Profil
Mulya E. Siregar
Pada daftar nama panitia seleksi calon Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahap II, terdapat nama Mulya E. Siregar yang saat ini menjabat sebagai Direktur Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI). Nama pria kelahiran Jakarta, 14 Maret 1957 ini mulai banyak dikenal saat ia duduk sebagai peneliti bank senior tim LitBang perbankan syariah pada tahun 2002. Kiprah di dunia ekonomi Mulya dinilai banyak orang tak main-main. Berawal dari keikutsertan dalam Pendidikan Calon Pegawai Muda (PCPM) BI pada tahun 1983, Mulya meniti karir di dunia ekonomi dengan mulus. Ia bahkan langsung menjabat sebagai Kepala Seksi Ekonomi dan Statistik Kantor Bank Indonesia Manado hanya berselang lima tahun dari awal pertama kali ia bergabung sebagai staf Bank Indonesia. Sebelumnya, lulusan Sosial Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) ini sempat menjabat sebagai Asisten Manager pada proyek PIR III Rimbo Bujang, Jambi.
Perlahan dan pasti, karir Mulya semakin melejit, hingga Menjabat sebagai Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI pada tahun 2010. Selama menjabat sebagai direktur, Mulya dikenal sebagai pimpinan yang tekun dan cepat tanggap dalam bertindak. Beberapa waktu lalu, ia sempat menekankan pentingnya menciptakan sebuah produk baru dalam pengembangan perbankan syariah. Menurutnya, pekerjaan tersebut tak mudah, maka perlu kerjasama yang baik antara para pihak terkait untuk menjadikan ekonomi Islam sebagai sebuah solusi ekonomi masyarakat. Lebih lanjut ia berpendapat bahwa dari total perbankan syariah di Tanah Air, baru dua hingga tiga bank syariah yang memiliki layanan selevel dengan bank konvensional. Menurutnya, perbankan syariah masih harus kerja lebih keras untuk menyamakan pelayanannya kepada nasabah. Ia menambahkan, arah kebijakan perbankan syariah pada tahun 2012 fokus pada penguatan intermediasi perbankan syariah pada sektor ekonomi produktif, pengembangan dan pengayaan produk yang lebih terarah, dan peningkatan sinergi dengan bank induk dengan tetap mengembangkan infrastruktur kelembagaan bisnis syariah. Selanjutnya, ia membeberkan lebih lanjut, peningkatan edukasi dan komunikasi, good governance dan pengelolaan risiko, serta penguatan sistem pengawasan adalah fokus perbankan berikutnya.
Selain meniti karir di BI, staf pengajar Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia ini pun memiliki pengalaman sebagai pembicara di berbagai seminar nasional maupun internasional di bidang Islamic Finance, diantaranya The Fifth Harvard University Forum on Islamic Finance di Boston-USA (2002), Islamic and Finance Conference di Cape Town-South Africa (2003), Islamic Finance and Banking Asia Conference di Singapore (2005), The Fourth Islamic Funds di Dubai-UAE (2006) dan pada tahun 2007 pada Islamic Finance Asia Conference di Singapore dan Financial Regulators Forum in Islamic Finance di KL-Malaysia.