Lawan Ujaran Kebencian Menyasar Generasi Muda
Nilai toleransi memiliki akar yang kuat dari jati diri bangsa Indonesia sehingga masyarakat tidak terpecah.
Toleransi terhadap berbagai keragaman harus tertanam pada generasi muda di Indonesia
Rawat Toleransi untuk Lawan Ujaran Kebencian Menyasar Generasi Muda
Keberagaman dapat terjaga karena ditopang pilar bernama toleransi. Nilai toleransi memiliki akar yang kuat dari jati diri bangsa Indonesia sehingga masyarakat tidak terpecah.
Akademisi Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Alamsyah M. Djafar mengatakan, dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika, toleransi dimaknai segala tindakan untuk menghormati dan menghargai hak-hak kelompok yang berbeda.
Menurutnya, penghormatan dan penghargaan dalam nilai toleransi dapat diterjemahkan salah satunya dengan tidak menghalangi-halangi orang lain dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
Ia menilai, kesetaraan hak yang diperjuangkan adalah yang tidak bertentangan dengan hukum dan norma yang berlaku. Sejatinya, terpenuhinya kesetaraan hak orang atau kelompok tertentu tidak akan pernah merugikan atau mengurangi hak dari pihak lain.
"Baik secara agama, keyakinan, bahasa, etnis, jenis kelamin, pandangan politik, dan lain sebagainya. Toleransi juga dapat dimaknai secara aktif, yaitu dengan ikut memperjuangkan hak-hak mereka yang belum terpenuhi"
Demikian disampaikan Alamsyah
Jangan sampai ada perpecahan
Alamsyah berharap agar toleransi terhadap berbagai keragaman yang ada tertanam pada generasi muda Indonesia. Sebagai suatu bangsa, Indonesia punya modal besar dalam konteks ini.
Menurutnya, generasi muda saat ini telah mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari dalam dan luar negeri.
"Toleransi juga dapat dimaknai secara aktif, yaitu dengan ikut memperjuangkan hak-hak mereka yang belum terpenuhi. Kementerian dan lembaga pemerintahan juga sudah mulai memfasilitasi dialog dan program inovatif dalam rangka melestarikan semangat toleransi."
Demikian disampaikan Alamsyah
Peneliti yang aktif menyoroti isu toleransi dan perdamaian
Alamsyah melihat sudah ada upaya pemerintah dan swasta untuk menjembatani berbagai perbedaan di masyarakat. Upaya ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya kegiatan memfasilitasi pertemuan antar-kelompok masyarakat agar terjalin dialog dapat meneduhkan dan memupuk kerukunan.
Dia mengatakan, program-program dilakukan organisasi masyarakat sipil, khususnya dialog-dialog membangun toleransi sudah berkembang dari sisi kreativitasnya.
Misalnya, ada kegiatan membangun toleransi lintas iman dan budaya dengan berpetualang ke daerah-daerah tertentu, mengunjungi rumah ibadah, museum, dan mengadakan dialog yang lebih jujur di antara para peserta.
"Toleransi tidak berarti toleran terhadap tindakan yang melanggar peraturan atau hukum yang berlaku, contohnya mentoleransi tindakan atau ujaran kebencian."
Alamsyah berharap nilai toleransi bisa tertanam di setiap individu