Mahfud MD Blak-blakan soal Kepala BP2MI Lapor Jokowi Bos Judi Online Inisial T
Mahfud Md angkat suara, terkait polemik inisial T yang diungkapkan oleh Kepala BP2MI Benny Rhamdani sebagai sosok pengendali judi online.
Mantan Menko Polhukam Mahfud Md angkat suara, terkait polemik inisial T yang diungkapkan oleh Kepala BP2MI Benny Rhamdani sebagai sosok pengendali judi online.
Mahfud pun membenarkan bahwa dalam rapat bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kapolri Jenderal Listyo Sigit, dan sejumlah jajaran menteri, Benny menyetorkan beberapa nama.
Namun, Mahfud mengatakan, nama tersebut dalam konteks tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan rapat tersebut dilakukan kisaran bulan Juli atau Juni.
"Saya sendiri diberi lima nama, Pak Benny waktu itu menyebut banyak nama. Di rapat itu, ada saya, Pak Muhadjir ada Panglima (TNI),” kata Mahfud, dikutip dari Podcast Terus Terang Mahfud MD, Rabu (31/7).
"Tentang TPPO, karena memang ada beberapa orang dicurigai, tapi memang tidak ditangkap-tangkap bahkan sindikatnya terbaca," ujar dia.
Mahfud menyebut, karena TPPO dianggap sudah mengkhawatirkan akhirnya digelar rapat dan diambil sebuah keputusan salah satunya merombak susunan satuan tugas TPPO. Di mana, Kapolri Listyo Sigit ditunjuk sebagai ketua harian.
"Sehingga pada waktu itu rapat kabinet memutuskan yaudah dirombak aja agar tindakan lebih cepat yang mimpin nanti ketua hariannya Pak Kapolri menggantikan Bu Bintang (MenPPPA). Mulai bulan Juni sejak rapat kabinet dilakukan penangkapan-penangkapan lebih dari 500 setiap bulannya," ungkap Mahfud.
Lebih lanjut, Mahfud menjelaskan, memang ada kaitan antara kasus TPPO dengan pengendali judi online. Yakni, mayoritas orang yang dijual ke luar negeri dijadikan operator bisnis judi online. Pada saat itu, Benny pun menyebutkan tidak hanya satu nama melainkan lima nama.
"TPPO itu kemudian dari orang yang dikirim ke luar negeri banyak, itu kan banyak ditemukan bekerja menjadi operator judi pasti ada aktornya juga di Indonesia TPPO itu. Saya sendiri diberi lima nama Pak Benny waktu itu menyebut banyak nama," jelasnya.
Akan tetapi, lima nama yang disetorkan kepada dirinya di luar dari inisial T yang saat ini tengah menjadi perbincangan publik.
"Di luar (inisial T), namanya itu diberikan ke saya ini Pak di Batam," papar Mahfud.
"Memang waktu itu Pak Benny dalam konteks TPPO menyebut beberapa nama termasuk beberapa inisial," sambungnya.
Dia menduga, inisial T disampaikan secara khusus kepada Presiden Jokowi oleh Benny usai rapat berlangsung.
Sebab, saat Mahfud meminta Benny untuk datang ke kantornya usai rapat Benny tak langsung datang ke kantor dirinya.
"Nah tetapi mungkin juga saya tidak tahu sesudah rapat itu Pak Benny laporan ke presiden sendiri tentang nama itu di samping nama-nama banyak itu," ucap dia.
"Jadi saya berbisik sesudah mau pulang, Mas Benny nanti mampir kantor saya ini perlu langkah serius, siap Pak Menko saya kira dia di belakang saya dari Istana langsung ikut ke kantor saya mobilnya gitu. Tapi saya nunggu sampai satu jam enggak ada. Satu jam baru datang dia ‘Pak Menko maaf ya saya tadi masih bicara tertutup dengan presiden’ mungkin di situ nama lengkapnya," tambah Mahfud.
Kendati demikian, Mahfud menegaskan bahwa dirinya tidak hafal nama-nama yang disebutkan oleh Benny kala itu. Sebab, nama yang disetorkan sangat banyak termasuk lima nama yang diberikan kepada dirinya.
"Tapi waktu di rapat itu, itu bukan tugas saya. Yang diberikan lima nama itu. Saya betul-betul tidak ingat inisialnya karena banyak nama," tutur dia.
"Mr T itu saya ndak inget persis karena waktu itu namanya banyak. Ketika disampaikan dalam rapat itu memang nyebut nama-nama banyak termasuk yang diberikan ke saya nama-nama itu," imbuhnya.