Kenali Gejala Tofus Asam Urat yang Sering Diabaikan dan Dampaknya bagi Kesehatan
Berikut gejala tofus asam urat yang sering diabaikan.

Tofus asam urat atau dalam bahasa medis disebut tophus (jamak: tophi) merupakan manifestasi lanjut dari penyakit asam urat atau gout yang sudah berlangsung lama. Tofus terbentuk akibat penumpukan kristal monosodium urat di jaringan lunak tubuh, terutama di sekitar persendian.
Kondisi ini umumnya terjadi pada penderita hiperurisemia kronis yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Secara visual, tofus tampak sebagai benjolan keras berwarna putih kekuningan di bawah kulit.
Ukurannya bervariasi, mulai dari sebesar kacang hingga bisa mencapai ukuran yang cukup besar. Lokasi tofus paling sering ditemukan di jari-jari tangan dan kaki, siku, lutut, serta daun telinga. Namun, tofus juga bisa terbentuk di organ dalam seperti ginjal atau jantung.
Pembentukan tofus merupakan upaya tubuh untuk “mengamankan” kelebihan asam urat dengan cara mengendapkannya di luar aliran darah. Meski demikian, keberadaan tofus dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat.
Bagaimana gejala tofus asam urat yang sering diabaikan dan dampaknya bagi kesehatan? Melansir dari berbagai sumber, Jumat (21/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Penyebab Terbentuknya Tofus
Tofus asam urat terbentuk sebagai akibat dari kondisi hiperurisemia yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap pembentukan tofus antara lain:
- Produksi asam urat berlebih: Tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat, melebihi kemampuan ginjal untuk membuangnya.
- Gangguan ekskresi asam urat: Ginjal tidak mampu membuang asam urat secara efektif, menyebabkan penumpukan dalam darah.
- Faktor genetik: Beberapa orang memiliki predisposisi genetik yang membuat mereka lebih rentan mengalami hiperurisemia.
- Pola makan tinggi purin: Konsumsi berlebihan makanan yang kaya purin seperti jeroan, seafood, dan daging merah.
- Obesitas: Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan pembentukan tofus.
- Konsumsi alkohol: Alkohol dapat meningkatkan produksi asam urat dan menghambat ekskresinya.
- Penyakit tertentu: Beberapa kondisi medis seperti hipertensi, diabetes, dan gangguan ginjal dapat meningkatkan risiko terbentuknya tofus.
- Penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa jenis obat seperti diuretik dan aspirin dosis rendah dapat mempengaruhi kadar asam urat.
Gejala dan Tanda Tofus Asam Urat
Tofus asam urat memiliki beberapa gejala dan tanda karakteristik yang perlu dikenali. Berikut adalah manifestasi klinis yang umumnya muncul pada penderita tofus:
- Benjolan keras: Tanda paling khas dari tofus adalah munculnya benjolan keras di bawah kulit. Benjolan ini biasanya berwarna putih kekuningan dan terasa keras saat disentuh.
- Lokasi spesifik: Tofus sering muncul di area tertentu seperti jari-jari tangan dan kaki, siku, lutut, pergelangan kaki, dan daun telinga.
- Ukuran bervariasi: Tofus dapat memiliki ukuran yang beragam, mulai dari sebesar kacang hingga bisa mencapai ukuran yang cukup besar.
- Nyeri sendi: Meskipun tofus sendiri tidak selalu menyebabkan nyeri, keberadaannya sering disertai dengan rasa nyeri pada sendi yang terkena.
- Keterbatasan gerak: Tofus yang terbentuk di sekitar sendi dapat membatasi pergerakan sendi tersebut.
- Deformitas: Pada kasus yang parah, tofus dapat menyebabkan perubahan bentuk atau deformitas pada sendi yang terkena.
- Peradangan: Area di sekitar tofus mungkin mengalami peradangan, ditandai dengan kemerahan dan pembengkakan.
- Kulit menipis: Tofus yang besar dapat menyebabkan penipisan kulit di atasnya, bahkan dalam beberapa kasus bisa pecah dan mengeluarkan material putih seperti kapur.
