Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Kisah sukses kota dunia atasi banjir

5 Kisah sukses kota dunia atasi banjir banjir bundaran hi. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Pepatah itu barangkali tidak berlaku bagi penanganan masalah banjir.

Peristiwa terendamnya sebagian besar wilayah Ibu Kota Jakarta pekan lalu membuat sejumlah kalangan menekankan pentingnya kita belajar dari pengalaman negara lain dalam mengatasi banjir.

Sejumlah kota di dunia sudah banyak yang mengalami permasalahan banjir seperti Jakarta saat ini. Kota-kota yang berhasil mengatasi banjir tentu patut dicontoh dan dipelajari.

Orang lain juga bertanya?

Bagaimana kisah dan cara kota-kota di dunia mengatasi banjir. Simak ulasannya berikut ini.

Curitiba (Brasil)

Brasil adalah negara dengan populasi perkotaan terbesar no.4 di dunia setelah China, India, dan AS. Penduduk Brasil tumbuh 1,8% setiap tahun antara tahun 2005 dan 2010. Namun di kota Curitiba, ibu kota negara bagian Parana, Brasil, tantangan ini berhasil diatasi dalam beberapa dekade terakhir dengan menggunakan sistem yang inovatif sehingga Curitiba menjadi inspirasi kota-kota lain di negara itu bahkan di dunia.Curitiba memakai pola pembangunan 'radial segaris-bercabang' (radial linear-branching pattern) yang – melalui kombinasi pengaturan zona lahan dan infrastruktur transportasi publik – berupaya mengalihkan lalu lintas dari pusat kota dan membangun perumahan, pusat layananan dan industri dalam lokasi sumbu radial.Curitiba berhasil mengatasi masalah banjir dengan mengubah area yang rawan menjadi taman dan menciptakan danau buatan untuk menampung banjir.Biaya yang dibutuhkan untuk strategi ini -termasuk untuk merelokasi wilayah pemukiman kumuh- diperkirakan lima kali lebih rendah dibanding ketika kota harus membangun saluran kanal banjir. Efek positif lain yang patut diperhitungkan; nilai properti dan penerimaan pajak di wilayah ini juga terus naik.Curitiba adalah contoh sebuah kota yang – dengan perencanaannya yang cerdas – berhasil menghindari kerugian sosial, ekonomi dan lingkungan akibat pertumbuhan ekonomi, sekaligus berhasil meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas hidup penduduknya.

Tokyo (Jepang)

Bagaimana cara Tokyo atasi banjir? Kehidupan Tokyo ditopang dari bawah tanah. Saking banyaknya terowongan bawah tanah yang terintegrasi membuat kehidupan bawah tanah Tokyo sangat kompleks. Terdapat drainase kota, pengendali banjir, subway, underground highway, pipa air minum dan gas, dan lain-lain. Semuanya saling terintegrasi dengan perencanaan yang luar biasa matang.Terowongan Deep Tunnel Tokyo utamanya didesain dan dibuat untuk mengatasi banjir, terutama pada musim hujan dan musim badai topan.(Jepang adalah Negara subtropik kepulauan dengan bahaya badai topan)Musim hujan di Jepang jatuh pada bulan Juni, dalam masa pancaroba sebelum musim panas, terkadang hujan turun 4-5 hari tanpa henti, mencurahkan jutaan gallon air yang harus sanggup ditampung oleh Deep Tunnel tersebut. Apalagi kalau dilanda badai topan, jumlah air dalam 1 hari sama dengan curah hujan 2 bulan.Proses desain dan pembuatan Tokyo Deep Tunnel membutuhkan waktu 19 tahun dan menyedot banyak kas uang APBD Tokyo. Bayangkan 19 Tahun, dan itu dilaksanakan dengan penuh komitmen.Awal pengerjaan dimulai dengan desain yang melibatkan banyak pakar, dari tata kota, geologis, ekonomi, sosial, dari berbagai elemen. Mulai dari struktur tanah, harus tahan gempa, kekuatan menahan derasnya jutaan galon air, efek pendanaan terhadap perekonomian, efek sosial yang terjadi, dan seterusnya.Perencanaan yang matang dengan eksekusi yang penuh tanggung jawab membuat proyek 19 tahun ini sukses.

