Profil
Nono Sampono
Letjen TNI (Mar) Nono Sampono S.Pi, M.Si. lahir di Bangkalan, Madura pada tanggal 1 Maret 1953. Sejak kecil, Nono hidup bersama ayah angkat yang juga adalah pamannya, Idris Sampono. Ayahnya yang berasal dari pulau garam, Madura dan ibu kandungnya yang berdarah Maluku Sulawesi berpisah saat usia Nono masih tiga tahun. Hidup bersama keluarga angkat dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan tidak pernah menyurutkan semangat Nono untuk terus bekerja keras.
Ayahnya, Idris Sampono, selalu mendorong Nono untuk tidak pernah berputus asa dan menyuruhnya untuk masuk ke sekolah yang bagus. Hingga akhirnya selepas lulus SMA, Nono berhasil kuliah di Fakultas Teknik Universitas Pattimura. Namun baru setahun di sana, Nino yang risau akan masa depannya jika terus kuliah memutuskan untuk berhenti kuliah dan masuk ke Akademi Angkatan Laut pada tahun 1972.
Selama menjadi taruna Akademi Angkatan Laut, Nino menjadi kebanggaan keluarganya. Tahun 1976, Nino lulus setelah berhasil menyelesaikan sekolahnya di AAL dengan baik. Sebagai wujud baktinya terhadap orang tuanya, Nino dengan uang tabungannya pulang ke kampung halaman dan memberikan sebuah rumah pada orang tuanya. Seiring dengan berjalannya waktu, karir Nono dalam dunia militer terus menanjak, sejumlah posisi strategis sempat dia jabat, seperti ketika dia dianugerahi pangkat Jenderal bintang tiga TNI Angkatan Laut.
Selain menjadi jenderal berbintang tiga, Nono dipercaya untuk memegang sejumlah jabatan penting lainnya seperti Komandan Paspampres, Gubernur AAL dan Komandan Jenderal Akademi TNI. Nono juga pernah menjadi anggota pasukan Danpaspampres di era kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri. Tahun 2010, Nono dilantik oleh Menteri Perhubungan sebagai Kepala Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) menggantikan pejabat sebelumnya Wardjoko.
Nono juga mulai menjajal dunia politik. Bersama Alex Noerdin didukung oleh beberapa partai termasuk di dalamnya partai Golkar, tahun 2012 Nono Sampono maju ke pemilihan umum kepala daerah sebagai wakil Gubernur Jakarta. Namun sayangnya dia gagal dalam pemilu tersebut. Meski gagal bukan berarti dia menyerah. Kemudian Nono mendaftar sebagai bakal calon gubernur Maluku periode 2013-2018 di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar setempat. Dia termotivasi untuk membangun Maluku mendorong mencalonkan diri di Partai Golkar.