Pamitan Sebagai Gubernur, Ganjar Diberi Gitar Tua oleh Pengamen Jalanan
Dari sisi pemerintahan, Ganjar pun terus mendorong perkembangan musisi lokal agar dapat naik kelas.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memasuki masa purna tugas
Pamitan Sebagai Gubernur, Ganjar Diberi Gitar Tua oleh Pengamen Jalanan
Seorang pengamen jalanan yang tergabung dalam Institut Musik Jalanan (IMJ) bernama Tumono, memberikan gitar kesayangannya untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sebagai kenang-kenangan sebelum Ganjar mengakhiri masa jabatannya.
Momen itu terjadi saat Ganjar menghadiri Pentas Ekspresi Musisi Jalanan 'Pengamen Naik Kelas' di Taman Budaya Raden Saleh, Kecamatan Candisari, Kota Semarang. Acara itu digelar IMJ, bekerja sama dengan Ditjen Kemendikbud RI dan Pemprov Jawa Tengah.
Tumono menyebutkan, gitar itu bersejarah lantaran menjadi sumber pendapatannya untuk mengamen sebelum beralih menggunakan angklung.
Dia beralasan, Ganjar adalah sosok gubernur yang paling diidolakannya karena sosok pria berambut putih itu yang sederhana dan tidak membatasi diri dengan rakyat.
"Waktu itu saya masih SMP kelas 1 sudah ngamen, sempat ingin bisa beli gitar bagus, gitar kayu. Itu sejarah buat saya, dulu masih terpakai waktu saya masih sekolah untuk tambah-tambah biaya sekolah. Gitar itu kenang-kenangan untuk Pak Ganjar," ungkap Tumono di lokasi, Minggu (3/9).
Pria yang sering mengamen di kawasan Pecenongan, Kota Semarang itu juga memuji kepemimpinan Ganjar yang telah peduli dan perhatian terhadap kemajuan musisi lokal.
Bahkan menurutnya, Ganjar adalah salah satu pemimpin yang sering menemui dan berdiskusi langsung dengan musisi perihal kekayaan intelektual dan royalti para musisi.
Oleh sebab itu, Tumono memberikan gitar kesayangannya itu ke Ganjar sebagai ucapan terima kasih sekaligus kenang-kenangan sebelum Ganjar purnatugas pada 5 September mendatang.
"Kepemimpinan Pak Ganjar itu bagus. Sampai sekarang juga bagus, Kota Semarang juga izin musik diizinkan sama Pak Ganjar," ungkap Tumono.
Pada kesempatan sama, Ganjar menyampaikan terima kasih kepada Tumono untuk kenang-kenangannya.
Ganjar mengaku tidak menyangka setelah menerima kenang-kenangan gitar dari Tumono. Apalagi gitar itu memiliki nilai sejarah bagi pemiliknya.
"Ternyata ada pengamen yang sudah berganti alat musik dari gitar ke angklung. Kemudian dipersembahkan ke saya gitarnya lumayan tua, jadi pasti ada sejarang panjang dari seorang pengamen," tutur Ganjar.
Lebih lanjut, IMJ sebagai salah satu wadah musisi jalanan yang paling dikenal selama ini telah banyak menyuarakan kesejahteraan musisi jalanan. Mereka telah sukses memperjuangkan sertifikasi musisi jalanan yang hingga saat ini 550 musisi jalanan resmi diakui dan dilindungi karya dan penampilannya.
Dari sisi pemerintahan, Ganjar pun terus mendorong perkembangan musisi lokal agar dapat naik kelas. Masukan dan partisipasi aktif para musisi juga diharapkan bisa berkesinambungan dengan program pemerintah.
Ganjar juga tak bosan menekankan kepada para musisi, serta pelaku industri kreatif pada umumnya, untuk terus melahirkan inovasi kreativitas di kancah permusikan tanah air.
"Satu, pengamen jalanan terlibat langsung bahkan beberapa di antaranya ikut dalam proses pembuatan public policy. Kedua, Ditjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan fasilitas kurasi, jadi para musisi jalanan ini dikurasi sehingga harapannya naik kelas," kata Ganjar.
Untuk mendukung kemajuan musisi lokal, Ganjar mengusulkan agar ruang dan wadah musisi lebih diperbanyak lagi. Sehingga tidak hanya talenta musisi saja yang meningkat, tetapi juga kehidupan musisi secara khusus juga bisa sejahtera.
"Saya usul ada dong festivalnya, ada dong tempatnya, dan kemudian kalau mereka sudah menulis lirik lagunya, bagus, terkenal, diputar di bis kota, restoran, hotel atau tempat hiburan, royaltinya dibayar. Kalau itu terjadi penegakkan hukumnya bisa dilakukan, maka orang akan sangat menghormati seniman dan karyanya," ucap Ganjar.