Menanti Taring F-16 Viper TNI AU Menjaga Langit Nusantara
Merdeka.com - TNI Angkatan Udara terus melengkapi dan memodernisasi alat utama sistem pertahanan. Sebagai rencana strategis 5 tahun ke depan, TNI AU akan diperkuat dengan 24 pesawat F-16 Blok 72 Viper.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna menyebut Pesawat tempur canggih itu akan mulai datang mulai tahun 2020 hingga 2024 secara bertahap.
"Kedatangan jet tempur F-16 dari Amerika Serikat kita lakukan secara bertahap. Mulai pertengahan tahun 2020 sampai 2024. Harapan kita tahun 2024 TNI AU sudah mempunyai kemampuan utuh alutsista sesuai minimal kebutuhan," kata dia seusai melantik 240 perwira baru di Lapangan Dirgantara Lanud Adi Soemarmo, Solo, Jumat (22/11) lalu.
-
Apa fungsi F-16 di TNI AU? F-16 adalah pesawat tempur multi peran Bisa digunakan untuk patroli, serangan udara ke darat, pengawalan VVIP, hingga aneka misi pertempuran udara.
-
Bagaimana TNI AU modernisasi alutsista? Tiga tahun terakhir, pemerintah mengalokasikan anggaran cukup besar untuk modernisasi alutsista dalam negeri.
-
Kapan F-16 TNI AU datang? Indonesia membeli 12 pesawat F-16 A/B dari AS dan datang pada tahun 1989.
-
Di mana F-16 TNI AU ditempatkan? Pesawat tempur ini memperkuat Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi di Jawa Timur.
-
Bagaimana Rafale akan memperkuat TNI AU? Rafale adalah jet tempur multi fungsi andalan AU dan AL Prancis.
-
Kenapa TNI AU tertarik beli F-20? Indonesia tertarik dengan F-20. Namun mereka menyatakan menunggu, siapa yang akan dipilih oleh Angkatan Udara AS.'Jika USAF memilih F-20, maka kami akan membelinya,' ujar seorang pejabat militer saat itu.
Rencananya, pesawat F-16 Viper baru itu akan ditempatkan di Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru dan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Jawa Timur.
Pihak TNI AU menyebut F-16 Blok 72 Viper merupakan pesawat tempur paling canggih dari pabrikan Lockheed Martin itu. Pertimbangan lain, F-16 merupakan pesawat tempur yang paling banyak digunakan oleh angkatan udara di seluruh dunia. Pesawat ini pun sudah teruji di medan tempur.
TNI AU juga tak asing lagi dengan si Falcon ini, sejak tahun 1989 F-16 sudah menjaga langit nusantara. Berkali-kali pesawat tempur ini menunjukkan taringnya mengusir pesawat asing yang melintas wilayah Indonesia tanpa izin.
F-16 TNI AU tercatat pernah memaksa mendarat pesawat Ethiopian Airlines yang tidak memiliki izin melintas wilayah udara RI tanggal 14 Januari 2019 lalu. Sebelumnya, 2 jet tempur ini juga pernah memaksa dua pesawat tempur negara lain meninggalkan Laut Natuna.
Jangan Beli Senjata Usang
Pembangunan kekuatan udara ini sesuai dengan pesan Presiden Jokowi. Jokowi telah menginstruksikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyiapkan alat pertahanan untuk mengantisipasi potensi konflik di masa mendatang. Jokowi ingin pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) dengan teknologi yang modern sehingga tidak ketinggalan zaman.
"Jangan sampai pengadaan alutsista kita lakukan dengan teknologi yang sudah usang, sudah ketinggalan dan tidak sesuai dengan corak peperangan di masa yang akan datang," kata Jokowi.
"Kedua kita juga harus memastikan adanya alih teknologi dari setiap pengadaan alutsista maupun program kerjasama dengan negara negara lain," lanjut Jokowi.
Menhan Prabowo pun siap melaksanakan instruksi tersebut. Prabowo tengah mereview semua pengadaan alutsista dan menjajaki kerja sama pertahanan dengan beberapa negara sahabat.
"Kita review semua, semua proyek, pengadaan, kita review. Kita cek lagi harga, kita cek lagi teknologinya tepat atau tidak, dan benar-benar lihat yang dibutuhkan pasukan kita di depan, TNI AL, AD, dan AU apa yang benar-benar mereka butuh," jelas Prabowo.
