Barisan TNI-Polri Lepas Kepergian Jenazah Hamzah Haz Diberangkatkan ke Pemakaman di Bogor
Pada 1965, Hamzah kembali ke Pontianak dan bergelar sarjana muda
Mantan Wakil Presiden ke-9 Hamzah Haz bakal dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di daerah Cisarua Bogor, Rabu (24/7) siang hari ini. Sebelum di berangkatkan ke Bogor, jenazah Hamzah dilakukan proses penyerahan pemakaman ke negara.
Hamzah terlebih dahulu disalatkan di masjid Jamie Darussalam yang tidak jauh dari lokasi rumah duka. Terlihat peti Hamzah di selimuti dengan bendera merah putih lengkap dengan hiasan bunga dengan sambil angkat dengan barisan anggota TNI.
Setelah salat jenazah selesai, dilanjutkan dengan prosesi penyerahan jenazah kepada negara. Proses tersebut diwakilkan oleh pihak keluarga Hamzah kepada wakil Menteri Investasi/BKPM, Yuliot Tanjung.
Yuliot mengatakan, Hamzah bakal dimakamkan secara kenegaraan di daerah Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
"Almarhum untuk selanjutnya akan dimakamkan secara kenegaraan di tempat pemakaman Bogor, Cisarua," ucap Yuliot, Rabu (24/7).
Proses pun dilanjutkan dengan peti jenazah Hamzah di ke dalam mobil jenazah. Di saat yang bersamaan, anggota TNI-Polri juga memberikan penghormatan terakhir kepada Mantan Wakil Presiden ke-9 itu.
Hamzah Haz adalah salah satu politikus kawakan Indonesia. Hamzah lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, 15 Februari 1940.
Hamzah dikenal sebagai orang yang sederhana. Ia bermukim di Jalan Tegalan 27, Matraman, Jakarta Timur.
Hamzah Haz memiliki dua istri, (almh) Hj Asmaniah dan (almh) Hj Titin Kartini. Dari kedua istrinya, ia dikaruniai 12 anak, yaitu 4 orang anak laki-laki dan 8 orang anak perempuan.
Karirnya dalam bidang politik sudah dirintis ketika ia masih sangat muda. Sejak SMP, ia sudah aktif berorganisasi. Setamat Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Pontianak pada 1961, ia menjadi wartawan surat kabar Pontianak, Bebas. Karir jurnalistik hanya sempat dijalaninya selama setahun. Sebab, tahun berikutnya ia ikut ayahnya, anggota Koperasi Kopra yang mendapat tugas belajar di Akademi Koperasi Negara Yogyakarta.
Karena giat berorganisasi sejak SMP, di kampusnya itu ia mendirikan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, sekaligus ia terpilih menjadi ketuanya.
Pada 1965, Hamzah kembali ke Pontianak dan bergelar sarjana muda.
Selanjutnya, ia meneruskan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura dan mengambil jurusan ilmu perusahaan.
Di Universitas tempatnya belajar, Hamzah menjadi dosen pada akhirnya.