- Gejala sistemik: Pada kasus yang parah, tofus dapat menyebabkan gejala sistemik seperti demam dan kelelahan.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Tofus asam urat, jika tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius. Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi:
1. Kerusakan sendi permanen:
Tofus yang terbentuk di dalam dan sekitar sendi dapat menyebabkan erosi tulang rawan dan tulang. Hal ini dapat mengakibatkan deformitas sendi dan kehilangan fungsi sendi secara permanen.
2. Keterbatasan gerak:
Tofus yang besar dapat membatasi pergerakan sendi, mengurangi fleksibilitas dan mobilitas. Ini dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup secara signifikan.
3. Infeksi:
Tofus yang pecah atau terbuka dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri, meningkatkan risiko infeksi kulit dan jaringan lunak. Infeksi yang tidak ditangani dapat menyebar ke tulang (osteomielitis) atau aliran darah (sepsis).
4. Sindrom karpal:
Tofus yang terbentuk di pergelangan tangan dapat menekan saraf median, menyebabkan sindrom karpal. Hal ini dapat mengakibatkan mati rasa, kesemutan, dan kelemahan pada tangan.
5. Gangguan fungsi ginjal:
Penumpukan kristal asam urat di ginjal dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan ginjal kronis.
6. Komplikasi kardiovaskular:
Hiperurisemia kronis dan peradangan yang terkait dengan gout dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
7. Gangguan psikologis:
Nyeri kronis dan keterbatasan fisik akibat tofus dapat menyebabkan depresi dan kecemasan.
8. Komplikasi pada organ lain:
Meskipun jarang, tofus dapat terbentuk di organ dalam seperti katup jantung, menyebabkan gangguan fungsi organ tersebut.
9. Peningkatan risiko fraktur:
Tofus yang terbentuk di dekat tulang dapat melemahkan struktur tulang, meningkatkan risiko fraktur.
10. Gangguan kosmetik:
Tofus yang terlihat, terutama di area yang mudah terlihat seperti telinga atau jari, dapat menyebabkan masalah kosmetik dan menurunkan kepercayaan diri.
Pengobatan dan Penanganan Tofus
Penanganan tofus asam urat bertujuan untuk mengurangi ukuran tofus, mencegah pembentukan tofus baru, dan mengatasi gejala yang menyertainya. Berikut adalah beberapa pendekatan yang umumnya digunakan dalam pengobatan tofus:
1. Obat penurun asam urat:
- Allopurinol: Menghambat produksi asam urat dalam tubuh.
- Febuxostat: Alternatif untuk pasien yang tidak toleran terhadap allopurinol.
- Probenecid: Meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal.
2. Obat anti-inflamasi:
- NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs): Mengurangi peradangan dan nyeri.
- Kolkisin: Efektif untuk mengatasi serangan gout akut dan mencegah serangan berulang.
- Kortikosteroid: Digunakan dalam kasus yang lebih parah atau ketika NSAID tidak dapat digunakan.
3. Terapi pelarutan tofus:
- Pegloticase: Enzim yang mengubah asam urat menjadi bentuk yang lebih mudah dibuang oleh tubuh. Efektif untuk kasus tofus yang resisten terhadap pengobatan konvensional.
4. Tindakan bedah:
- Eksisi tofus: Dalam kasus tertentu, tofus yang besar atau mengganggu fungsi sendi mungkin perlu diangkat secara bedah.
5. Manajemen gaya hidup:
- Modifikasi diet: Mengurangi konsumsi makanan tinggi purin.
- Penurunan berat badan: Bagi pasien dengan obesitas.
- Pembatasan alkohol: Mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol.
- Hidrasi yang cukup: Minum air putih yang cukup untuk membantu pembuangan asam urat.
6. Terapi fisik:
- Latihan ringan dan peregangan untuk mempertahankan fungsi sendi.
- Penggunaan alat bantu jika diperlukan untuk mengurangi tekanan pada sendi yang terkena.
7. Pemantauan rutin:
- Pemeriksaan kadar asam urat secara berkala.
- Evaluasi fungsi ginjal dan hati secara teratur.