Lorong Waktu Perjalanan Musik Indonesia
Merdeka.com - Di antara lemari etalase berisi kaset dan piringan hitam, Eva Putri Yuliana (21) bersenandung. Suaranya lirih mengiringi lagu ikonik Jhon Lennon bertajuk 'Imagine'. Lagu perdamaian dan syair bagi idealisme yang didengar oleh Eva itu, terekam dalam format plaatgramofoon atau piringan hitam.
Eva memilih album Imagine dari 3000-an lebih koleksi piringan hitam yang tersimpan di Museum Musik Indonesia (MMI) Malang, Jawa Timur. Ia merasa penasaran. Menurutnya, piringan hitam adalah lokomotif yang menarik rangkaian gerbong perjalanan sejarah industri rekaman. Mendengar lagu dalam rekaman piringan hitam, bagi Eva, seakan memasuki lorong imajinasi ke masa lampau.
"Ini pengalaman pertama saya mendengar lagu dari piringan hitam lewat alat pemutar turntable," kata Eva.
-
Siapa yang punya suara indah? Salah satu penyanyi favorite anak muda Indonesia yang membius penggemarnya dengan lagu 'Bertaut', 'Amin Paling Serius', 'Rayuan Perempuan Gila' dan 'Semua Aku Dirayakan'. Selain memiliki suara yang indah. Nadin juga dikenal cantik dan feminim.
-
Siapa penyanyi yang terkenal karena suaranya? Tasya Rosmala memulai karirnya sejak usia sangat muda. Sampai saat ini, Tasya diakui sebagai seorang penyanyi dangdut yang tampil dengan penampilan yang tenang namun memiliki kualitas suara yang sangat baik.
-
Di mana lagu ini menceritakan? Arti Lagu 'Gundul-gundul Pacul' adalah lagu daerah Jawa yang menceritakan tentang kehidupan para petani di sawah.
-
Bagaimana Diva Hani menyanyikan lagu lawas? Diva dikenal memiliki ciri khas dalam penampilan dan karakter suara. Sebagai contoh, ketika ia menyanyikan lagu 'Iming Iming' yang dipopulerkan oleh Rita Sugiarto, Diva kembali melakukan modifikasi pada lirik di bagian reff dengan cara yang sedikit unik.
-
Mengapa Tari Iyo-Iyo diiringi nyanyian? Dalam mengungkapkan rasa syukur atas melimpahnya hasil panen, mereka membawakan tarian ini dengan cara menari seperti gerakan burung elang yang sedang terbang dan diiringi dengan nyanyian sebagai bentuk menyerukan atau memanggil leluhur mereka.
-
Siapa yang bernyanyi di acara? Sebuah video diunggah oleh pengguna TikTok @rudhyxfriend memperlihatkan momen aksi panggung Duta Sheila on 7 yang dipenuhi musik merdu band Sheila on 7.
Musik memang mempunyai tempat istimewa dalam hati Eva. Mahasiswi di salah satu universitas swasta Yogyakarta ini bercerita, ayahnya dulu kerap memperdengarkan lagu-lagu Koes Plus, The Rollies, serta band-band asal Inggris mulai dari The Beatles, The Rolling Stones dan Queen. Lagu-lagu itu dahulu kerap diputar oleh ayahnya di kediamannya dalam format kaset. Saat ini, Eva sesekali memutar lagu-lagu tersebut untuk bernostalgia tetapi lewat layanan streaming musik digital.
Pada akhir Desember 2019 lalu, Eva berlibur ke Malang dan memutuskan mengunjungi MMI yang berlokasi di Gedung Kesenian Gajayana, Jl Nusakambangan, Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Tujuannya, berwisata sembari belajar tentang kepingan-kepingan sejarah musik di Indonesia yang diarsipkan oleh MMI dalam beragam format rekaman.
"Bagi saya MMI ini seperti rekaman waktu perjalanan musik di Indonesia," ujar Eva.
Perjalanan musik di Indonesia, menurut pengamat musik Denny Sakrie dalam buku 100 Tahun Musik Indonesia (2015), dimulai sejak tahun 1900. Saat itu, berbagai label rekaman mulai masuk ke Indonesia yang masih disebut Hindia Belanda. Perusahaan rekaman lantas mulai didirikan oleh saudagar keturunan Tionghoa.
Musik-musik Indonesia mulai direkam dalam format piringan hitam. Umumnya berbahasa melayu, dalam irama keroncong serta stambul. Catatan paling bersejarah yakni pada tahun 1929, ketika perusahaan Tio Tek Hong Records merekam dan merilis lagu 'Indonesia raya' karya Wage Rudolf (W.R.) Supratmaan untuk kali pertama.
Denny Sakrie mencatat, perjalanan musik di Indonesia memuat jati diri bangsa yang pernah terbelenggu oleh penjajahan, berada dalam problematika pencarian identitas nasional di masa awal kemerdekaan, serta berhadapan dengan pergeseran paradigma dalam tatanan industri musik seiring mencuatnya teknologi musik digital. Sayangnya, musik yang juga merekam gejolak perjalanan budaya populer bangsa ini sangat minim dokumentasi, pengarsipan dan catatan.
Ikhtiar mendokumentasikan dan mengarsipkan produk-produk musik di Indonesia dari generasi ke generasi inilah yang salah satunya dilakukan oleh MMI. Kerja pengarsipan ini dimulai oleh MMI pada tahun 2009 bermula dari 253 kaset dan piringan hitam. Sepuluh tahun berjalan, jumlah koleksi MMI di tahun 2019 sebanyak 35.935 mulai dari 18 ribu lebih koleksi kaset, 3 ribu lebih piringan hitam, 5 ribu lebih CD serta ada pula koleksi buku musik, alat musik serta memorabilia.
