Ayah Atut sudah lama pelihara jawara Banten
Merdeka.com - Ayah Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, TB Chasan Sochib disebut sejak dulu sudah dekat dengan para jawara Banten. Kedekatan ini berawal saat Sochib menjadi orang kaya, kemudian dia mulai gemar mengundang jawara sekaligus seniman Banten.
"Tahun 1960-an dapat proyek ratusan juta dari lembaga pengembangan konstruksi. Lekat hubungan jawara dengan ayahnya yang suka jaipong, ada debus. Rasa-rasanya ayah Atut adalah orang yang melestarikan lokal," kata Jubir Atut, Fitron Nur Ikhsan saat diskusi 'Dinasti Atut Cenat cenut', Warung Daun, Jakarta, Sabtu (12/10).
Menurut Fitron, ayah Atut adalah seorang tokoh yang melestarikan budaya Banten. Caranya dengan gemar menyelenggarakan acara jaipong, debus dan lain-lain. Lewat acara ini, jawara dan seniman di Banten dipelihara Chatib.
-
Siapa pendiri Kerajaan Banten? Walau sebagai peletak pondasi berdirinya Kerajaan Banten, namun Sunan Gunung Jati diketahui tak pernah menjadi raja di sana hingga wafatnya.
-
Kenapa Banten disebut tanah jawara? Para jawara sebenarnya tidak sendiri dalam melawan para penjajah. Mereka berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten.
-
Bagaimana para jawara banten melawan penjajah? Luar biasanya, para jawara tersebut mampu melawan kekuatan senjata berteknologi tinggi Belanda dan Jepang hanya dengan tangan kosong. Mereka sudah terkenal kebal sejak dulu, melalui ilmu tradisional yang digunakan dengan bijak.
-
Siapa yang memimpin perlawanan di Banten? Perang Banten pada 1628-1629, yang dipimpin oleh Sultan Hasanudin yang ketika itu menjadi pemimpin kerajaan.
-
Bagaimana Kesultanan Banten dibangun? Dari hasil pajak cukai barang-barang yang diperjual belikan mampu membuat kota itu berdaulat dan mendorong lahirnya Kesultanan Banten lewat kepemimpinan Sultan Maulana Hasanudin.
-
Apa yang dibangun Sultan Hasanuddin di Banten? Agar misi penyebaran agama Islam bisa berjalan maksimal, maka Sultan Hasanuddin mendirikan sebuah masjid yang ternyata bukan sekedar sebagai tempat salat dan berdakwah, namun juga simbol kerukunan dan keberagaman di Banten.
"Dia yang melestarikan lokal wisdom, dia pelihara jawara seni, budaya dihimpun. Saat ayahnya tidak berfikir, seni budaya dirawat, ada debus ada jaipong suka perform menghadirkan penari lokal," lanjut dia.
ternyata kedekatan yang dipupuk terus menerus ini, menguntungkan keluarganya saat maju di pilkada. Dia pun menolak kerap memberikan uang kepada jawara-jawara tersebut.
"Dia cuma pengusaha sebab waktu itu belum ada pemilihan gubernur langsung. Dia di mana saja punya kenalan, jawara-jawara sekarang sudah tua sudah punya anak cucu. Jadi tidak semata-semata karena uang karena dirilis sudah lama," tutupnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagai menantu Haji Isam, Putra bukan dari keluarga sederhana. Kekayaannya tak berbeda jauh dengan sang mertua.
Baca SelengkapnyaSang eks Panglima TNI memberikan hadiah yang telah lama dinanti si pengusaha burung perkutut.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan penampakan rumah mantan gubernur Jawa Barat yang masih kental dengan nuansa Belanda.
Baca SelengkapnyaJawara asal Bekasi, Haji Kunang memiliki rumah mewah dan tanah seluas 2 hektar untuk dibangun rumah anak-anaknya.
Baca SelengkapnyaAwalnya ia tak berniat tinggal di Jepang, tapi nasib berkehendak lain
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, pemiliknya ternyata sosok yang pernah bekerja keras sebagai TKW di Malaysia.
Baca SelengkapnyaPria ini masuk barisan orang terkaya di Indonesia. Siapakah sosoknya?
Baca SelengkapnyaHaji Ciut menggerakkan bisnis batubaranya di bawah bendera PT Gunung Mulia Binuang.
Baca SelengkapnyaAnggota Suku Dayak Losarang Indramayu berbagi cerita soal sumber penghidupannya selama ini.
Baca SelengkapnyaRumah yang menjadi tempat tinggal Alshad Ahmad dan keluarga memiliki luas tanah sekitar 3500 meter persegi.
Baca SelengkapnyaSeorang konglomerat asal Jawa Barat Haji Asep Wawan dahulu hidup di bawah garis kemiskinan, maka saat kaya ia bertekad tidak akan pernah putus bersedekah.
Baca SelengkapnyaLow Tuck Kwong memulai bisnisnya di Indonesia pada tahun 1973 ketika dia mendirikan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI).
Baca Selengkapnya