Akkaddo Bulo, tradisi turun temurun pesta rakyat meriahkan HUT RI
Merdeka.com - Ragam rupa cara warga memeriahkan peringatan hari jadi kemerdekaan RI. Mulai dari upacara ceremoni bernuansa perjuangan, kemerdekaan hingga permainan-permainan rakyat yang menghibur.
Di Kabupaten Gowa, di dua dusun hasil pemekaran yakni Dusun Tama'la'lang Timur dan Tama'la'lang Barat di Desa Tamanyeleng, Kecamatan Barombong atau sekitar 10 kilometer dari Kota Makassar lain lagi. Di sana warganya serentak membuat menu khas di rumah masing-masing dan menyuguhkan ke kerabat yang datang ke rumah.
Sukacita saat menyantap bersama menjadi kegembiraan tersendiri saat kerabat kembali ke rumah masing-masing dengan membawa pulang oleh-oleh penganan khas dari pesta rakyat ini. Menu khas yang dimaksud adalah 'kaddo bulo' atau makanan dalam bambu. Proses membuat dan menikmati penganan ini disebut 'akkaddo bulo'.
-
Kapan 17 Agustus diperingati? Agustus merupakan bulan bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Kemerdekaan negeri ini dideklarasikan pada 17 Agustus.
-
Apa yang dirayakan di tanggal 17 Agustus? Tahun ini, Indonesia memperingati hari ulang tahun (HUT) yang ke-78 tahun.
-
Apa yang dirayakan pada tanggal 17 Agustus? Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang diperingati setiap 17 Agustus adalah momen penting yang merayakan pencapaian dan perjuangan bangsa.
-
Bagaimana cara merayakan HUT RI ke-78? Untuk memeriahkan HUT RI ke-78, ada berbagai cara yang bisa dilakukan selain turut serta dalam lomba 17an. Salah satunya adalah membagikan ucapan selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke-78.
-
Kapan Indonesia merayakan HUT RI ke-78? Tahun 2023 ini, bangsa Indonesia akan merayakan hari jadi kemerdekaan yang ke-78.
-
Kapan HUT RI dirayakan? Tanggal 17 Agustus merupakan momen bersejarah bagi bangsa Indonesia, menandai hari kemerdekaan yang dirayakan dengan penuh semangat di seluruh pelosok tanah air.
Kaddo bulo berbahan dasar dari nasi ketan baik ketan hitam maupun putih. Dimasukkan dalam sebatang bambu berukuran panjang antara ruas dari ujung ke ujung 40 centimeter bersama santan kental yang telah diberi sedikit garam untuk menambah rasa. Sisi dalam bambu sebelumnya dilapisi daun pisang sebelum beras ketan dimasukkan. Kemudian ujung atas bambu ditutup lalu dibakar.
Akkado bulo ini serentak digelar tanggal 18 Agustus atau sehari setelah hari H peringatan HUT RI, 17 Agustus. Digelar selama tiga hari, mulai dari masing-masing keluarga menyiapkan bambu, beras ketan, kelapa, daun pisang juga kayu-kayu untuk membakar. Hingga puncaknya, makan bersama di rumah masing-masing sembari melayani tamu yang menyambangi rumah. Baik itu tetangga, kerabat dekat maupun kerabat jauh. Selain penganan kaddo bulo ini, ada menu lain yang mengawalnya seperti buras atau bahasa Makassar-nya disebut burasa', lappa'-lappa' yang juga penganan dari ketan dibalut daun kelapa tetapi proses akhirnya dimasak bukan dibakar. Ada pula menu kari ayam dll. Tentunya sembari menikmati persembahan acara hiburan di lapangan yang telah dipersiapkan. Antara lain persembahan kanuragan silat oleh pemuda-pemuda desa.
Menyambangi warga di dusun ini siang tadi menimbulkan kesan tersendiri. Semburat sukacita, keikhlasan dan kebersamaan terpancar. Masing-masing warga mempersiapkan batang-batang bambu, daun pisang, kelapa yang dibutuhkan dan kayu-kayu untuk pembakaran. Mereka bergembira menyambut malam puncak tradisi ini, yang di situ berkumpul sanak keluarga, tetangga untuk mempererat tali silaturrahim.
