Ini kata Quraish Shihab tentang baca Alquran pakai langgam Jawa
Merdeka.com - Belakangan ini penggunaan langgam Jawa dalam tilawah masih menjadi perdebatan. Seperti lantunan ayat suci AlQuran yang dibacakan qori Muhammad Yasser Arafat di Istana Negara pada Jumat (15/5) lalu.
Sang qori membaca ayat suci AlQuran dengan langgam Jawa dalam acara peringatan Isra Miraj di Istana Negara. Qori Yasser Arafat saat itu membaca Surah An Najm ayat 1-15.
Baca juga: Lagu Qosidah Terbaik Berisi Pujian Kepada Allah Dan Rasul
-
Kapan kata-kata sindiran Jawa cocok digunakan? Terkadang dalam menjalani hidup, memang ada begitu banyak hal tak terduga.
-
Siapa yang berpendapat bahwa lomba cipta lagu ini wadah bagi talenta Jawa Barat? Musisi yang juga perwakilan TKD Jawa Barat, Erwin Morron menyebutkan kegiatan lomba cipta lagu dan menyanyi ini menjadi salah satu wadah kreasi untuk Jawa Barat.
-
Mengapa kata-kata bahasa Jawa dinilai unik dan kocak? Ditambah lagi, banyak orang yang menilai logat Bahasa Jawa itu terkesan unik dan kocak.
-
Apa yang dimaksud dengan kumpulan kata bahasa Jawa ini? Kumpulan kata bahasa Jawa dan jawabannya untuk menghibur diri. Kata-kata Bahasa Jawa kerap kali menarik untuk dilontarkan kala berkumpul dengan keluarga atau nongkrong bareng teman.
-
Bagaimana Sunan Kalijaga berdakwah dengan lagu Lir Ilir? Sunan Kalijaga menggunakan lagu Lir Ilir sebagai media dakwahnya dengan cara menyelipkan ajaran Islam dalam lirik lagu yang berbahasa Jawa.
-
Siapa yang dijuluki 'Singa dari Jawa Barat'? Sebelumya, ia lahir di Buntet, Cirebon pada 7 Maret 1922 dan saat ini telah dikenang sebagai ulama berjuluk 'Singa dari Jawa Barat' karena keberaniannya.
Apakah menggunakan langgam Jawa diperbolehkan? Banyak ulama yang berbeda pendapat tentang hal ini.
Mantan Menteri Agama Muhammad Quraish Shihab punya pendapat tentang penggunaan langgam Jawa dalam tilawah. Berikut ini penjelasannya seperti merdeka.com lansir dari quraishshihab.com, Rabu (20/5):
Beberapa hari belakangan ini terdengar banyak pembicaraan menyangkut bacaan al-Qur’an dengan langgam Jawa. Ada yang menerima dengan baik, ada juga yang menolak, bahkan ada yang mengecam dan menuduh dengan tuduhan yang keji.
Tidak dapat disangkal bahwa ada tatacara yang harus diindahkan dalam membaca al-Qur’an, misalnya tentang di mana harus/boleh memulai dan berhenti, bagaimana membunyikan huruf secara mandiri dan pada saat pertemuannya dengan berbagai huruf dalam satu kalimat, dan lain-lain. Inilah syarat utama untuk penilaian baik atau buruknya satu bacaan. Nah, bagaimana dengan langgam atau nadanya? Hemat penulis, tidak ada ketentuan yang baku. Karena itu, misalnya, kita biasa mendengar qari dari Mesir membaca dengan cara yang berbeda dengan nada dan langgam qari dari Saudi atau Sudan. Atas dasar itu, apalah salahnya jika qari dari Indonesia membacanya dengan langgam yang berbeda selama ketentuan tajwidnya telah terpenuhi? Bukankah Nabi saw. menganjurkan agar al-Qur’an dibaca dengan suara merdu dan langgam yang baik, tanpa menentukan langgam tertentu? Nah, jika langgam Jawa dinilai baik dan menyentuh bagi orang Jawa atau Bugis bagi orang Bugis, dan lain-lain, maka bukankah itu lebih baik selama ketentuan bacaan telah terpenuhi?
Memang ada riwayat yang dinisbahkan kepada Nabi saw. yang menganjurkan agar al-Qur’an dibaca dengan langgam Arab. Konon beliau bersabda: “Bacalah al-Qur’an dengan langgam Arab dan “suara” (cara pengucapan) mereka; jangan sekali-kali membacanya dengan langgam orang-orang fasiq dan dukun-dukun. Nanti akan datang orang-orang yang membacanya dengan mengulang-ulangnya seperti pengulangan para penyanyi dan para pendeta atau seperti tangisan orang yang dibayar untuk menangisi seorang yang meninggal dunia….”
Hadits tersebut kalaupun dinilai shahih, maka itu bukan berarti bahwa langgam selain langgam Arab beliau larang. Bukankah beliau menganjurkan untuk membaca dengan baik dan indah, apalagi sementara pakar hadits menilai riwayat yang diriwayatkan oleh an-Nasa’iy al-Baihaqy dan at-Thabarani di atas lemah karena dalam rangkaian perawinya terdapat Baqiyah bin al-Walid yang dikenal lemah dalam riwayat-riwayatnya. Demikian, wa Allah A’lam.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penting untuk memahami hukum-hukum tajwid dalam Al-Qur'an.
Baca SelengkapnyaDalam Al-Qur’an, terdapat ayat yang cara membacanya tidak biasa. Bacaan ini disebut dengan bacaan ghorib.
Baca SelengkapnyaBerikut enam macam huruf izhar beserta penjelasan dan contoh, pahami pula ciri-cirinya.
Baca SelengkapnyaTahukah Anda? Bahwa Alquran boleh dimusnahkan apabila mengalami kerusakan.
Baca SelengkapnyaIqlab termasuk dalam empat atau lima hukum bacaan yang dikenal dalam tajwid Al-Qur'an.
Baca SelengkapnyaGus Miftah membandingkan penggunaan sepiker dengan dangdutan
Baca SelengkapnyaSujud tilawah biasanya dilaksanakan saat seseorang membaca atau mendengar penggalan dari surah Alquran yang termasuk ayat sajadah.
Baca SelengkapnyaSecara harfiah, iqlab berarti mengubah dari bentuknya yang asli. Lalu bagaimana cara baca iqlab yang baik dan benar?
Baca SelengkapnyaIqlab adalah salah satu hukum tajwid dalam membaca Al-Qur'an yang wajib dipahami oleh umat Islam.
Baca SelengkapnyaBelajar dan mengajarkan Al-Qur'an adalah kewajiban suci lagi mulia.
Baca SelengkapnyaIslam Aboge merupakan wajah islam lokal yang memiliki beragam keunikan
Baca SelengkapnyaBelajar tentang tajwid hukumnya ialah fardu kifayah, sedangkan membaca Al-Quran sesuai tajwid hukumnya fardu’ain.
Baca Selengkapnya