Cerita Sukses Desa BRILiaN Banjar Wangi: Gagal Panen Padi, Ganti Tanam Ubi hingga Ekspor ke Luar Negeri
Kepala Kades Prasetyo menggandeng pelbagai instansi untuk membangun membangun desa Banjar Wangi. Salah satunya BRI.
Besarnya potensi desa ini mengantarkan Banjar Wangi menjadi salah satu desa BRIlian sejak 2022.
Cerita Sukses Desa BRILiaN Banjar Wangi: Gagal Panen Padi, Ganti Tanam Ubi hingga Ekspor ke Luar Negeri
Desa Banjar Wangi di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor ternyata menyimpan potensi besar. Desa ini letaknya tak jauh dari Exit Tol Ciawi. Jalan masuk desa bisa diakses melalui Jalan Raya Tapos lalu menuju jalan Veteran III.
Desa dengan jumlah 7.000 penduduk ini kini mulai menggeluti budidaya ubi. Semua bermula ketika Desa Banjar Wangi dilanda kemarau panjang pada 2023 lalu.
Kepala Desa Banjar Wangi Supratno Prasetyo mengambil langkah perubahan dengan mengajak warga mengubah persawahan menjadi perkebunan ubi. Jenis ubi yang dipilih adalah ubi madu Banjarwaru. Dia bercita-cita, ubi Banjar Wangi menjadi produk unggulan yang bisa dijual oleh warga demi mendongkrak ekonomi.
Pras, begitu dia disapa bercerita. Dia menjabat sebagai kepala desa sejak 5 Februari 2021. Desa Banjar Wangi memiliki luas 110 hektare. Terdiri dari 7 rukun warga dan 29 RT.
Dia mengamati setiap RW di Banjar Wangi punya potensi berbeda-beda. Selain bertani padi, warga desa juga punya keterampilan membuat peci, baju sekolah hingga sandal.
"Alhamdullilah dari 7 RW itu potensi warganya berbeda-beda. Salah satunya potensi di RW 4, satu RW itu semuanya itu mempunyai keterampilan home industri,"
kata Pras saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (6/3).
merdeka.com
Ketika kemarau melanda, Pras berupaya menggali potensi lain dari desa agar tidak bergantung pada beras. Pras membuat terobosan dengan menanam ubi. Ubi dipilih karena merupakan tanaman yang punya karakter tidak membutuhkan banyak air.
Sejak memimpin 3 tahun lalu, Pras punya cita-cita untuk membangun desa mulai dari sumber daya alam, sumber daya manusia dan pembangunan ekonominya. Dia menilai ubi bisa menjadi alternatif peningkatan ekonomi warga desa. Selain mengubah mindset masyarakat akan ketergantungan pada beras."Kita sedang menggalakkan menanam ubi yang harapannya ke depan tanaman ubi ini selain kita jual ke luar untuk meningkatkan ekonomi, tetapi juga menjadi terobosan kami memperkenalkan kepada masyarakat bahwa pangan itu tidak hanya ketergantungan dengan beras," papar Pras.
Pras dan para staf desa menangkap penanaman ubi ini untuk mendukung program ketahanan pangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia berujar, anggaran ketahanan pangan pemerintah untuk Banjar Wangi harus dikelola secara berkesinambungan dan bermanfaat bagi warga.
"Kami dari Desa Banjarwangi langsung menangkap. Kami harus bisa menjalankan, dan mengartikan tujuan dari ketahanan pangan ini. Karena akhir-akhir ini kebutuhan pangan kita menjadi prioritas," kata Pras.
Ubi Banjar Wangi ditanam di lahan seluas 2,5 hektare. Lahan itu adalah buah kerja sama dengan warga desa yang memiliki lahan. Setelah satu tahun berjalan, lanjut Pras, ternyata hasil dari berkebun ubi luar biasa.
Pras tidak menyangka, ubi yang dipanen masyarakat bisa menembus pasar internasional. Ubi Banjar Wangi sudah diekspor hingga Jepang. Permintaan ekspor dari Jepang kini mencapai 1-2 ton per hari. Melihat besarnya peluang ekonomi ini, Petani pun makin antusias berkebun.