Berawal Dari Kekalahan di Vietnam
Prototipe General Dynamics YF-16 pertama kali muncul tahun 1974. Saat itu AS merasa perlu mengembangkan pesawat multiperan yang berbiaya operasional murah. Mereka tak puas dengan kemampuan jet tempur F-4 Phantom saat menghadapi MiG milik AU Vietnam Utara. Walau di atas kertas unggul, nyatanya AS harus menerima kenyataan pesawat-pesawatnya rontok dihajar MiG-19 dan MiG-21 Vietnam Utara.
Tahun 1980, F-16 memulai tugasnya di AU AS. Namun adalah Angkatan Udara Israel yang pertama kali membuktikan cakar si Falcon ini. Tahun 1981, F-16 As milik AU Israel mengebom reaktor nuklir Osirak milik Irak di dekat Baghdad. Di Tahun yang sama F-16 Israel mencatat rekor pertama dengan menjatuhkan Mig-21 milik Suriah dalam pertempuran udara. Dalam pertempuran di Lembah Bekaa, Israel mencatat kemenangan telak atas AU Suriah yang diperkuat pesawat Uni Soviet. Hal ini membuat popularitas F-16 melejit.
Kini tak kurang dari 25 negara menggunakan F-16 dari berbagai varian. F-16 yang masih beroperasi diperkirakan mencapai angka 3.000 unit di seluruh dunia.
Dalam website Lockheed Martin disebutkan F-16 Viper merupakan generasi paling baru dan paling mutakhir untuk TNI AU. Mereka juga menyebut seri F-16V Blok 72 itu adalah seri yang paling canggih di dunia saat ini. Namanya diambil dari keluarga ular berbisa yang mematikan.
Beberapa kelebihan yang dimiliki seri ini adalah radar Active Electronically Scanned Array (AESA). Software yang digunakan hampir sama dengan F-22 dan F-35. Radar ini memungkinkan pilot mendeteksi secara detil posisi lawannya dalam segala kondisi. F-16 Viper juga memiliki kemampuan manuver yang lebih baik serta sistem persenjataan yang lebih canggih dari seri-seri sebelumnya.
TNI AU Macan Asia
Kasau Marsekal Yuyu Sutisna juga menyebut pengadaan Sukhoi Su-35 masih berlanjut. Jika pesawat ini sudah datang juga, hal ini akan mengingatkan pada sejarah tahun 1960an. Saat itu TNI AU adalah negara dengan kekuatan udara terkuat di belahan bumi selatan.
Dalam rangka konfrontasi perebutan Irian Barat, Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) memborong sejumlah persenjataan paling canggih.
Tercatat saat itu AURI memiliki 30 pesawat MiG-15, 49 pesawat Mig-17, 10 pesawat MiG-19 dan 20 pesawat MiG-21. Pesawat pemburu paling disegani kala itu. Belum lagi ditambah deretan pesawat pengebom kelas berat seperti TU-16 dan TU-16 KS.
Jangankan dibandingkan dengan negara ASEAN lain, dengan beberapa negara NATO pun Indonesia saat itu lebih kuat. Belanda yang ditunjukan foto-foto kekuatan Indonesia langsung memilih jalur diplomasi daripada perang.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah juga akan kedatangan 42 unit pesawat tempur Rafale secara bertahap sekaligus merencanakan modernisasi radar.
Baca SelengkapnyaAwalnya, target minimum essential force (MEF) ditargetkan mencapai 100 persen pada 2024, namun direvisi menjadi 70 persen.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo memborong 24 unit pesawat tempur F-15EX dari Amerika Serikat. Lantas, apa saja keunggulan jet tempur buatan Boeing ini? Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaAlat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dibutuhkan sebagai urat nadi pertahanan. Pelindung langit Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia memastikan membeli Rafale dan Mirage 2000-5
Baca SelengkapnyaSelain pesawat Super Hercules, dalam waktu dekat juga akan datang dua pesanan pesawat Airbus A400M multirole tanker dan transport (MRTT).
Baca SelengkapnyaLatihan Pitch Black tahun 2024 akan berlangsung pada Jumat 12 Juli hari ini hingga 3 Agustus mendatang
Baca SelengkapnyaTNI AU adalah salah satu pengguna jet tempur F-16.
Baca SelengkapnyaTNI melakukan terobosan untuk menghadapi ancaman perang di masa depan. Salah satunya melibatkan unsur siber dan drone
Baca SelengkapnyaPrabowo resmi melakukan kontrak ketiga jet tempur Rafale dari Prancis sebanyak 18 unit.
Baca SelengkapnyaPenambahan itu membuat Indonesia akan memiliki total empat skuadron drone.
Baca SelengkapnyaTNI mendapatkan hadiah berupa ratusan unit alat peralatan pertahanan dan keamanan
Baca Selengkapnya