Gunung Lewotobi di Flores Timur Erupsi, Warga Was-was Sambut Natal
Gunung Lewotobi terdiri dari dua puncak, yaitu Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan.
Sebelum erupsi, terjadi 38 kali gempa vulkanik.
Gunung Lewotobi di Flores Timur Erupsi, Warga Was-was Sambut Natal
Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali erupsi, Sabtu (23/12) pagi. Gunung Lewotobi merupakan gunung berapi kembar yang terletak di bagian tenggara Pulau Flores.
Gunung Lewotobi terdiri dari dua puncak, yaitu Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan.
Gunung Lewotobi Laki-laki memiliki ketinggian 1584 MDPL. Erupsi terakhir terjadi pada 12 Oktober 2002. Status tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada Level II (Waspada) sejak tanggal 17 Desember 2023.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Hendra Gunawan mengatakan, Gunung Lewotobi Laki-laki dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.
Perkembangan terakhir aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki, terjadi erupsi pada tanggal 23 Desember 2023 pukul 07.14 WITA dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.000-1.500 meter di atas puncak (2.584 mdpl).
Menurut Hendra Gunawan, kolom erupsi teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara. Erupsi ini terekam di Seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi kurang lebih 24 menit.
Data kegempaan Gunung Lewotobi Laki-laki menunjukkan peningkatan sebelum terjadi erupsi tanggal 23 Desember 2023 pukul 07.14 WITA. Tercatat Gempa Vulkanik Dalam (VA) terekam sebanyak 38 kali, dan Vulkanik Dangkal (VB) terekam 5kali pada periode tanggal 17 Desember 2023-23 Desember 2023.
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 23 Desember 2023 pukul 08.45 WITA (07.45 WIB), maka tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih tetap pada Level II (Waspada).
Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki pada Level II (Waspada), maka masyarakat sekitar dan pengunjung, atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 2 kilometer dari pusat kawah Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya," imbau Hendra.
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi, akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi NTT dan Satlak PB setempat dalam memberikan informasi tentang kegiatan Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikut belum dikeluarkan," tutup Hendra Gunawan.
Sementara itu, warga Lewotobi bernama Rofinus mengatakan, erupsi gunung itu membuat warga takut terjadi gempa apalagi desa mereka berada di pesisir pantai.
"Desa kami di pesisir pantai, kami takut ada gempa. Jika terjadi letusan maka daerah Boru, Hokeng sampai Nobo, Nurabelen dan Riangrita sangat berbahaya karena dekat sekali dengan gunung," ungkapnya.
Menurut Rofinus, gunung Lewotobi yang terus erupsi membuat warga di wilayah itu tidak nyaman merayakan hari Natal. "Ini menjelang Natal, umat Katolik pasti merayakan dengan was-was," ujarnya.
Kepala Desa Lewotobi Tarsisius Muda menambahkan, abu vulkanik itu menerjang beberapa desa di bawah kaki gunung Lewotobi. Wilayah yang paling berdampak abu adalah Hokeng dan Boru.
"Karena kerasnya angin dari laut ke darat sehingga abu lebih banyak mengarah ke wilayah Boru dan Hokeng. Wilayah selatan masih sedikit aman, tapi warga tidak bisa keluar rumah karena debu," jelasnya.
Tarsisius mengakui wilayah di sekitar gunung Lewotobi beberapa pekan terakhir sangat panas. Hal itu membuat warga selalu waspada mengantisipasi adanya gempa.