34 Kiai PBNU Konsolidasi di Surabaya, Gelar Pertemuan Tertutup untuk Benahi PKB
Pertemuan turut dihadiri Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Sekjen Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Sebanyak 34 kiai dari Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) berkumpul di kantor Pengurùs Cabang NU (PCNU) Surabaya, Senin (19/8). Para kiai dari berbagai wilayah Indonesia ini bertemu untuk membahas langkah kongkret terkait dengan pembenahan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Pertemuan digelar tertutup di ruang utama Gedung PCNU Surabaya selama kurang lebih 2 jam. Berdasarkan catatan PBNU, terdapat 34 kiai yang hadir dalam pertemuan itu.
Kiai yang hadir pada pertemuan ini di antaranya KH Ali Akbar Marbun (Medan), KH Thontowi Jauhari Musaddad (Garut) hingga KH Adib Rofiuddin Izza (Cirebon). Pertemuan ini turut dihadiri Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Sekjen Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Pertemuan melibatkan para ulama NU ini merupakan yang kesekian kalinya. Sebelumnya pertemuan serupa juga digelar di Ponpes Tebuireng Jombang dan Ponpes Ihyaussunnah Surabaya.
Seusai pertemuan, Wakil Rais Aam PBNU KH Anwar Iskandar yang juga tim Pansus PKB PBNU mengatakan, pertemuan tersebut sebagai salah satu ikhtiar memperbaiki hubungan NU dengan PKB.
"Sebagai institusi yang melahirkan PKB, PBNU memiliki tanggung jawab moral untuk membenahi PKB," katanya.
Dalam pandangan para kiai yang hadir, PKB dianggap telah melenceng dari prinsip-prinsip perjuangan yang digariskan para pendiri.
"Penyimpangan paling prinsip adalah PKB telah mengebiri bahkan menghilangkan kepemimpinan ulama. Padahal yang diamanatkan oleh para pendiri dahulu bahwa ulama memegang amanat tertinggi di PKB," ujarnya.
Dia juga menanggapi soal pernyataan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin soal PKB bukan milik NU. Menurut Kiai Anwar, pernyataan itu disebutnya ahistoris atau pengingkaran terhadap sejarah berdirinya PKB yang diinisiasi oleh kalangan kiai dan ulama NU.
"Kalau ada orang sekarang mengatakan, tidak ada hubungan PKB dengan NU, itu sebuah pertanyaan ahistoris yang tidak bisa diterima oleh sebuah realitas kehidupan," tegasnya.
Pernyataan Cak Imin soal PKB bukan milik NU itu terjadi saat acara serah terima dokumen persetujuan parpol kepada bakal calon kepala daerah untuk pilkada 2024 di Fairmont, Jakarta Pusat, Minggu (18/8) kemarin.
"Partai ini milik seluruh anak negeri di Indonesia partai ini bukan milik Muhaimin, bukan milik NU, bukan milik sekelompok orang tetapi milik seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Konflik antara PKB dan PBNU kembali meruncing pada beberapa waktu terakhir, diduga dipicu munculnya Panitia Khusus Hak Angket DPR RI terkait penyelenggaraan ibadah haji 2024.
Gus Yahya pun menuding pansus dibentuk karena ada dendam pribadi dari Cak Imin yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPR. Gus Yahya menuding pansus tersebut dibentuk untuk mengincar kesalahan adiknya, yakni Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. PBNU lantas membentuk tim yang ditugaskan untuk memperbaiki PKB.