Namun, Pras mengatakan, desa tidak bisa memenuhi permintaan ekspor sebanyak itu melihat luas lahan dan modal yang kini digarap petani. Padahal ubi jenis ini, panennya bisa 3-4 bulan sekali untuk menghasilkan hasil yang bagus.
"Alhamdulillah sudah berjalan satu tahun ini manfaatnya luar biasa, di samping nilai ekonominya sendiri, karena ubi kami sudah diterima ke Jepang, pasar Internasional," terang dia.
merdeka.com
Desa Banjar Wangi Masuk Desa BRIlian
Kades kelahiran Jakarta ini menyadari membangun desa tidak bisa dilakukan sendiri. Apalagi untuk menjalankan program-program kerja yang dia usung untuk kesejahteraan warga desa.
Pras menggandeng pelbagai instansi untuk membangun membangun desa. Salah satunya dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Besarnya potensi desa ini mengantarkan Banjar Wangi menjadi salah satu desa BRIlian sejak 2022.
BRI Bantu Penghijauan
Bank BRI melalui Desa BRIlian melakukan pemberdayaan (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) UMKM dan mendorong potensi desa. Untuk Banjar Wangi, BRI memberikan bantuan berupa 800 bibit tanaman untuk mendukung program penghijauan.
Pras menuturkan, Banjar Wangi mendapatkan 800 bibit tanaman. Rinciannya, 300 bibit di tahun 2022 dan 500 bibit pada 2023. Dia mengatakan, Banjar Wangi sangat membutuhkan penghijauan melihat wilayah teritorialnya yang rawan longsor.
"Alhamdulillah BRI sudah dua kali membantu penghijauan di kami. Pertama itu di angka 300 di tahun 2022. 300 itu didominan jambu, duren, mangga. Setelah itu kedua bantuan 500 pohon lagi di tahun 2023. Yang kemarin itu paling banyak alpukat, mangga, duren, jambu dan jeruk," ujar Pras.
merdeka.com
Selain itu, BRI juga memberikan bantuan beasiswa kepada puluhan anak-anak desa Banjar Wangi. Pras menjelaskan, beasiswa disalurkan kepada anak-anak para pengrajin dan petani. Mulai dari tingkat SD sampai SMA. Harapannya, petani bisa fokus budidaya ubi tanpa dibebani biaya pendidikan anak mereka.
Petani pun merasa sangat terbantu dengan beasiswa BRI tersebut. Pras bersyukur, BRI berkontribusi besar dalam pembangunan desa Banjar Wangi. Sebab, bantuan beasiswa itu sejalan dengan program desa yaitu menciptakan satu KK, satu sarjana.
Tak hanya itu, bantuan dari BRI juga menyasar staf-staf desa. Para staf diberikan pelatihan terkait cara-cara pengembangan potensi desa.
Dia meyakini, keterlibatan bank pelat merah itu bisa memajukan ekonomi lewat pemberdayaan masyarakat desa. Pras percaya, desa yang maju akan membuat negara Indonesia maju.
Awal 2023 kemarin ada bantuan beasiswa yang mana beasiswa ini kan sejalan dengan program kita mencerdaskan anak bangsa, mencerdaskan masyarakat desa Banjarwangi. Karena salah satu program saya menciptakan satu KK, satu sarjana.
Apa Itu Desa BRIlian?
Program Desa Brilian memiliki tujuan untuk meningkatkan kapabilitas pengelolaan desa untuk kemajuan desa tersebut.
Dengan adanya program ini, diharapkan desa yang ikut serta dapat mengoptimalkan seluruh potensi yang ada, salah satunya pemanfaatan teknologi digital dalam berbagai aspek.
Program ini pula memiliki beberapa aspek pemberdayaan yaitu BUMDes, Digitalisasi Desa, Inovasi Desa, serta keberlangsungan desa. Desa-desa yang tergabung dalam program Desa BRIlian diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke desa-desa lainnya.
Sejak digulirkan pada tahun 2020, Desa BRILiaN telah diikuti lebih dari 3.000 desa yang aktif dan berkomitmen untuk maju bersama program-program yang telah digagas.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, Desa BRILiaN kembali digelar tahun 2024. Program ini sebagai upaya nyata BRI untuk mengambil bagian dalam mengembangkan dan memajukan perekonomian desa.