Kuala Lumpur (Malaysia)

Pembangunan yang pesat di Kuala Lumpur dan menurunnya kapasitas sungai yaitu Sungai Klang untuk menyerap air, kota besar seperti Kuala Lumpur, Malaysia, tak terlepas juga dari masalah banjir.Untuk mengatasi banjir tersebut, maka Kuala Lumpur membuat proyek pengendalian banjir yang disebut Stormwater Management and Road Tunnel (SMART). Proyek ini dibiayai oleh Kerajaan Malaysia dan pengerjaan sepenuhnya dilaksanakan oleh pihak swasta.Proyek ini melibatkan berbagai instansi di Malaysia seperti Jabatan Pengairan dan Saliran Malaysia, serta Lembaga Lebuhraya Malaysia. Tujuan proyek ini bukan hanya untuk pengendalian banjir di Kuala Lumpur, tapi juga mengatasi kemacetan di pintu masuk Kuala Lumpur dari arah selatan Sungai Besi.Lingkup proyek SMART ini mencakup pembuatan terowongan (bypass tunnel) sepanjang kira-kira 9,7 km, pembuatan kolam-kolam penampung air, pembuatan twin box culvert outlet structure dan lain sebagainya. Dari kajian yang dilakukan, kolam-kolam penampung dan terowongan ini akan mampu menampung air banjir sebanyak 3 juta meter kubik.

Rotterdam (Belanda)

Selama ribuan tahun -tanah Belanda yang sebagian besar lebih rendah dari permukaan laut- membuat bangsa Belanda selalu mencari cara untuk mengatasi banjir dari laut utara yang ganas yang sewaktu-waktu dapat memporakporandakan negeri itu.Pembangunan benteng-benteng pertahanan dari banjir, adalah dengan membuat bendungan-bendungan dan tanggul-tanggul dengan sistem buka tutup yang kompleks. Satu hal memicu penemuan hal lainnya, setelah ditemukannya pompa sistem hidrolik dengan menggunakan kincir angin untuk mengeringkan air laut.Sebagai kota dengan memiliki pelabuhan terbesar di Belanda, Kota Rotterdam mampu menangani banjir yang selama ini menggenangi kawasan industri dan pusat kota, telah mengubahnya menjadi kota yang indah.Penerapan teknologi guna mengatasi problem banjir di Rotterdam, menggunakan sistim buka tutup pintu bendungan yang bergerak otomatis di saat air laut pasang maupun surut.

Bangkok (Thailand)

Selain berhasil menekan kemacetan dengan pengembangan kereta bawah tanah, Bangkok, Ibu kota Thailand, juga telah lama berhasil mengendalikan banjir. Bangkok telah berpengalaman puluhan tahun dalam menghadapi banjir yang menimpa daerahnya. Warganya tidak lagi perlu takut akan akan adanya banjir parah, karena ibu kota Thailand ini mempunyai sistem yang disebut “pipi monyet”.Pipi monyet adalah sistem penampungan yang terdiri dari 21 wadah penampungan air hujan. Penampungan ini dapat menampung air hujan yang berlebih hingga 30 juta kubik. Lalu pada musim panas, air ini dapat digunakan untuk keperluan konsumsi warga Bangkok, termasuk di antaranya air minum dan air keran.“Nama ini terinspirasi dari monyet yang biasanya makan berlebih. Kelebihan makanan ini disimpan di pipinya, sehingga pipinya menggembung. Ketika nanti dia merasa lapar, dia akan memakan makanan di pipinya tersebut.Sebenarnya Bangkok yang terletak satu meter di bawah permukaan laut rawan terkena banjir. Ditambah lagi jika terjadi hujan lebat, gelombang tinggi dari Sungai Chao Praya akan meluap hingga ke pusat kota.Bangkok juga memiliki tanggul sepanjang 72 kilometer dan saluran air sepanjang 75 kilometer untuk mengalirkan air yang meluap dari sungai Chao Phraya. Sistem pengendalian banjir ini mulai dikembangkan oleh Bangkok setelah kota ini didera banjir parah 27 tahun lalu. Kala itu Bangkok tenggelam selama hampir tiga bulan. (mdk/bal)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kerja Bakti Cegah Banjir Jakarta
Kerja Bakti Cegah Banjir Jakarta

Jakarta dan sekitarnya telah masuk musim penghujan. Tak jarang di sejumlah titik ibu kota tergenang banjir.

