Revolusi Medis Indonesia-Italia: Cetak Organ Diharapkan jadi Solusi Gagal Ginjal, Kanker, dan Transplantasi Donor
Kerja sama antara Indonesia dan Italia menciptakan terobosan dalam bidang medis melalui teknologi pencetakan organ yang menggunakan sel punca.
Perkembangan inovasi di bidang kedokteran semakin pesat, dan kali ini Indonesia menarik perhatian dunia berkat terjalinnya kolaborasi strategis yang menjanjikan. Dipimpin oleh Prof. Dr. Deby Vinski, MSc, PhD, kerja sama ini melibatkan dua universitas terkemuka di Italia, yaitu Universit degli Studi "G. d'Annunzio" Chieti-Pescara dan Leonardo Da Vinci University Roma. Fokus utama dari kolaborasi ini adalah penelitian mengenai stem cell, teknologi pencetakan organ (organ printing), serta terapi genetik, yang diperkirakan akan mengubah wajah medis di seluruh dunia.
Langkah Bersejarah untuk Kedokteran Global
Kerja sama ini resmi dimulai dengan penandatanganan MoU di Italia, yang dihadiri oleh tokoh-tokoh akademik dan medis internasional, termasuk Sekjen WOCPM Paris, Prof. Dr. Svetlana Trofimova; Rektor Universitas Chieti, Prof. Liborio Stupia; dan Rektor Leonardo Da Vinci University Roma, Prof. Sergio Caputi. Bersama Prof. Deby, tim ahli yang mendukung pengembangan teknologi mutakhir ini juga hadir, seperti Prof. Bruna Sinjari, Prof. Alexander Trofimov, dan Prof. Vincenzo De Laurenzi.
Pencetakan Organ dan Analisis Genetik
Teknologi pencetakan organ berbasis stem cell menjadi fokus utama dalam kolaborasi ini. Dengan memanfaatkan sel dari pasien itu sendiri, teknologi ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi penyakit kronis seperti kanker, gagal ginjal, gangguan jantung, serta kerusakan hati, tanpa harus bergantung pada transplantasi donor yang memiliki risiko tinggi. Laboratorium canggih di Italia menjadi saksi bahwa inovasi ini didukung oleh keahlian dari tim profesor internasional yang terlibat. Selain itu, Celltech Vinski Tower, yang telah diakui secara global sebagai laboratorium pencetakan organ terakreditasi, kini menjadi Pusat Keunggulan Asia Pasifik untuk validasi stem cell, dengan pengakuan resmi dari Bechten Dickinson USA.
Menciptakan masa depan yang lebih baik untuk kesehatan Indonesia
Selain kemajuan dalam teknologi, kolaborasi ini juga mencakup program pelatihan bagi dokter Indonesia yang akan dibimbing oleh para ahli dari Italia. Hal ini bertujuan untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia di sektor teknologi medis terkini.
Prof. Deby, yang juga menjabat sebagai Presiden World Council of Stem Cell di Jenewa dan WOCPM Paris, percaya bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pusat health tourism global, dengan teknologi stem cell dan pencetakan organ sebagai daya tarik utama.
Celltech Vinski Tower sendiri telah memberikan layanan kepada beberapa klien VVIP di Indonesia, termasuk Jusuf Kalla, Surya Paloh, Hotman Paris, Joko Tjandra, dan Ustazah Oki Setiana Dewi.
Kerja sama antara Indonesia dan Italia ini tidak hanya menunjukkan langkah signifikan dalam inovasi medis, tetapi juga memberikan harapan baru bagi pasien di seluruh dunia. Sebagai pelopor dalam revolusi medis ini, Indonesia membuktikan kemampuannya untuk bersaing di tingkat internasional dengan menawarkan solusi medis yang lebih aman, efektif, dan berkelanjutan.
"Kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan dunia yang lebih sehat dan cerdas," ungkap Prof. Deby, menekankan pentingnya kerja sama dalam mencapai tujuan tersebut.