"Modal utamanya adalah niat dan rasa cinta terhadap musik," kata Hengki Herwanto, Ketua Museum Musik Indonesia saat ditemui merdeka.com pada akhir Desember 2019 kemarin.
Sebagian besar koleksi MMI, dikatakan Hengki, berasal dari sumbangan masyarakat. Profil penyumbang bervariasi mulai dari anak-anak berumur 10 tahun sampai kakek-nenek berusia 70 tahun, dari pedagang kaki lima di pasar sampai mantan presiden (mantan), juga dari penyanyi yang baru muncul sampai penyanyi legendaris yang telah memiliki puluhan album rekaman.
Lokasi penyumbang pun dari berbagai wilayah yakni dari Tondano di Sulawesi Utara sampai kota megapolitan New York di Amerika. Sedang koleksi yang disumbangkan mulai dari 1 buah kaset sampai 2.500 kaset.
"Ibu kandung saya, mengeluarkan uang pensiunnya untuk membeli 3 buah CD Indonesia dan disumbangkan ke museum," kenang Hengki di masa-masa awal pendirian MMI.
Hengki mengenang, gerilya mencari koleksi memang diawali dengan meyakinkan sanak saudara dan rekan kerjanya. Masa-masa itu, ia sebut sebagai ujian kesabaran. Hengki kerap terharu saat mengingat sejumlah sahabatnya yang sedang tugas ke luar negeri menyempatkan mampir ke music store membeli CD untuk penambahan koleksi.
Demi memperluas ikhtiar menyatukan kepingan-kepingan sejarah yang beragam tentang musik di Indonesia, MMI memperluas jejaring di komunitas musik dan membangun komunikasi dengan label rekaman. Pada tahun 2011, MMI terhubung komunikasi dengan Lokananta, label dan produser piringan hitam bersejarah milik Pemerintah Indonesia yang didirikan pada tahun 1956.
"Kerja jejaring bersama Lokananta berlanjut dengan meluncurkan Program G-2000. Ini adalah kegiatan untuk membuat 20.000 cover PH dari karton untuk melindungi koleksi di Lokananta," kata Hengki.
"Lokananta pun menyumbangkan beberapa piringan hitam. Salah satunya adalah rekaman lagu Indonesia Raya," lanjut Hengki.
Saat ini, delapan orang terlibat dalam pengelolaan MMI. Mereka bahu membahu, merawat kepingan-kepingan sejarah musik di indonesia, memperdengarkan musik bagi telinga generasi masa kini yang ingin melihat peta musik Indonesia dari masa ke masa. Di MMI gugusan kreatifitas musisi Indonesia tetap menyimpan potensinya untuk terus terdengar mulai dari musik keroncong, folk, dangdut, rock, pop bahkan lagu anak-anak.
Selain itu, MMI adalah rumah bersama bagi karya para musisi Indonesia mulai dari Benyamin Sueb, Guruh Gipsy, Dara Puspita, Iwan Fals, Chrisye, Elpamas hingga musisi indie yang marak di masa kini semisal White Shoes & The Couples Company.
Mengusung visi pengarsipan, keberadaan Museum Musik Indonesia di Malang ini telah meniti langkah membangun lorong waktu merekam perjalanan sejarah panjang musik Indonesia. Kerja tersebut tentu tak mudah dan tak terwujud dalam waktu sekejap, apalagi di tengah-tengah puing-puing kelesuan dan kelungkrahan negeri ini yang acapkali tak terlalu menganggap penting dokumentasi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ermy Kullit merupakan salah satu penyanyi jazz Tanah Air yang eksis di tahun 70 hingga 80-an.
Baca SelengkapnyaSeluruh penonton nampak larut bergoyang. Termasuk Basuki, Cak Lontong, Erick Thohir & Jokowi.
Baca SelengkapnyaAyah Lesti Kejora, Endang Mulyana berbagi cerita tentang momen sang idola yakni Indro Warkop yang menyaksikan putrinya menyanyi di sebuah acara televisi.
Baca SelengkapnyaBegitu mengagumkan, ia sangat senang jajan kaset lawas era 90-an.
Baca SelengkapnyaDengan suaranya yang merdu, Bernadya menciptakan atmosfer yang berbeda di dalam pesawat. Hal ini membuat para penumpang terdiam dan larut dalam penampilannya.
Baca SelengkapnyaLesti Kejora tampil duet Bersama Iwan Fals saat menjadi pengisi acara perayaan ulang tahun Indosiar yang ke-29.
Baca SelengkapnyaDiva Hani ternyata memang kerap membawakan ulang lagu dari penyanyi-penyanyi terkenal dengan aransemen baru
Baca SelengkapnyaEd Sheeran baru saja menggelar konser +-=÷x Tour di Jakarta pada Sabtu, 2 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaKLovers yang jadi pendengar setia lagu dangdut tentu tahu dong dengan lagu-lagu beken seperti Pecah Seribu hingga Cinta Rahasia?
Baca SelengkapnyaKeberadaan lagu anak-anak tidak hanya untuk hiburan anak semata, namun juga memiliki dampak positif untuk tumbuh-kembang mereka.
Baca SelengkapnyaDalam video yang beredar Kapolri yang saat itu berseragam dinas menikmati setiap alunan musik yang dimainkan.
Baca SelengkapnyaKartika Putri kini tengah menjadi sorotan. Hal itu lantaran celotehannya yang mengaku ingin mendengar para calon presiden Indonesia mengaji.
Baca Selengkapnya