Polri Buka Lowongan 600 Orang buat Urusi Program Makan Bergizi Gratis Presiden Prabowo, Begini Tugasnya
Kapolri memerintahkan ke anak buahnya untuk mendukung penuh terhadap swasembada pangan
Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo telah memberikan arahan kepada seluruh jajarannya dalam rangka mensukseskan program Asta Cita sebagiamana yang telah diinstruksikan oleh Presiden Prabowo Subianto saat Retreat Akmil di Magelang, Jawa Tengah.
Dalam arahannya, Kapolri memerintahkan ke anak buahnya untuk mendukung penuh terhadap swasembada pangan, dengan melaksanakan pelbagai progam. Salah satunya dengan merekrut ahli pertanian dan ahli gizi sebagai personel Bhayangkara.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Sandi Nugroho mengatakan untuk menindaklanjuti program tersebut, Polri akan merekrut yang dinamakan Bintara Kompetensi Khusus (Bakomsus).
"Bakomsus adalah bintara kompetensi khusus yang berasal dari pertanian bahkan kita juga sudah kerja sama dengan Mendikbudriatek maupun stakeholder lainnya untuk mengetahui ada berapa SMK-SMK pertanian di Indonesia ada beberapa provinsi baik kaitannya dengan maslaah pertanian maupun masalah ahli gizi," ucap Sandi di Hotel The Tibrata, Jakarta Selatan, Rabu (30/10).
Nantinya akan ada sosialisasi untuk membentuk satuan tersebut di bulan November, sementara untuk proses rekrutmennya baru akan dibuka pada bulan Desember mendatang.
"Untuk bisa mendapatkan calon-calon terbaik untuk mengawakili soal ketahanan pangan maupun untuk masalah keahlian dibidang gizi rencana direkrut 600 orang baik itu berasal dari Bakomsus maupun dari SIPSS (Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana) sedangkan bakomsus (Bintara Kompetensi Khusus)," jelas Sandi.
Terkait dengan tugasnya nanti, pihak Bhabinkamtibmas juga akan ikut dilibatkan hingga para pemangku kepentingan di masing-masing wilayah bakal dilibatkan. Mereka bertugas menyiapkan lahan hingga tanaman-tanaman ketahanan pangan sebagaimana program Prabowo.
"Palawija, jagung, dan sebagainya, maupun juga bagaimana untuk berkolaborasi untuk pemenuhan makan siang gratis sesuai dengan standar gizi yang ada. Makanya dibutuhkan polisi-polisi yang paham untuk itu, supaya bisa berkolaborasi dengan sebaik-baiknya," tutur Jenderal bintang dua itu.