Profil
Musni Umar
Mantan Ketua komite SMAN 70 Jakarta ini menyelesaikan pendidikan dasarnya di kampung halamanya. Sekolah Menengah Atas (PGAAN), Sekolah Menengah Pertama (SMPN), Sekolah Dasar (SDN) dan Madrasah Ibtidaiyah, dijalaninya di Kendari, Sulawesi Tenggara. Setelah menyelesaikan pendidikan S1, bekerja di PT. Indobuildco (Owning company of Jakarta Hilton International) dan PT. Intalan Works (The First Alumunium Extruder in Indonesia), dan sempat mendirikan perusahaan dan menjadi direktur utama beberapa perusahaan swasta. Selain itu, aktif menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (DPP HIPPI) di masa kepengurusan Ir. Iman Taufik (Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia) dan Suryo B. Sulisto (kini menjadi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia).
Di bidang sosial, pada masa menjadi anggota DPR/MPR mendirikan Pondok Pesantren Hubbul Wathan, dan menjadi Ketua Umum Yayasan Pondok Pesantren Hubbul Wathan sampai saat ini. Juga mendirikan Yayasan Pengembangan Pedesaan Indonesia. Pada tahun 2010, bersama kelompok pengajian yang digagas Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, yang diketuai Dr. Salim Albahri mendirikan Yayasan Albahri Nusantara, dan duduk menjadi Wakil Ketua.
Dalam bidang keilmuan, menulis banyak buku seperti Demokrasi dan Islam di Kalangan Orang-orang Miskin (2011), Korupsi di Alam Demokrasi (2011), Soft Power Approach Indonesia-Malaysia (2011), Mencari Akar Permasalahan Kemiskinan di Kendari dan Strategi Pemberdayaannya (2009), Al-Qur’an Demokrasi Politik dan Ekonomi (2004), Islam dan Demokrasi di Indonesia Kemenangan Abangan dan Sekuler (2004) dan DPRD di Era Otonomi Daerah (2003). Selain itu menyunting banyak buku seperti: Membangkitkan Memori Kolektif Kesejarahan Indonesia-Malaysia (2010), Meluruskan Arah Reformasi (2008), Korupsi Musuh Bersama (2004), Terobosan Pemulihan Ekonomi Indonesia (2002), dan Aceh Win-Win Solution (2002). Saat ini ia sedang melakukan pengusulan untuk menjadi Guru Besar (Profesor) dalam bidang Sosiologi di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Nama Musni Umar mulai dikenal publik karena kasus pencemaran nama baik Sekolah SMAN 70 Jakarta. Musni menuding adanya korupsi di sekolah tersebut. Ia bersikukuh bahwa komite sekolah SMAN 70 Jakarta melakukan tindak korupsi karena tidak adanya transparansi keuangan pihak sekolah kepada pihak komite sekolah yang diketuai oleh Musni. Pihak sekolah membantah semua yang dilontarkan oleh Musni. Kasus ini sedang dalam taraf peyelidikan oleh pihak kepolisian.
Riset dan analisa oleh Somya Samita