Profil
Muhammad Aksa Mahmud
Nama Muhammad Aksa Mahmud mungkin masih asing di telinga, tetapi Ia telah dikenal di provinsi Sulawesi Selatan sebagai pengusaha muda yang mendapat julukan ayam jantan dari timur. Pria yang lahir di Barru, Sulawesi Selatan pada 16 Juli 1945 ini adalah seorang pengusaha sekaligus politikus di Indonesia.
Pendiri Group Bosowa pada tahun 1968 yang telah membuatnya masuk ke daftar 40 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2007 dan 2008 ini dikenal dengan kerendahan hati dan keuletannya, ia telah menempa dirinya untuk menjadi seorang pekerja keras sejak kecil. Terbukti dengan prestasi yang dia telah torehkan di Indonesia, pria yang telah memiliki lima anak dari istrinya Ramlah Kalla, adik dari Jusuf Kalla, ini bergerak di empat divisi usaha, makanan, otomatif, industri dan lembaga keuangan.
Setelah anak-anaknya beranjak dewasa, Aksa mempercayakan Group Bosowa kepada mereka sementara pria yang sekarang berusia 68 tahun ini berkecimpung di dunia politik. Sebagai seorang aktivis mahasiswa angkatan 66, pria yang hobi berolahraga ini memang sangat tertarik ke dunia jurnalistik dan politik. Dia pun terpilih menjadi Anggota MPR RI Fraksi Utusan Daerah dari Sulawesi Selatan pada tahun 1999-2004.
Kemudian terjadi perubahan UUD 1945 di tahun 2002 dan berdasarkan perubahan ini fraksi utusan daerah berubah nama menjadi Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Pria yang juga memiliki beberapa proyek besar di wilayah Indonesia Timur dan Jawa Barat ini pun terpilih menjadi Anggota DPD dari Sulawesi Selatan tahun 2004-2009 dengan suara terbanyak.
Karir Aksa dalam dunia politik tidak berhenti sampai disitu, atas kepercayaan anggota MPR baik dari unsur DPD maupun DPR, Aksa dipilih menjadi salah seorang pimpinan MPR, menjabat sebagai Wakil Ketua MPR (2004-2009). Bagi pria yang juga memiliki pabrik semen di Maros, Makassar, ini, alasannya ke dalam dunia politik sepenuhnya adalah untuk mengabdi kepada seluruh bangsa Indonesia. Sebab, menurutnya, menjadi seorang politisi adalah pintu masuk demokratis untuk terjun langsung dalam mempengaruhi kebijakan negara demi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
Riset dan analisis: Desti Ayu Ruhiyati