Baca Selengkapnya
Sejarah Banjir Jakarta, Sejak Zaman VOC Tak Pernah Beres
Sejarah Banjir Jakarta, Sejak Zaman VOC Tak Pernah Beres

Banjir menjadi bencana alam yang sering terjadi di kota metropolitan Jakarta. Ternyata, banjir Jakarta telah terjadi sejak lama.

Baca Selengkapnya
Lima Ruas Jalan di Jakarta Banjir Pagi Ini
Lima Ruas Jalan di Jakarta Banjir Pagi Ini

BPBD DKI telah memetakan 25 kelurahan rawan banjir di Jakarta

Baca Selengkapnya
Hujat Lebat, Lima RT di Jakarta Tergenang Banjir Siang Ini
Hujat Lebat, Lima RT di Jakarta Tergenang Banjir Siang Ini

Ada pula genangan yang terjadi karena disebabkan oleh banjir pesisir atau Rob

Baca Selengkapnya
Hingga Jelang Siang, 4 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir
Hingga Jelang Siang, 4 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir

Sebanyak 57 RT yang juga sempat teredam banjir kini air sudah surut dan mereka mulai membersihkan rumah.

Baca Selengkapnya
Diresmikan Jokowi, Stasiun Pompa Ancol Sentiong Diklaim Kurangi Banjir Jakarta 62 Persen
Diresmikan Jokowi, Stasiun Pompa Ancol Sentiong Diklaim Kurangi Banjir Jakarta 62 Persen

Stasiun Pompa Ancol Sentiong, diklaim Jokowi bisa mengurangi banjir DKI Jakarta hingga 62 persen

Baca Selengkapnya
Daftar 40 RT dan Lima Ruas Jalan di Jakarta Banjir hingga Kamis Pagi
Daftar 40 RT dan Lima Ruas Jalan di Jakarta Banjir hingga Kamis Pagi

Banjir salah satunya disebabkan luapan Kali Pesanggrahan.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Masalah Jakarta Sedikit Demi Sedikit Mulai Terselesaikan
Jokowi: Masalah Jakarta Sedikit Demi Sedikit Mulai Terselesaikan

Masalah kemacetan Jakarta sudah diminimalisir berkat pembagunan MRT, LRT, kereta bandara hingga kereta cepat Whoosh.

Baca Selengkapnya
Pramono Anung Sindir RK: Warga Jakarta Utara Tak Mimpi Wilayahnya Jadi Dubai
Pramono Anung Sindir RK: Warga Jakarta Utara Tak Mimpi Wilayahnya Jadi Dubai

Bakal calon Gubernur Jakarta Pramono Anung menyindir Ridwan Kamil bahwa warga Jakarta Utara tidak bermimpi wilayahnya disulap seperti Dubai.

Baca Selengkapnya
Ini Solusi Ampuh Pj Gubernur DKI Heru Budi Atasi Banjir di Jakarta
Ini Solusi Ampuh Pj Gubernur DKI Heru Budi Atasi Banjir di Jakarta

Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta akan memantau faktor terjadinya banjir dan kesiapan pompa saat dibutuhkan.

Baca Selengkapnya
30 RT di DKI Jakarta Masih Terendam Banjir, Berikut Rinciannya
30 RT di DKI Jakarta Masih Terendam Banjir, Berikut Rinciannya

Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat

Baca Selengkapnya
Dharma Pongrekun Lihat Banjir sebagai Rezeki Tuhan: Kita Bisa Dimanfaatkan untuk Kebaikan Jakarta
Dharma Pongrekun Lihat Banjir sebagai Rezeki Tuhan: Kita Bisa Dimanfaatkan untuk Kebaikan Jakarta

Dharma Pongrekun mengajak semua pihak mengubah sudut pandang soal banjir.

Baca Selengkapnya