Wasekjen Soal PBNU Diminta Kiai Benahi PKB: Ranahnya Beda, Tidak Bisa Saling Intervensi
PKB sebagai partai politik dan PBNU sebagai organisasi masyarakat tidak bisa saling intervensi satu sama lain.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda buka suara soal hasil pertemuan para kiai di Pesantren Tebuireng, Jombang. Pertemuan itu meminta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk memperbaiki PKB.
Huda menegaskan PBNU dan PKB mempunyai wilayah masing-masing karena berada pada ranah yang berbeda.
Huda mengatakan, PKB sebagai partai politik dan PBNU sebagai organisasi masyarakat tidak bisa saling intervensi satu sama lain.
"Semua ada tempatnya masing-masing, semua punya wilayah masing-masing yang tidak bisa saling intervensi," kata Huda di DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (13/8).
Hubungan PKB dan PBNU
Lebih lanjut, Huda mengutip perkataan Ma'ruf Amin atau Kiai Ma'ruf yang juga merupakan salah satu pendiri sekaligus ketua dewan syuro pertama PKB sebelum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Menurut Huda, PBNU dan PKB tak memiliki hubungan struktural.
"Kiai Ma'ruf sendiri sebagai pendiri PKB menyampaikan juga bahwa hubungan PKB dengan NU itu hubungan tiga hal, hubungan aspiratif, kultural, dan historis. Tidak ada hubungan struktural," kata dia.
Selain itu, Huda melanjutkan, konstitusi dengan tegas membedakan ranah partai politik dengan organisasi masyarakat. Menurut Huda, undang-undang mengatur secara struktural ranah partai politik dan organisasi masyarakat.
"Nah pada konteks hubungan struktural, konstitusi dengan tegas memberikan koridor partai politik berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011, organisasi masyarakat berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2017. Jadi ranah yang beda," ujar Huda.
Gus Yahya Dapat 'Mandat Tebuireng' Tangani Perseteruan PBNU Vs PKB yang Sudah Berlangsung 15 Tahun
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya mendapatkan mandat dari Rais Aam KH Miftachul Ahyar, untuk menangani hubungan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).Perseteruan antara PBNU vs PKB ini pun disebut Gus Yahya sudah berlangsung sejak 15 tahun yang lalu."Kemarin kiai berkumpul (di pesantren Tebuireng, Jombang). Mendalami masalah-masalah terkait hubungan PBNU dan PKB," kata Gus Yahya ketika ditemui wartawan di Kediaman Rais Aam pesantren Miftachussunnah Surabaya, Selasa (13/8).Setelah mendapatkan 'Mandat Tebuireng', Rais Aam PBNU KH Miftachul Ahyar hari ini kemudian memanggil Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang kebetulan berada di Surabaya."Saya tadi mendapatkan perintah langsung dari Rais Aam untuk menindaklanjuti laporan dari para kiai," terang Gus Yahya.Terkait langkah apa yang akan dilakukan dalam menghadapi Muktamar PKB, Gus Yahya mengaku akan segera mematangkan rumusannya.Menurut Gus Yahya, masalah antara PKB dan PBNU sebenarnya bukan baru. Hubungan yang tidak baik ini sebenarnya telah terjadi dalam 15 tahun terakhir atau sejak PKB dipimpin Muhaimin."Ini berlangsung lama sudah lebih dari 15 tahun. Masalah di dalam hubungan PKB dan NU ini sudah lama sekali. Tapi selama ini belum pernah dilakukan upaya-upaya yang masif mengelolanya," katanya.Sementara itu, turut hadir dalam pertemuan di Kediaman Rais Aam PBNU kali ini adalah Pengasuh Pesantren Lirboyo, KH Anwar Mansyur; kemudian Pengasuh Pesantren Sidogiri KH Nurhasan; Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz; Wakil Rais Aam PBNU sekaligus Pengasuh Pesantren Al Amin Kediri KH Anwar Iskandar; Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong KH Mutawakil Alallah, serta sejumlah kiai lainnya yakni perwakilan kiai dari Indonesia timur dan Indonesia bagian barat.Sebelumnya, sejumlah kiai dari berbagai pondok pesantren (Ponpes) berkumpul di Jombang, Jawa Timur. Mereka bertemu dengan tim asistensi atau tim Pansus (panitia khusus) bentukan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terkait dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).Dipimpin KH Anwar Iskandar dan KH Amin Said Husni dari tim pansus menyatakan, dalam pertemuan ini disepakati sebuah pernyataan sikap. Terutama, terkait hubungan PBNU dengan PKB."Bisa saya simpulkan ada dua kesepakatan dalam pertemuan ini yakni. Pertama para kiai-kiai sepakat bahwa Antara PBNU dan PKB memiliki hubungan Idiologis, Historis, Politis, Organisatoris dan Kultural," kata KH Anwar Iskandar membacakan hasil kesepakatan, Senin (12/8).Kesepakatan kedua, para kiai meminta PBNU segera mengambil langkah strategis dalam rangka perbaikan PKB."Usulan kedua agar PBNU segera melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka ndandani (memperbaiki) PKB ke depan," tambah KH Anwar Iskandar.