Anak Gus Dur Buka Suara, Tanggapi Seteru PBNU dan PKB Minta Sosok Ini jadi Penengah
Konflik antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih bergulir.
Konflik antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih bergulir.
Perseteruan ini membuat anak salah satu pendiri PKB sekaligus putri Presiden ke-4 RI K.H Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid buka suara.
Yenny meminta sosok ini untuk menjadi penengah konflik tak kunjung usai tersebut.
"Kiai Ma'ruf Amin bisa mengambil peran besar bisa mengajak para kiai sepuh bu nyai-bu nyai sepuh untuk duduk bersama. Mengajak semua pihak Gus Yahya, Cak Imin, dan Gus Saiful untuk duduk bersama, lalu dirembuk bersama apa sih yang menjadi kepentingan bersama ini apa," ucap Yenny usai bertemu dengan Wapres di kediaman resmi Wapres, Jakarta, Senin (19/8).
Gus Yahya atau Yahya Cholil Staquf adalah Ketua Umum PBNU, Gus Saiful atau Saifullah Yusuf merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU, serta Cak Imin atau Muhaimin Iskandar adalah Ketua Umum PKB.
Kepada Ma'ruf Amin, Yenny mengungkapkan kegelisahannya atas kondisi yang saat ini terjadi antara PBNU dan PKB. Dia dan Wapres sepakat bahwa adanya PBNU dan PKB merupakan berkah bagi Indonesia sehingga harus sama-sama dijaga.
Untuk itu, dia memohon kepada Wapres sebagai sesepuh NU bisa mengajak PBNU dan PKB mediasi bersama agar tercipta proses dialog yang mandiri.
"Hal itu untuk menutup kemungkinan ada pengaruh-pengaruh luar yang kemudian malah justru bisa panjang dampaknya bagi kemaslahatan NU sendiri," ucap Yenny.
Apalagi, lanjut dia, PBNU dan PKB adalah institusi yang didirikan untuk mengusung nilai-nilai kemaslahatan di tengah masyarakat.
"NU adalah organisasi masyarakat yang harus berjuang untuk kepentingan masyarakat. PKB sendiri juga harus berjuang untuk memastikan bahwa kebijakan publik adalah kebijakan yang dimaksudkan untuk kebaikan di masyarakat. Jadi, dua-duanya adalah berkah untuk Indonesia, harus dijaga," tutur Yenny.
Sebelumnya, Wapres Ma'ruf Amin menyatakan kesediaannya menjadi penengah atas konflik yang terjadi antara PBNU dan PKB.
Hal ini diutarakan Wapres dalam keterangan persnya usai meninjau MuseumKu Gerabah Timbul Raharjo Kasongan, Kajen, Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta, Rabu (7/8).
"Kalau keinginan mereka itu untuk saya dimintai sebagai orang yang bagaimana mengislahkan, mendamaikan dengan tulus dengan ikhlas, saya sangat bersedia," kata Wapres
Menurut Wapres, mendamaikan dua pihak yang berseteru merupakan perintah agama, terlebih dirinya merupakan salah satu pendiri PKB dan juga pernah aktif di PBNU. Seperti dikutip Antara.