Fakta Baru di Balik Tewasnya Jurnalis Palu di Kamar Hotel, SW Terbang ke Jakarta buat Temui Seseorang
Keluarga mengungkapkan SW berencana bertemu seseorang di Jakarta pada Senin (7/4) besok.

Keluarga wartawan media online asal Palu inisial SW (33) yang ditemukan meninggal di dalam kamar hotel di kawasan Jakarta Barat mengungkapkan fakta terbaru. Keluarga mengungkapkan SW berencana bertemu seseorang di Jakarta pada Senin (7/4) besok.
Narahubung keluarga, Syahrul mengatakan tujuan SW berada di Jakarta awalnya untuk pulang kampung halaman ibunya di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Meski demikian, SW pernah bercerita kepada Syahrul akan bertemu seseorang di DKI Jakarta pada Selasa (7/4) besok.
"Tapi itu rencananya, dia sebenarnya punya jadwal bertemu sama seseorang itu tanggal 7 (April). Itu dia sempat sampaikan kepada saya tanggal 28 Maret waktu kita buka puasa bersama. Dia sampaikan, 'abang saya ada rencana ketemu seseorang di Jakarta itu tanggal 7 bulan April," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Minggu (6/4).
Keluarga Bantah Kuasa Hukum soal Tak Ada Luka Sayatan
Meski demikian, kata Syahrul, SW memang sebelumnya sudah sering bolak-balik Palu-Jakarta. Syahrul mengungkapkan kondisi SW terlihat ada seperti luka lebam di muka, punggung, dan bibir.
"Kalau yang kami dapatkan adalah foto-foto dan video yang di mana ada lebam di muka, punggung dengan beberapa," kata dia.
Syahrul mengaku belum bisa memastikan luka tersebut akibat penganiayaan atau bukan. Alasannya, pihak keluarga belum menerima hasil autopsi jasad SW dari Rumah Sakit Bhayangkara Jakarta.
"Perlu juga saya klarifikasi, karena ada beberapa berita di media bahwa terdapat luka sayatan seperti yang diberikan statement oleh yang mengaku mendapat kuasa. Itu luka sayatan sebenarnya tidak ada dan saya pastikan tidak ada luka sayatan yang dia maksud itu. Sebenarnya yang ada lipatan di batang leher yang pada saat ditemukan itu kan dalam kondisi tertelungkup," ungkapnya.
Kenapa Pihak Hotel Tak Segera Lapor Polisi?
Syahrul juga menyoroti tindakan pihak hotel yang tidak langsung berkoordinasi dengan kepolisian terkait ditemukannya jasad SW.
Akibat hal tersebut, membuat polisi tidak ada pemasangan police line.
"Ada yang menarik dari kasus, ini bahwa pada saat jenazah itu ditemukan pihak hotel tidak berkoordinasi dengan Kepolisian untuk melaporkan. Sehingga pada saat jenazah dievakuasi dari TKP, sehingga tidak terjadi olah TKP dan tidak ada pemasangan police line yang melibatkan kepolisian," bebernya.
Syahrul menambahkan, jasad SW sudah dimakamkan di Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi oleh pihak keluarga. Syahrul berharap kepolisian memastikan pengungkapan kasus meninggalnya SW.