Pasutri di Pinrang ditemukan tetangga bersimbah darah di rumahnya

Merdeka.com - Sepasang suami istri yang sehari-harinya bekerja sebagai penjual makanan di pasar sentral Kabupaten Pinrang, Sulsel, bernama Arifin (40) dan Ati Sofwana (36), ditemukan bersimbah darah, Jumat (14/4) pukul 05.00 WITA. Saat ditemukan, Arifin sudah meninggal dunia, sementara Ati Sofwana masih dalam kondisi kritis dan kini dirawat intensif di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Lasirang.
Warga Jalan Kesehatan, Kelurahan Penrang, Kecamatan Watang Sawitto, itu ditemukan oleh tetangganya tergeletak di pinggir jalan samping rumahnya dalam kondisi mengenaskan. Luka di tubuhnya cukup parah antara lain tengkorak kepala pecah dan jaringan otak keluar, patah tulang di bagian rahang serta cidera retak luka gores di beberapa bagian tubuhnya.
Berbeda dengan suaminya yang ditemukan di luar rumahnya, Ati Sofwana ditemukan tergeletak dalam kamar rumahnya dengan luka terbuka pada leher bagian depan diduga karena ditebas.
Kepala satuan reskrim Polres Pinrang, AKP Muhammad Nasir menjelaskan, di dalam rumah tempat kejadian itu hanya ada mereka berdua, Arifin dan Ati Sofwana. Sementara anak semata wayangnya yang masih berusia enam tahun lolos dari maut karena semalam dititipkan di rumah neneknya yang jaraknya hanya sekira 100 meter dari kediamannya.
"Dugaan sementara kalau peristiwa ini terjadi tidak ada orang lain sebagai pelakunya. Kita menduga, Ati Sofwana berusaha dibunuh oleh Arifin, suaminya sendiri yang kemudian dia sendiri memilih bunuh diri dengan cara melompat dari atas lantai 3 rumahnya," kata AKP Muhammad Nasir saat dikonfirmasi.
Ada beberapa bukti-bukti yang mengarah ke petunjuk kalau Arifin yang melukai istrinya kemudian mengakhiri hidupnya sendiri itu antara lain terlihat dari luka di kepala Arifin. Kepala pecah sampai jaringan otak keluar diduga karena benturan keras setelah melayang dari ketinggian dan terhempas.
Selain itu, kondisi rumah yang terkunci rapat baik pintu maupun jendela dan tidak ada celah kalau ada pintu yang dilalui orang lain untuk masuk ke rumah itu. Lalu di permukaan tangga, satu-satunya akses untuk naik ke lantai 3 ditemukan sidik jari dari bekas darah.
Di lantai 3 juga ditemukan telapak tangan dari bekas darah yang menempel di plafon. Diduga itu adalah bekas telapak tangan dari Arifin yang mencoba berpegangan sesaat sebelum terjun melalui sebuah lubang yang diperkirakan lubang itu hanya bisa diketahui oleh si empunya rumah.
Kronologis ditemukannya mayat Arifin ini, kata AKP Muhammad Nasir, berawal saat tetangganya pulang dari masjid usai Salat Subuh. Tubuh Arifin ditemukan tergeletak penuh darah dalam kondisi tidak bernyawa lagi. Pintu rumahnya terkunci rapat sehingga warga pun mendobraknya, kemudian menemukan Ati Sofwana di dalam kamar yang ada di lantai dasar dalam luka pada leher.
Keterangan dari tetangganya, pada pukul 03.00 WITA terdengar suara perempuan menangis dari arah rumah pasutri ini. Dan subuhnya juga terdengar suara keras seperti ada benda jatuh dari ketinggian.
"Dugaan Arifin sendiri pelakunya kemudian dia bunuh diri ini masih didalami. Bukti-bukti yang ada seperti sidik jari darah dan bekas telapak tangan juga dari cairan darah masih diperiksa tim labfor untuk memastikan apakah benar bekas-bekas darah itu mengarah ke Arifin atau milik orang lain," ujarnya.
Terhadap saksi-saksi lain, kata AKP Muhammad Nasir, masih dilakukan pemanggilan. Adapun sang nenek juga belum diambil keterangannya, demikian juga dengan dengan Ati Sofwana karena kondisinya masih kritis meskipun telah melalui tindakan operasi di bagian lehernya karena luka yang diperkirakan karena tebasan benda tajam.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya