Pemerintah Terus Berkomitmen dalam Mengentaskan Buta Aksara
Merdeka.com - Upaya Pemerintah dalam menurunkan angka buta aksara melalui berbagai strategi dan program telah memperoleh hasil yang membanggakan. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) BPS tahun 2019, jumlah penduduk buta aksara telah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Persentase buta aksara tahun 2011 sebanyak 4,63 persen, dan pada tahun 2019 turun menjadi 1,78 persen.
"Artinya, angka buta aksara di Indonesia terus mengalami penurunan setiap tahunnya seiring dengan terlaksananya berbagai strategi yang inovatif dan menjawab kebutuhan belajar masyarakat," kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud, Jumeri, dalam Bincang Pendidikan dan Kebudayaan Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) tahun 2020 yang berlangsung secara virtual, Jumat (4/9).
Sebagai pengingat akan komitmen penuntasan buta aksara, maka UNESCO menetapkan tanggal 8 September sebagai Hari Aksara Internasional (HAI). Tahun ini adalah peringatan HAI ke-55 yang diselenggarakan setiap tahun. Tema yang diusung oleh UNESCO adalah 'Literacy Teaching and Learning in The Covid-19 Crisis and Beyond with a Particular Focus on The Role of Educators and Changing Pedagogies'.
-
Apa dampak dari tingginya angka putus sekolah terhadap literasi? Ketika anak-anak keluar dari sistem pendidikan formal, mereka kehilangan akses terhadap pembelajaran dan bahan bacaan yang dapat meningkatkan literasi mereka.
-
Kapan angka stunting di Kutai Timur turun? Tercatat, data angka stunting di Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2023 turun menjadi 17 persen. Padahal sebelumnya angka stunting di Kutai Timur pada tahun 2021 sebesar 27,5 persen dan di tahun 2022 sebesar 24,7 persen.
-
Apa itu huruf Braille? Braille adalah sistem penulisan taktile yang dikembangkan khusus untuk membantu orang dengan gangguan penglihatan.
-
Bagaimana Kutai Timur menurunkan angka stunting? 'Kita sudah berhasil turunkan angka stunting sejak tahun 2021, artinya pencapaian target cukup maksimal. Tentu ini dibarengi dengan beragam usaha, salah satunya gerakan gemar makan ikan itu,' imbuhnya.
-
Bagaimana Banyuwangi menekan angka anak tidak sekolah? Selain menerapkan kebijakan zero drop out, Banyuwangi juga menggelontorkan berbagai program untuk menekan anak tidak sekolah. Di antaranya program Akselerasi Sekolah Masyarakat (Aksara), untuk memfasilitasi warga berusia dewasa mengikuti pendidikan kesetaraan, terutama kesetaraan SMP (paket B) dan SMA (paket C).
-
Bagaimana cara menurunkan angka stunting? “Anemia adalah salah satu risiko melahirkan bayi stunting, oleh karena itu orang tua khususnya ibu hamil perlu konsumsi buah dan sayur. Kualitas hidup pun perlu ditingkatkan dengan cara tidak merokok, minum alkohol dan begadang.
"Mengacu tema tersebut, Kemendikbud menetapkan tema "Pembelajaran Literasi di Masa Pandemi Covid-19, Momentum Perubahan Paradigma Pendidikan," ucap Jumeri.
©2020 Merdeka.comMenurut Jumeri, strategi penuntasan buta aksara beberapa tahun terakhir difokuskan pada daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) karena daerah tersebut sulit dijangkau terutama di masa pandemi. Jumeri berharap, masa krisis ini menjadi momentum bagi seluruh pihak untuk menunjukkan keberpihakannya terhadap peningkatan literasi.
"Daerah 3T adalah bagian dari NKRI yang harus diperjuangkan, kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat diperlukan untuk menyukseskan pemberantasan buta aksara di Indonesia," imbuhnya.
Senada dengan itu, Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kemendikbud, Samto mengingatkan bahwa penuntasan buta aksara adalah amanah pendidikan yang harus terus diperjuangkan, terlebih di masa krisis akibat pandemi Covid-19. "Marilah kita sejenak memikirkan saudara-saudara kita yang tertinggal, kita berikan mereka kesempatan untuk mengakses informasi. Berikan mereka peluang untuk berkembang," ucap Samto.
