Profil
Muhammad Nuh
Muhammad Nuh adalah Menteri Pendidikan Nasional Indonesia sejak 2009. Sebelumnya dia menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. Nuh lahir di Surabaya 17 Juni 1959. Anak ketiga dari 10 bersaudara dari keluarga petani, ini adalah lulusan S1 Teknik Elektro ITS pada 1983.
Gelar S2 dan S3 diraihnya dari Universite Science et Technique du Languedoc Montpellier Prancis. Dia juga telah dianugerahi gelar guru besar bidang ilmu digital system, 2004. Suami dari seorang dokter gigi Laily Rachmawati ini pernah menjabat rektor ITS pada periode 2003-2007.
Suatu saat Nuh ditelepon oleh staf Presiden SBY pada 5 Mei 2007 dan memintanya untuk menemui Presiden di Puri Cikeas, Bogor. Saat dipanggil itu, Nuh tidak merasa terkejut. Dia sudah menduga bakal dipercaya masuk kabinet. Apalagi setelah berbincang dengan Presiden di Cikeas itu, membahas seputar perkembangan informasi dan teknologi.
Nuh adalah Ketua Yayasan Pendidikan Al Islah Surabaya sudah yakin bahwa pos yang akan dipercayakan kepadanya adalah Menkominfo. Ketika dipanggil di kediaman Presiden, Cikeas dia diminta untuk memantau perkembangan informasi dan komunikasi. Kendati diminta konsentrasi di bidang teknologi informasi, Nuh mengaku tidak akan mengabaikan bidang lain seperti masalah penyiaran dan pers.
Muhammad Noeh mengatakan akan merencanakan suatu sistem yang terintegrasi antardepartemen, sehingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih mudah memantau kinerja tiap departemen. Setelah mendengar pengumuman reshuffle kabinet yang disampaikan langsung Presiden SBY, Senin 7 Mei 2007.
Nuh mengatakan akan segera mempelajari portofolio Departemen Komunikasi dan Informatika serta meneruskan rencana jangka pendek maupun jangka panjang departemen tersebut. Nuh mengaku tidak akan mengubah banyak apa yang sudah berjalan saat ini. Namun, ia berkeinginan menyatukan semua informasi dari tiap departemen dengan konsep information bridge.
Kepercayaan Presiden SBY kepada Nuh sangatlah besar dalam menyukseskan program kerjanya. Pada kabinet berikutnya, SBY mempercayakan ia untuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Hal itu dipengaruhi oleh kariernya di bidang akademik saat berada di ITS sebagai rektor di sana.
Riset dan analisa oleh Galih Setyo P.