Bawa Parang, Sekelompok Massa Serbu Polres Konawe Minta Keadilan
Merdeka.com - Sekelompok massa di Konawe menyerbu kantor Polres Konawe, Sabtu (13/3) sekitar pukul 11.00 Wita. Mereka meminta polisi membebaskan rekan mereka yang ditahan polisi.
Awalnya, polisi tidak mengizinkan massa masuk dan mengunci pintu pagar. Alasannya, selain hari libur, karena dikhawatirkan massa yang cukup banyak bisa mengganggu keamanan di dalam kantor polisi.
Demonstran tak puas, berusaha memanjat pagar dan menembus penjagaan. Aksi ini sempat dicegah aparat keamanan, namun karena jumlahnya sedikit dan tak melakukan perlawanan, massa leluasa menerobos.
-
Kenapa polisi tersebut mengancam warga? 'Kau belum tahu di keluarga aku banyak yang jadi polisi ye, kau belum tahu dengan aku ye,' kata pelaku mengancam korban.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Dimana kejadian polisi mengancam warga? Peristiwa itu terjadi di Palembang, Senin (18/12) pukul 11.30 WIB.
-
Apa alasan utama pengepungan? Mereka mengklaim bahwa Imam Mahdi, sosok mesianik dalam Islam, telah muncul, dan mereka berusaha untuk 'membersihkan' Masjidil Haram dari praktik-praktik yang dianggap sebagai bid'ah (inovasi keagamaan).
-
Bagaimana cara polisi tersebut mengancam warga? Dalam rekaman itu, pelaku mengenakan baju putih dan membawa sajam mencengkeram baju korban serta membentaknya.
-
Kenapa polisi ini disekap? 'Kejadian itu berawal dari rasa sakit hati pelaku AI terhadap istri korban. Karena telah memberitahukan tempat tinggal dan alamat bekerja tersangka terhadap orang yang mencarinya,' ujar Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Rabu (8/11). Kemudian, AI menceritakan hal ini kepada N dan S dan disepakati oleh para pelaku untuk melakukan tindakan percobaan pembunuhan terhadap korban.
Massa kemudian, menduduki halaman dan sejumlah ruangan di dalam Polres Konawe. Di antara mereka, terlihat membawa dan mengacung-acungkan parang panjang di halaman Polres.
Salah satu peserta aksi, Rabiul Awal, menceritakan, mereka mendatangi Polres karena tidak puas dengan kinerja polisi. Sebab, aparat dinilai tidak berpihak ke warga menangani salah satu kasus.
Dia bercerita, awalnya, beberapa waktu lalu, sekelompok pemuda menganiaya salah seorang ibu rumah tangga. Tindakan yang dianggap sadis ini, menurut para pemuda, disebabkan karena korban diseret beberapa orang. Apalagi, korban saat itu sedang mandi dan tidak mengenakan pakaian.
"Si korban berusaha mengadu ke desa sebelah, kemudian kerabatnya datang membantu dan berusaha mengklarifikasi kejadian," ujar Rabiul.
Namun, saat kerabat korban mendatangi lokasi awal, para pelaku ternyata melawan sehingga terjadi keributan. Aksi ini menyebabkan sebuah warung terbakar dan menjalar ke rumah salah seorang pelaku penganiayaan.
Setelah kebakaran, sembilan orang kerabat korban yang datang mengklarifikasi ditahan polisi. Alasannya, karena mereka menyebabkan kebakaran dan kerusakan rumah yang parah.
"Kami tidak puas, sebab kerabat ibu (korban) yang sudah dilecehkan, sudah ditahan polisi karena berusaha membela harga diri korban," ujarnya.
Kapolres Konawe AKBP Yudi Kristianto, saat mengklarifikasi ke massa, menyatakan sedang melakukan langkah-langkah hukum terhadap pelaku penganiayaan ibu-ibu dan pelaku perusakan. Polisi sudah berupaya berbuat adil agar masalah ini bisa diselesaikan dengan baik.Dalam kerumunan massa demonstran, turut terlihat Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara. Wakil bupati berusaha menjadi penengah antara massa dan pihak kepolisian.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, massa yang berjumlah sekira seribuan orang mendatangi kantor bupati dan DPRD setempat.
Baca SelengkapnyaMassa diketahui menuntut ganti rugi lahan tambang.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaPasukan polisi anti huru-hara membuat formasi pertahanan saat massa berusaha masuk dengan merusak pagar Gedung DPR
Baca SelengkapnyaKelompok itu akan melakukan penutupan jalan pantura, dan pintu tol menuju Krapyak.
Baca SelengkapnyaMassa berhasil berhasil menggeruduk halaman gedung MK, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaDi sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaKendaraan yang melintas dari arah Bundaran HI dialihkan ke arah Jalan Sumenep atau Jalan H Agus Salim
Baca SelengkapnyaAkibatnya, pagar-pagar rusak dan nyaris roboh. Polisi dengan cepat, memotong tambang.
Baca SelengkapnyaAdapun aksi ini akan dipimpin langsung oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal bersama pimpinan serikat pekerja atau serikat buruh
Baca SelengkapnyaSpontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca Selengkapnya