Kisah tentara kuat Kopral Bagyo pacari anak ibu kosnya

merdeka.com Sekitar 1 decade yang lalu

Merdeka.com - Setiap orang, tentu memiliki kisah dan perjalanan cinta sendiri-sendiri. Begitu pula dengan Kopral Kepala Partika Subagyo Lelono, Anggota Detasemen Polisi Militer IV/4 Surakarta ini.

Kopral langka asal Solo itu terbilang nikah di usia muda. Lelaki kelahiran Banyuwangi, 14 Des 1963 ini mengaku jika dirinya nikah pada usia 21 tahun.

"Saya nikah kawin muda, tahun 1984," kata Kopral Bagyo kepada merdeka.com, Jakarta, Selasa (19/3).

Orang lain juga bertanya?

Kopral Bagyo menceritakan, awalnya dia tugas di satuan TNI keliling dari kota satu ke kota lainnya. Mulai dari Yogyakarta, Solo, Sragen, Purworejo, Semarang dan lainnya.

Ketika berada di Semarang, Kopral Bagyo kos di suatu rumah penduduk setempat. Kebetulan, ibu kos memiliki dua anak perempuan yang masih lajang. Anak pertama tinggal di rumah, sedangkan adik perempuannya kerja dan jarang pulang.

"Itu ibu kos memiliki anak perempuan, kakak beradik. Awalnya saya pacaran sama kakaknya. Ketika adiknya yang kerja pas pulang, saya malah kecantol adiknya," cerita Kopral Bagyo.

"Kalau dengan kakaknya, dia lebih tua 3 tahun. Sedangkan dengan adiknya, saya lebih tua satu tahun. Ya memang jodoh ya seperti itu, enggak bisa ditebak," sambungnya.

Bagyo menambahkan, jika dirinya pada waktu itu belum menjadi Kopral dan masih berpangkat Pratu. Menurut dia, anggota TNI yang baru berpangkat Pratu, belum diperkenankan untuk nikah.

"Dulu pangkatnya Pratu, belum diizinkan nikah oleh komandan. Sampai punya anak dua, belum juga diizinkan oleh komandan yang ada di Jawa Tengah. Kalau belum Kopral belum diizinin," jelas Kopral Bagyo.

"Setelah anak kedua lahir dan komandan ganti, baru bisa nikah. Tahun 1996 nikah, punya anak tahun 1986. Dulu nikah yang resmi ya kawin kampung itu," tandasnya.

Kopral Bagyo dikenal sebagai tentara kuat. Dia sanggup lari 24 jam. Dia kuat push up 21 jam 40 menit. Tidak cukup sampai di situ. Pernah, pada peringatan Hari TNI, 5 Oktober 2011, Subagyo melakukan aksi ekstrem di depan puluhan warga dan penarik becak di sekitar SD Marsudirini Solo. Dia minum minyak rem, mandi air cabai, dan mematikan api rokok dengan cara dikunyah. (mdk/tyo)