Herman Daeng Tinri, (48), salah seorang warga yang ditemui mengatakan, selain tetangga dan kerabat dekat, keluarganya juga menanti kedatangan kerabat jauh yang berdomisili di daerah lain seperti Kabupaten Takalar. Diakui, di tradisi akkaddo bulo ini, merogoh kocek senilai Rp 3 juta. Pengeluaran paling mahal adalah beli beras ketan seharga Rp 8 000 perliter. Kali ini dia siapkan 120 liter. Pengeluaran lainnya adalah membeli bambu yang harganya Rp 6.000 perbatang yang kemudian dipotong-potong tiap ruas menjadi 120 lebih batang bambu.
"Kita tidak memikirkan nilai ekonomi yang dikeluarkan dari acara ini karena yang kita harapkan di sini adalah silaturrahminya. Kita juga bahagia kalau keluarga kita membawa pulang kaddo bulo. Berkumpul bersama keluarga di tradisi akkaddo bulo ini melebihi meriahnya silaturrahmi saat lebaran," tutur Herman, suami dari Rahmatiah, (45) ini.
Sementara Kamaluddin Daeng Narang, (52), salah seorang warga yang dituakan di dusun ini menjelaskan, ada sekitar 450 keluarga dari dua dusun yakni Dusun Tama'la'lang Timur dan Barat yang berpartisipasi di kegiatan 'attamu taung' atau kegiatan tahunan ini. Tradisi ini sudah dihelat oleh warga sejak zaman kerajaan dan dilanjutkan dari generasi ke generasi di kampung yang di zamannya dikenal sebagai kampung yang warganya tidak pernah diperbudak atau dipekerjakan kasar pihak penguasa sehingga kampungnya dinamakan Tama'la'lang yang artinya tidak diperbudak atau warga merdeka.
Poin penting dari tradisi ini adalah kebersamaan, mempererat silaturrahim. "Kalau pemerintah jeli melihat perkembangan warganya, di tradisi ini kita bisa mengukur progress kesejahteraan warga. Biasanya satu keluarga hanya membuat 10 atau 15 liter "kaddo bulo" tapi lama kelamaan bisa mencapai ratusan liter. Itu tandanya, kesejahteraan warga kian hari kian meningkat. Produksi pertaniannya banyak berhasil," tutur Kamaluddin Daeng Narang. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat sebentar lagi akan memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus.
Baca SelengkapnyaSetiap tahun, semangat kemerdekaan diwujudkan dalam berbagai bentuk dekorasi yang menghiasi rumah, jalanan, hingga instansi pemerintahan.
Baca SelengkapnyaPada peringatan hari kemerdekaan tahun ini, Istana mengundang 8.000 warga secara fisik.
Baca SelengkapnyaIndonesia merayakan Hari Ulang Tahun ke-78 pada 17 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaBahkan untuk anak-anak, perayaan dan lomba dalam rangka HUT Ke-78 Republik Indonesia tahun ini adalah yang pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaSetiap 17 Agustus bangsa Indonesia memperingati kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah, keringat, dan air mata oleh para pahlawan.
Baca SelengkapnyaUmbul-umbul adalah elemen dekoratif yang sering digunakan dalam berbagai acara dan perayaan di Indonesia, terutama saat menyambut Hari Kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaPawai Dongdang dimeriahkan arak-arakan hasil bumi dan makanan yang dihias dalam beraneka bentuk dengan diiringi suara kendang, angklung dan pukulan lesung.
Baca SelengkapnyaMasyarakat dari berbagai etnis di Indonesia berkumpul dan berbaris sambil mengenakan pakaian daerahnya masing-masing.
Baca SelengkapnyaTahun lalu, Jokowi memakai baju adat Dolomani dari Buton, Sultra. Tahun ini kira-kira dari mana ya?
Baca SelengkapnyaPendaftaran melalui situs resmi mulai dibuka besok.
Baca Selengkapnya