LG Energy Solution Investasi US$ 5,6 Miliar untuk Pabrik Baterai EV di Arizona, AS
Merdeka.com - LG Energy Solution (LGES) akan melanjutkan proyek pabrik baterai kendaraan listrik senilai US$ 5,6 miliar, setara Rp 85 triliun, di Arizona, Amerika Serikat (AS).
Ini untuk memenuhi syarat insentif Federal yang dibentuk, berdasarkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA).
Keputusan LGES ini berasal dari kenaikan permintaan kendaraan listrik (EV) baterai berkualitas dan berkinerja tinggi yang diproduksi secara lokal, guna memenuhi kredit pajak EV berdasarkan Undang-undangPengurangan Inflasi.
-
Siapa yang mengembangkan baterai nuklir? Para ilmuwan dari Universitas Bristol, Inggris meluncurkan baterai bertenaga nuklir pertama di dunia yang menggunakan radioaktif yang tertanam dalam berlian.
-
Mengapa AHM gandeng rantai bisnis lokal untuk produksi motor listrik? Melalui program elektrifikasi AHM juga menggandeng rantai bisnis lokal dalam produksi sepeda motor listrik, sehingga kandungan komponen lokal mencapai angka di atas 40%. Upaya ini sekaligus memenuhi syarat TKDN guna mendapatkan bantuan pemerintah untuk pembelian sepeda motor listrik bagi konsumen.
-
Siapa yang membuat baterai berbasis air baru? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
-
Siapa yang mengembangkan baterai air? Ilmuwan RMIT Universitas Melbourne, Australia telah mengembangkan 'baterai air' yang dapat didaur ulang.
-
Apa tujuan AHM meluncurkan sepeda motor listrik? Sepanjang tahun 2023, PT Astra Honda Motor (AHM) meluncurkan dua unit sepeda motor listrik, yaitu Honda EM1 e: dan Honda EM1 e: PLUS. Hal tersebut sebagai bentuk komitmen dalam mendukung upaya realisasi netralitas karbon melalui program elektrifikasi kendaraan bermotor.
Padahal sebelumnya perusahaan asal Korea Selatan sedang menilai kembali rencana investasi 1,7 triliun won, karena kondisi ekonomi yang kurang memadai.
Rencana investasi baru ini menggabungkan LGES ke dalam daftar pemasok yang memperluas kapasitas produksi baterai kendaraan listrik di AS, yang didukung oleh subsidi IRA senilai US$ 369 juta (sekitar Rp 5,5 triliun).
Produsen baterai kendaraan listrik ketiga di dunia ini juga memasok untuk Tesla, Lucid Group, dan berbagai merek otomotif lain.
Pabrik di Arizona adalah proyek baterai AS kedua yang diumumkan LGES, sejak IRA menjadi undang-undang pada Agustus tahun lalu. Sebelumnya LGES memiliki rencana pabrik baterai senilai US$ 4,4 miliar di Ohio, bermitra dengan Honda Motor Jepang.
Pabrik baru tersebut akan memiliki dua fasilitas, yakni untuk baterai silinder EV dan baterai jenis litium besi fosfat (LFP) untuk sistem penyimpanan energi.
“Ketika LGES pertama kali mengumumkan rencana pabrik Arizona, Tesla mungkin tidak ada dalam daftar klien pabrik yang diusulkan. Namun, sekarang Tesla kemungkinan masuk daftar dan menjadi salah satu alasan utama investasi meningkat tajam,” ujar Rho Woo-ho, analis di Meritz Securities, dilansir dari Nikkei Asia, baru-baru ini.
Pihak LGES telah berdiskusi dengan Tesla dan perusahaan rintisan kendaraan listrik untuk membahas pasokan baterai dari pabrik yang diusulkan.
LGES mengatakan, produksi baterai EV dari pabrik baru mereka akan dimulai pada 2025 dan baterai jenis ESS pada 2026.
Reporter magang: Vallerie Dominic (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Samsung SDI dan General Motors Co. resmi menjalin kemitraan strategis untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik (EV) di Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaHadirnya pabrik katoda LG di Batang menjadi integrasi pembangunan hulu dan hilir ekosistem baterai kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaPabrik sel baterai EV di Karawang milik perusahaan joint venture antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution resmi beroperasi. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaPermintaan global untuk kendaraan listrik tumbuh pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBTR telah merampungkan pabrik tahap pertama di KEK Kendal dalam waktu 10 bulan dan saat ini menjadi pabrik anoda terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaPabrik tersebut merupakan bagian dari pembangunan ekosistem besar kendaraan listrik (EV) yang digaungkan pemerintah
Baca SelengkapnyaLuhut percaya, itu menjadi titik tolak bagi misi pemerintah mengurangi emisi CO2 sekitar 160.000 ton per tahun
Baca SelengkapnyaJokowi menilai hal ini sebagai komitmen Indonesia agar bisa bersaing di kancah global.
Baca SelengkapnyaProses pembangunan pabrik dalam waktu 10 bulan pascapenandatanganan perjanjian kerja sama di Beijing, China, Oktober 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaToyota berencana mendaur ulang baterai mobil hybrid lawasnya: Prius. Jadi baterai mobil hybrid tahun 90-an ini digunakan untuk baterai mobil listrik baru.
Baca Selengkapnyapemerintah Jepang akan mendanai 12 proyek yang berfokus pada baterai EV
Baca SelengkapnyaMenteri BUMN Erick Thohir menyatakan kesiapan perusahaan pelat merah untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.
Baca Selengkapnya