Profil
Muhammad Prakosa
Sebelum diangkat menjadi menteri tidak banyak orang mengenal namanya. Kiprahnya di tengah masyarakat belum banyak terdengar.
Ia merupakan menteri yang dinilai para pengamat paling beruntung berkat kedekatannya dengan Megawati Soekarnoputri. Ia dipercaya memimpin Departemen Kehutanan Kabinet Gotong-Royong setelah sempat menjabat Menteri Pertanian Kabinet Persatuan.
Sebelum diangkat menjadi menteri ia adalah salah seorang anggota DPR-RI dari Fraksi PDIP. Suami dari Ir Sri Agustini ini memiliki anak kembar, Nurul Anjalna dan Ahmad Eka Perkasa, serta Ahmad Rangga Buana.
Selama menjabat Menteri Pertanian, ia sudah berusaha dengan semampunya untuk bisa berperan mengatasi kerawanan pangan yang terjadi ketika itu. Tapi tetap saja banyak orang tidak terlalu berharap. Sampai akhirnya ia diberhentikan oleh Gus Dur dari jabatan Menteri Pertanian pada 26 Agustus 2000.
Sebelum ditunjuk sebagai Menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan, ia pun pernah menjabat Wakil Kepala Perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO) di Jakarta. Pria kelahiran Yogyakarta, 4 Maret 1960, ini terakhir juga aktif di Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) PDI Perjuangan.
Dalam menjalankan kebijakan kehutanan, Prakosa menegaskan tidak ada yang bersifat sentralistik dan bertentangan dengan semangat Otonomi Daerah. Hal itu dikemukakannya sehubungan dengan adanya keluhan bahwa ia menjalankan kebijakan yang sentralistik.
Salah satu butir lima program prioritas Dephut terdapat butir penguatan desentralisasi yang diharapkan seiring dengan semangat Otonomi Daerah.
Sementara itu, hanya satu izin yang kewenangannya masih ada di tangan Menhut yakni Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada hutan alam atau IUPHHK pada hutan tanaman.
Riset dan analisa oleh Kahar Muzakkir.