Peringatan HAI tahun ini diselenggarakan secara webinar dan disiarkan secara langsung melalui sosial media Kemendikbud, TV Edukasi. Dalam Webinar HAI tanggal 8 September ini akan dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, UNESCO, dan para pelaku pendidikan keaksaraan dan literasi masyarakat.
Tema HAI tahun ini, menurutnya memberikan kita pelajaran untuk lebih peduli dan banyak berbenah memperbaiki strategi pembelajaran, termasuk literasi.
"Kita mencoba mengubah sistem pengembangan pendidikan untuk menyadarkan masyarakat pentingnya literasi sejak dini agar kesetaraan akses pendidikan semakin terjangkau," lanjut Samto.
©2020 Merdeka.comSerangkaian kegiatan HAI tahun ini telah disiapkan antara lain kegiatan Serambi Literasi yang dilaksanakan dalam 10 sesi hari Jumat sore dan malam secara virtual mendiskusikan tentang pengembangan literasi masyarakat di masa pandemi. Kegiatan ini dimulai pada tanggal 24 Juli-28 Agustus 2020.
Selain itu, Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus juga mengadakan Pekan Perayaan Literasi dengan mengusung tema "Pembelajaran Literasi di Masa Covid-19, Momentum Perubahan Paradigma Pendidikan." Kegiatan ini diselenggarakan dalam bentuk pameran foto dan video literasi, diskusi literasi virtual, workshop pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat; dan webinar literasi yang diselenggarakan pada tanggal 1-7 September 2020.
Pada puncak peringatan HAI akan diberikan penghargaan kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam bidang keaksaraan, antara lain: 1). Anugerah Aksara bagi pemerintah kabupaten/kota yang akan diberikan kepada tiga pemerintah daerah, 2). Penghargaan Penggiat Keaksaraan Tokoh Masyarakat/Pengelola/Tutor untuk 9 orang pegiat terbaik, 3). Penghargaan TBM Kreatif/Rekreatif yang akan diberikan kepada delapan lembaga terbaik, 4). Penghargaan Keberaksaraan bagi Tokoh Adat untuk 6 orang tokoh.
Selanjutnya, 5). Penghargaan Publikasi Video Keaksaraan untuk enam orang terpilih, 6). Penghargaan Publikasi Keaksaraan di Media Cetak untuk empat orang, 7). Penghargaan Foto Literasi Keaksaraan bagi tiga foto terbaik, 8). Penghargaan Video Keaksaraan untuk 3 video terpilih, serta 9). Apresiasi Menulis Praktik Baik Literasi untuk enam praktik terbaik. Adapun total penerima penghargaan mencapai 48 orang/lembaga.
"Sebagai bentuk apresiasi Kemendikbud terhadap para pegiat aksara, kami memberikan penghargaan agar semakin banyak orang maupun lembaga yang terinspirasi untuk berkontribusi dalam pemberantasan buta aksara di Indonesia. Kami ucapkan selamat kepada para pemenang apresiasi, seraya kami titipkan pesan teruslah berkarya untuk mencerdaskan anak bangsa," pungkas Jumeri. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi berharap masyarakat Indonesia bisa bebas dari stunting.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat ekonomi Jakarta naik dan angka kemiskinan di DKI Jakarta turun di era Pj Gubernur DKI Heru Budi.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap masyarakat Indonesia bebas dari stunting.
Baca SelengkapnyaBPS Jakarta mencatat angka penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, menurun 0,46 juta orang terhadap September 2022.
Baca SelengkapnyaJumlah penurunan tingkat pengangguran itu berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik.
Baca Selengkapnya7,2 Juta Penduduk Indonesia Jadi Pengangguran, Wamenkeu: Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi
Baca SelengkapnyaCapaian angka literasi dan numerasi Banyuwangi Tahun 2024 masuk dalam kategori Baik.
Baca SelengkapnyaDalam catatan BPS, jumlah kelas menengah terbukti terus mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk kelas menengah tersebut menyumbang 21,45 persen dari proporsi penduduk.
Baca SelengkapnyaDalam catatan BPS, garis kemiskinan pada Maret 2024 ditetapkan sebesar Rp582.932 per kapita. Angka ini naik 5,9 persen dibandingkan Maret 2023.
Baca SelengkapnyaDesa punya peran besar untuk mencegah karena stunting tidak hanya disebabkan oleh kemiskinan.
Baca Selengkapnya