pada tahun 1997 serta sertifikasi ISO 9001 pada tahun 2000. Pada tahun 2002, Maspion menerima sertifikasi ISO 9001 melalui PT. Alaskair Maspion, sertifikasi ISO 9001:2000 melalui PT. Maspion Elektronik serta sertifikasi ISO 9001 melalui PT. Maspion Kencana pada tahun berikutnya. Pada Juli 2003, Maspion berhasil "go public" dengan menerbitkan obligasi pertama sebesar Rp 500 miliar di Bursa Efek Surabaya. Dengan visi "menciptakan masa depan yang lebih baik bersama-sama dan untuk melayani masyarakat dan negara melalui pengembangan bisnis dan fasilitas", Maspion berkembang semakin mantap dengan mempekerjakan lebih dari 13.000 orang karyawan dengan fasilitas produksi yang di empat kawasan industri di Sidoarjo dan Gresik, Jawa Timur serta satu pabrik di Jakarta. Hingga saat ini Maspion telah membawahi beberapa anak perusahaan yang bergerak dalam setidaknya tujuh bisnis inti yakni produk konsumen, produk industri konsumen, material konstruksi bangunan, hotel & properti, layanan keuangan, perdagangan dan industri penunjang lainnya.
Riset dan analisa oleh Tryning Rahayu Setya W.