Profil
Paul-Michel Foucault
Paul-Michel Foucault merupakan intelektual serba bisa. Foucault- demikian ia akrab disapa- adalah seorang filsuf Perancis, sejarahwan, kritikus, sosiolog, dan psikolog. Foucault merupakan penulis cukup banyak karya-karya di bidang humaniora yang sangat berpengaruh di abad 20. Kenyataan ini aneh, mengingat Foucault dibesarkan dengan pendidikan utama di bidang filsafat. Namun apabila kita amati lebih jauh, hal ini semakin menunjukkan kecemerlangannya di berbagai ragam diskurkus keilmuan. Foucault juga kerap dikaitkan dengan strukturalisme, dan post strukturalisme meskipun ia sendiri menolak untuk masuk dalam kategori keduanya.
Foacault merupakan anak kedua pasangan Paul dan Anne yang lahir di Perancis tepatnya di Kota Pointiers pada 15 Oktober 1926. Keluarga Foucault memiliki sejarah keluarga yang berasal dari kalangan ahli bedah. Paul, ayahnya adalah guru besar dalam bidang anatomi di sebuah perguruan tinggi Perancis. Sementara ibunya, Anne juga berasal dari keluarga yang berprofesi ahli bedah. Latar belakang keluarga ahli bedah inilah yang kemudian menyebabkan pertengkaran hebat antara Foucault dan ayahnya yang bersikukuh mendorong anaknya untuk mengikuti jejak keluarga, menjadi seorang ahli bedah. Foucault, sebagai pribadi yang dianggap 'bermasalah' kejiwaan kemudian nekat dan menanggalkan nama depan Paul pada nama lengkapnya. Peristiwa ini pula yang membuatnya untuk memilih jurusan sastra dan sejarah ketika mendaftar di Ecole Normale Superieure tahun 1943.
Sebagai seorang yang diakui kecemerlangan otaknya sejak kecil, Foucault berhasil membuktikan kehebatannya di hadapan dosen dan kawan-kawannya di universitas. Hanya saja, selama berkuliah di sana Foucault mengalami masalah pergaulan. Kondisi pergaulan yang eksklusif layaknya kaum bangsawan membuat Foucault merasa frustasi, tertekan, dan depresi. Sampai pada puncaknya teman-temannya menemukan Foucault terbaring bersimbah darah di sudut kampus, akibat percobaan bunuh diri. Masa suram keluarga Foucault semakin bertambah setelah pengakuan Foucault bahwa dirinya seorang homoseksual, sesuatu yang dianggap kelainan menjijikkan di masa itu. Gusar akan 'penyimpangan' yang diderita anaknya, Paul membawa Foucault menjalani terapi mental untuk memulihkan kejiwaannya. Ketika menjalani perawatan itulah yang membuat Foucault tertarik untuk menggeluti psikologi ketika kembali ke Ecole Normale Superieure. Semasa menggeluti psikologi, Foucault kerap keluar masuk rumah sakit jiwa untuk mengamati bagaimana dokter melakukan terapi dan mengobati pasien-pasiennya.
Sempat masuk menjadi anggota Partai Komunis Perancis atas ajakan Louis Althusser. Pada tahun 1950-1953, pada 1955 ia kemudian bekerja di jurusan studi Romawi di Universitas Upsalla, Swedia. Di sini Foucault lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan, yang memiliki banyak koleksi buku, khususnya tentang kejiwaan. Dari sanalah kemudian lahir karya-karya monumental seperti Madness and Civization: A History of Insanity in the Age of Reason (1961), dan The Birth of The Clinic: An Archaeology of Medical Perception (1963).
Karir inetelektual Foucault semakin bersinar. Karya-karya yang dihasilkannya banyak mengundang antusiasme pembaca. Dalam karyanya, Foucault banyak melahirkan pemikiran yang kritis dan kontroversial. Studi kritisnya terhadap institusi sosial, seperti klinik, rumah sakit, penjara berpengaruh cukup luas. Pengagum Nietzsche ini juga melakukan kritik terhadap pandangan tentang seksualitas. Tulisannya mengenai relasi pengetahuan dan kekuasaan mendapat apresiasi yang sangat besar di kalangan lingkaran akademisi.
Selain aktif menulis, Foucault juga aktif dalam aksi-aksi politik. Ia juga kerap diundang ke banyak negara seperti Polandia, Tunisia, Jerman, dan Amerika Serikat untuk memberikan orasi ilmiah. Meskipun karir akademisnya semakin menanjak, kepribadiannya sebagai seorang yang 'menyimpang' tidak pernah memudar. Foucault dikenal sebagai seorang pemabuk, homoseksual, pecandu obat-obatan terlarang, opium, ganja, kokain, dan LSD. Kematiannya pada tanggal 25 Juni 1984 ditengarai disebabkan oleh penyakit AIDS.
Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan.