Membedah Anggaran dan Peran Asing di Program Makan Bergizi Gratis
Tujuan MBG ini adalah untuk mengatasi masalah stunting hingga kemiskinan ekstrem.

Program makan bergizi gratis (MBG) menjadi salah satu agenda nasional Presiden Prabowo Subianto. Tujuan MBG ini adalah untuk mengatasi masalah stunting hingga kemiskinan ekstrem.
Lantas berapa anggaran yang digelontorkan untuk menyukseskan program ini? Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjabarkan anggaran yang dibutuhkan mencapai ratusan triliun.
Dia menyebut Presiden Prabowo memastikan anggaran untuk program MBG tersebut cukup dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN).
"Bapak (Presiden) menceritakan efisiensi yang dilakukan, tetapi saya enggak boleh ceritakan," kata Dadan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/1).
Prabowo menegaskan negara mampu membiayai program MBG. "Tadi, kami dikasih tahu, makanya tepuk tangan berkali-kali di dalam, karena ternyata uang itu ada. Sebetulnya itu rahasia, makanya wartawan disuruh keluar. Ada itu, ada sekali. Ini masalah efisiensi penggunaan anggaran. Ada hal yang bisa diefisiensikan, tetapi detailnya itu ada di Presiden dan Menteri Keuangan yang siapkan," sambungnya.
Rincian Anggaran Makan Bergizi Gratis
Anggaran untuk MBG dialokasikan sebesar Rp71 triliun untuk periode Januari sampai dengan April 2025 dengan target penerima manfaat sebesar 3 juta anak-anak, ibu hamil dan ibu menyusui.
Penerima makan bergizi ditargetkan terus bertambah menjadi 6 juta orang pada periode April-Agustus 2025, kemudian 15-17 juta orang pada Agustus-September 2025. Akhir 2025, Presiden menargetkan MBG dapat dinikmati oleh 82,9 juta orang.
Oleh karena itu, anggaran untuk makan bergizi gratis perlu ditambah seiring dengan bertambahnya jumlah penerima.
"Bapak (Presiden) ingin akhir 2025 itu 82,9 juta (orang) sudah terima (makan bergizi), dan anggaran sudah disiapkan Bapak (Presiden). Kalau mulai September, dikejar sejumlah itu (82,9 juta, butuh) Rp100 triliun. Tetapi, kalau misalnya dikejar bertahap mulai Oktober, November, itu bisa kurang dari itu. (Butuh) Rp100 T kalau dari September," kata Dadan menjelaskan kebutuhan anggaran MBG sampai akhir 2025.
Dia melanjutkan, ke depannya yaitu pada periode Januari-Desember 2026, anggaran MBG mencapai Rp400 triliun, karena jumlah penerimanya sebanyak 82,9 juta orang.
Peran Asing
Dalam kesempatan yang sama, Dadan juga memastikan anggaran untuk Makan Bergizi Gratis tidak menggunakan dana-dana CSR BUMN ataupun hibah-hibah asing.
"CSR tidak digunakan untuk makan bergizi, tetapi (untuk) menyiapkan infrastruktur yang akan menjadi mitra Badan Gizi. SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) tetap dari kami. Dipastikan semua itu (anggaran MBG) dari APBN ya," tegas Dadan.
Sementara itu, terkait bantuan asing untuk program MBG, Dadan menyebut negara-negara mitra Indonesia hanya akan memberikan bantuan pelatihan dan pendampingan teknis.
"Enggak ada namanya Makan Bergizi Gratis dari negara asing. Enggak ada! Murni ini Pemerintah Indonesia, negara kepada rakyatnya," tegas Kepala BGN.