Benarkah Tjakrabirawa tembak mati Arief Rahman Hakim?
Merdeka.com - Kekuatan mahasiswa terus menggoyang kekuasaan Presiden Soekarno pasca peristiwa 30 September 1965. Kemarahan mahasiswa makin menjadi setelah Soekarno membentuk kabinet Dwikora yang disempurnakan. Sebabnya kabinet ini malah sangat gemuk, ada 100 menteri di dalamnya hingga disebut kabinet 100 menteri.
Saat pelantikan kabinet 100 menteri 24 Februari 1966, Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), memblokade jalan menuju Istana. Mereka juga mengempesi mobil-mobil sehingga tak bisa dilalui. Pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat dan Kostrad turut mendukung aksi mereka.
-
Siapa pendiri Himpunan Mahasiswa Indonesia? Lafran Pane dikenal sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Indonesia dan telah menyandang gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
-
Apa simbol perjuangan rakyat Indonesia? Bambu runcing adalah simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah.
-
Siapa Arifin, pahlawan di Jalan Arifin? Tak banyak yang tahu nama Arifin yang satu ini merupakan sosok yang rela berkorban jiwa raga demi kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa Pratama Arhan? Sosok Arhan di dunia sepak bola tanah air sebetulnya sudah tak asing lagi. Laki-laki yang tahun ini berusia 21 tahun ini pernah bergabung dalam SSB Putra Mustika. SSB Terang Bangsa, dan PSIS Semarang.
-
Apa hasil perjuangan Arifin? Pengorbanan Arifin yang gigih bertempur di depan markas Kempeitai membuahkan hasil. Kelompok pejuang tanah air berhasil melucuti senjata para tentara Jepang. Tak hanya itu, para tentara Jepang juga digiring masuk ke Penjara Surakarta.
-
Apa yang membuat Pratama Arhan terkenal? Titik inilah yang membuat namanya semakin dikenal luas dan bakatnya jadi perhatian. Terbukti akun Instagramnya kini memiliki 3,5 juta pengikut.
Aksi hari itu menewaskan seorang mahasiswa Universitas Indonesia bernama Arif rahman Hakim. Peristiwa tersebut dikenang dengan insiden jaket kuning berdarah. Penembak Arif disebut dari Resimen Tjakrabirawa, pasukan pengawal Presiden Soekarno .
Mantan Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa Kolonel (Purn) Maulwi Saelan berusaha puluhan tahun menepis hal tersebut.
Versi Saelan, hari itu dia memonitor kegiatan mahasiswa lewat posko di Istana. Saelan mendengar ada kericuhan karena mahasiswa berusaha merusak Tugu Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng. Dalam demonstrasi itu tertembak seorang demonstran oleh petugas patroli Garnisun.
Pukul 11.00 WIB para demonstran membawa jaket kuning dengan noda darah. Mereka mengelilingi Istana dan berteriak "Tjakrabirawa pembunuh!"
"Disebarkan isu bahwa mahasiswa tersebut ditembak oleh prajurit Tjakrabirawa di depan Gedung Pemuda, di depan markas Detasemen Kawal Pribadi (DKP)," tulis Saelan dalam buku Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66 terbitan Visimedia.
Kapten Hidrosin, komandan batalyon Tjakrabirawa yang bertugas mendengar teriakan tersebut. Dia mengumpulkan semua senjata anggota Tjakrabirawa yang berjaga hari itu. Setelah diperiksa dengan teliti, laras senjata bersih. Tak ada anggota Tjakrabirawa yang melepaskan tembakan.
Saelan terus mencari informasi soal penembakan itu. Dia mendapat penjelasan dari anggota Polisi Militer Kodam Jaya, tembakan itu berasal dari salah satu anggota Pom Dam yang bertugas di garnizun ibu kota. Dari informasi itu, dia berusaha mendapatkan visum Arif Rahman.
"Namun hingga Resimen Tjakrabirawa dibubarkan saya tak mendapat visum Arif Rahman Hakim itu," kata Saelan.
Penyelidikan mendalam juga tak pernah dilakukan soal penembakan itu. Tak ada seorang pun divonis bersalah dalam kasus penembakan Arif Rahman Hakim. Hanya nama Tjakrabirawa yang semakin terpuruk.
Kematian Arif Rahman Hakim makin menggelorakan perlawanan pada Soekarno . Akhirnya Soekarno terjungkal dari kekuasaannya. Tanggal 12 Maret 1967, Jenderal Soeharto dilantik menjadi pejabat presiden. Satu tahun kemudian, Soeharto menjadi presiden kedua Republik Indonesia.
Kelak kasus penembakan mahasiswa juga terjadi jelang Presiden Soeharto lengser 12 Mei 1998. Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie tewas tertembak di dalam kampus Trisakti. Peristiwa yang kelak dikenal dengan tragedi Trisakti ini juga menjatuhkan Soeharto .
Sejarah rupanya berulang.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur Jenderal Van Mook menggambarkan bahwa Amir merupakan orang yang tak mengenal kata takut.
Baca SelengkapnyaSosok Amir Hamzah, sastrawan asal Langkat dengan segudang karyanya dan dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional
Baca SelengkapnyaKolonel Sahirman dan sejumlah pimpinan PKI Jawa Tengah melarikan diri setelah G30S/PKI gagal.
Baca SelengkapnyaArifin merupakan salah satu tokoh kunci atas menyerahnya Jepang di Kota Solo.
Baca SelengkapnyaTepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.
Baca SelengkapnyaBeberapa nama perwira TNI alumni AKABRI 1970 yang gugur di Operasi Seroja.
Baca SelengkapnyaBerikut isi buku 'pusaka' peninggalan Letnan Achijat sniper diduga pembunuh Jenderal Mallaby dari Inggris.
Baca SelengkapnyaTjokroaminoto dikenal sebagai Ksatria Piningit oleh para pribumi karena melakukan kebaikan bagi orang banyak
Baca SelengkapnyaMiliter ada di belakang aksi-aksi mahasiswa pasca G30S/PKI. Ini pengakuan para jenderal saat itu.
Baca SelengkapnyaDetik-detik meninggalnya pemuda Aceh Imam Masykur di tangan Praka RM dan dua anggota TNI lainnya terungkap.
Baca SelengkapnyaIa lahir dari keluarga ulama besar Minangkabau yang terjun di dunia kemiliteran hingga menjabat sebagai menteri di era PRRI.
Baca SelengkapnyaIdentitas dua anggota TNI yang membantu Praka RM menculik dan menganiaya pemuda asal Aceh, Imam Masykur (25) diungkap ke publik.
Baca Selengkapnya