Mengerikan, kelompok Din Minimi di Aceh bawa AK-47
Merdeka.com - Din Minimi atau Nurdin bin Ismail Amat Alias Nurdin Abu Minimi merupakan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Din Minimi merupakan penjahat paling diburu di Aceh karena rangkaian perlawanan terhadap pemerintah.
Teranyar, dua TNI Satuan Unit Intelkam Kodim 0103 Aceh Utara diculik dan dihabisi saat mencari informasi keberadaan Din Minimi. Jenazah prajurit itu ditemukan di pinggir hutan.
Informasi dihimpun merdeka.com, Selasa (24/3), Din Minimi pernah membuat kehebohan saat pada Oktober tahun 2014. Dia mempublikasikan foto dirinya di media lokal saat nenteng senjata laras panjang AK-47.
-
Siapa yang diimbau TNI-Polri untuk menjaga keamanan? Mereka mengimbau agar warga berpartisipasi aktif dalam kegiatan siskamling.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Apa yang dilakukan TNI untuk mencegah pertikaian? Komandan Kompi (Danki) Alpha Mayor Inf Handi Wibowo segera melaksanakan prosedur tetap sebagai pasukan misi perdamaian PBB. Selanjutnya Danki Alpa melaporkan kejadian tersebut kepada Dansatgas dan menyiapkan Quick Reserve Team (QRT) yang berjumlah 23 personel untuk menghadang tank Markava milik Israel guna mencegah terjadinya pertikaian dengan tentara Lebanon.
-
Kenapa TNI harus dijaga dari pengaruh partai politik? Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita, jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik manapun juga. Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan prajurit yang mudah dibelokkan haluannya. Kita masuk dalam tentara karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Kenapa TNI mendorong kolaborasi di desa? Menurut nya, jika kepala desa atau lurah, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas dapat berkolaborasi dengan baik dan memberikan manfaat besar kepada masyarakat, maka setiap desa di Indonesia dapat menjadi kampung yang kuat.
Foto itu tentu membuat kehebohan lantaran menenteng AK-47 di masa kedamaian seperti sekarang ini. Dia mengundang wartawan dan menyatakan perang terhadap pemerintah.
Tujuan perlawanan Din Minimi cuma satu, perang terhadap pemerintah Aceh. Seperti diketahui, saat ini Aceh dipimpin oleh Gubernur Zaini Abdullah dan Wakil Gubernur Muzakir Manaf.
Padahal, Zaini dan Muzakir merupakan eks GAM juga. Kala itu, Zaini merupakan Menteri Luar Negeri GAM dan Muzakir sebagai Panglima GAM.
Din Minimi mengakui, perlawanan terhadap mantan atasan di GAM itu, semata-mata untuk memperjuangkan keadilan. Mereka beralasan, keduanya tidak menjalankan MoU Helsinki sesuai amanah.
Hingga saat ini, katanya, masih banyak para mantan GAM yang tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan. Selain itu, banyak di antara mereka juga belum mendapatkan rumah layak huni seperti yang dijanjikan Pemerintah.
Pemerintah Aceh di bawah kepimpinan Zaini dan Muzakir Manaf tidak memperhatikan kehidupan mantan kombatan GAM, rakyat miskin dan janda korban konflik. Bahkan, mereka (Zaini-Muzakkir) juga tidak memperhatikan kelangsungan pendidikan anak yatim korban konflik.
Meskipun kembali angkat senjata, kata Abu Minimi, pihaknya tidak sedang melawan atau memberontak terhadap Pemerintah Indonesia. Perlawanan dan tuntutan mereka hanya ditujukan terhadap Pemerintah Aceh.
Din Minimi meminta kepada pihak keamanan tidak perlu khawatir karena kelompok mereka tidak memusuhi TNI dan Polri. Din Minimi mengakui, selama ini pihaknya kerap terlibat serangkaian aksi kriminal khususnya di kawasan Aceh Timur seperti penculikan, perampokan dan penculikan warga Skotlandia beberapa waktu lalu.
Namun, Din Minimi mengakui pihaknya saat ini sudah sadar. Lebih baik melawan pemerintah daripada berbuat kriminal untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kelompok ini mengangkat senjata dan n bergerilya dalam melawan Pemerintah Aceh sampai tuntutan mereka yakni keadilan bagi seluruh mantan kombatan GAM, korban konflik dan rakyat Aceh dipenuhi.
(Dari berbagai sumber)
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Eks Kombatan GAM di Aceh Tamiang Serahkan AK 47 dan Granat ke TNI
Baca SelengkapnyaViral video anggota geng motor membawa senjata tajam (sajam) masuk Kompleks Lanud Halim Perdana Kusuma TNI AU Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaDengan suara knalpot bising menyulut emosi masyarakat sekitar, termasuk prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaSituasi ini makin memanas saat para desertir dari TNI/Polri yang bergabung dengan kelompok-kelompok yang bertikai.
Baca SelengkapnyaKarena tidak ditemukannya unsur pidana, proses sanksi etik Mayor Dedi diserahkan kembali ke Kodam I/Bukit Barisan.
Baca SelengkapnyaDirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengklaim tiga anggota Polri tersebut tidak berkaitan dengan teroris DE.
Baca SelengkapnyaKarena kalimat itu, diakui Yudo, berujung kesalahan tafsir di masyarakat
Baca SelengkapnyaRentetan kontak senjata antara TNI-Polri dengan KKB Papua terjadi sejak Minggu (21/1) hingga Selasa (23/1). Lima anggota KKB tewas dalam peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaTiga senjata api hasil rampasan diamankan dari tangan kelimanya.
Baca SelengkapnyaTermasuk mengangkat isu Patung Yesus yang sebenarnya telah dibahas dan telah diselesaikan oleh unsur Forkopimda dan para tokoh di Intan Jaya.
Baca SelengkapnyaSenjata FN tersebut diduga milik pilot heli yang hilang kontak di Pegunungan Bintang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaKapuspen TNI, Mayjen TNI Nugraha Gumilar mengakui penyiksaan terhadap anggota KKB itu adalah sebuah pelanggaran.
Baca Selengkapnya