Waketum PKB: NU Dijadikan Alat Politik oleh Dua Orang
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Jazilul Fawaid heran dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang kini menjadi berpolitik.
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Jazilul Fawaid heran dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang kini menjadi berpolitik. Dia menganggap, NU dikendalikan segelintir orang untuk berpolitik.
"Kalau buat KIM-KIM PKB juga bisa bikin. Tapi kan kita baru awal PBNU itu ada istilahnya tidak berpolitik, kok sekarang berpolitik. Itulah yang dilihat alat politik. NU dijadikan alat politik hari ini oleh dua orang mungkin, orang per orang bukan NU secara nasional," kata Jazilul di Kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (2/8).
Jazilul menyayangkan, sikap elite PBNU yang mempolitisasi NU. Dia mencontohkan, kritik PBNU terhadap Pansus Angket Haji yang menjadi kesepakatan DPR sebagai masalah pribadi.
"Ini masuk ke ranah politik yang tidak seharusnya. Satu, parpol ikut campur, keputusan DPR dianggap urusan pribadi. Yang begitu-begitu namanya mempolitisi NU," tegasnya.
Oleh sebab itu, PKB menolak rembukan dengan PBNU terkait kisruh yang belakangan terjadi. Bagi Jazilul, semua kisruh PBNU dan PKB ini dimulai dari PBNU.
"Enggak perlu (rembuk bersama) hentikan saja kekisruhan itu. Dia yang membuat kisruh, kok kita yang menghentikan," kata Jazilul.
Wakil Ketua MPR ini mengajak PBNU untuk bersama memadamkan konflik agar tidak berdampak pada pendukung.
"Gini maksud kita, sudahlah kita lihat jemaah kita, jangan diajak kisruh. Padamkan api-nya saja. Kalau sudah selesai ya sudah tidak ada kasus pengambilan PKB itu selesai," pungkasnya.
Sebelumnya, PBNU berencana membentuk tim lima panitia khusus (pansus) terkait PKB. Sekjen PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengatakan tim lima merupakan upaya dari PBNU untuk meluruskan sejarah sekaligus mengembalikan PKB ke pemilik sahnya yakni PBNU.
"PBNU sedang berdiskusi. Jika diperlukan, pembentukan tim lima akan segera dilakukan," kata Gus Ipul.
Gus Ipul beralasan, saat ini elite di PKB banyak membuat pernyataan melenceng dari fatsun awal berdirinya. Bahkan ada upaya yang nyata dan sistematis dari para elite partai guna menjauhkan PKB dari struktural Nahdlatul Ulama (NU).
"Pernyataan elite-elite PKB yang ahistoris. Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB," ucap Gus Ipul.