Ratusan Nyawa Melayang di Jl Parung Panjang karena Truk Tambang, Dedi Mulyadi: Cerminan Negara Sengaja Bunuh Orang
Dedi geram kebijakan memperbolehkan truk tambang melintas di jalur parung panjang malah menyebabkan banyak korban jiwa.

Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi menginstruksikan pembenahan jalan di Parung Panjang. Di sisi lain, rencana realisasi pembangunan tol untuk pertambangan harus segera dimulai.
Menurut dia, kondisi jalan yang tidak ideal menyebabkan korban jiwa mencapai ratusan. Ini adalah bentuk kelalaian dan ketidakmampuan pemerintah menyelesaikan masalah akut.
“Salah kebijakan, memberikan izin area tambang tapi tidak memperhatikan aspek psikologi publik, tidak memperhatikan aspek infrastruktur yang melahirkan kematian massal, mencapai 100 orang lebih. Ini cerminan negara secara sengaja membunuh orang,” tegas dia.
“Mengizinkan (area tambang beroperasi) tidak menyiapkan infrastruktur. Itu seperti menyuruh orang pergi ke laut tanpa kapal, tanpa pelampung, kalau terbunuh, itu kesengajaan,” Dedi melanjutkan.
Mantan Bupati Purwakarta itu menekankan dinas yang terkait harus optimistis dan sudah mulai menyentuh pada realitas. Ia tidak memerlukan terlalu banyak teori. Kekhawatiran dengan aparat penegak hukum (APH) tidak perlu dipikirkan selama tujuan dan niatnya baik.
“Ikut dengan saya harus optimistis. Selalu ketakutannya APH. Saya yakin, selama lurus, selama kita benar, selama yang ditempuh untuk kebaikan, jangan takut. kita dipimpin pak Prabowo yang menginstruksikan pada kita semua berpihak kepada rakyat, mengambil tindakan cepat nyata dan terukur,” jelas dia.
Kemampuan fiskal Jawa Barat bisa membenahi jalan dan mengatasi problem yang ada di Parung Panjang. Jika hanya berkutat pada teori, maka yang dikhawatirkan adalah korban jiwa bisa bertambah banyak.
“Bangun jalan yang kewajiban provinsi di parung Panjang, kualitasnya ditingkatkan. Duitnya dari mana? duitnya sudah ada. Di BUMD Rp 70 miliar, tarik. Kan sudah ada. Lalu, alokasikan untuk jalan (tol tambang), tahun 2026 tempuh prosesnya untuk tol tambang,” ucap dia.
“Jangan sampai kita berspekulasi ingin membangun tol tambang, tolnya yang tiga tahun, ga kebangun bangun, jalan provinsinya ga dibangun,” tegas dia.
Di sisi lain, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman dalam Rapat Koordinasi beberapa waktu lalu, menyatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk meningkatkan kualitas infrastruktur jalan di kawasan Parung Panjang, Kabupaten Bogor.
Herman mengungkapkan bahwa Jalan Parung Panjang memiliki panjang sekitar 28,3 kilometer, dengan kondisi jalan baik sepanjang 13 kilometer, sementara sekitar 14 kilometer lainnya rusak. Pada tahun 2024, Pemda Provinsi Jawa Barat telah melakukan perbaikan sepanjang 1,1 kilometer.
“Insya Allah, kurang lebih setengahnya diharapkan dapat diselesaikan di tahun 2026 bersama Gubernur terpilih,” ujar Herman melalui siaran pers yang diterima.
Lebih lanjut, Herman menjelaskan jika Rancangan APBD Perubahan selesai pada April 2025, pihaknya optimistis dapat memperbaiki sekitar 14 kilometer lebih cepat. Namun, jika perubahan APBD ditetapkan pada Juli dan mulai berjalan pada Agustus, perbaikan yang dapat direalisasikan hanya sekitar 6 kilometer pada tahun 2025.
Herman juga mengungkapkan telah dilakukan penjajakan pembangunan jalan khusus tambang sebagai solusi alternatif di kawasan Parung Panjang. Namun, pembebasan lahan baru mencapai 80 persen dan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) belum selesai.
Ia menyoroti tingginya angka kecelakaan di kawasan tersebut, dengan korban jiwa mencapai lebih dari 100 orang per tahun akibat kondisi jalan yang rusak dan tidak layak. Hal ini diperparah dengan tingginya volume truk tambang yang melintasi kawasan Parung Panjang, sekitar 1.600 rit per hari dengan tonase melebihi batas maksimal 15 ton, bahkan mencapai 40 ton.
Herman Suryatman menegaskan keselamatan pengguna jalan adalah prioritas utama. Ia berharap tidak ada lagi korban jiwa akibat kondisi jalan yang rusak di Parung Panjang.
Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, menyatakan pihaknya memprioritaskan perbaikan jalan dari Lebak Wangi ke arah utara sepanjang 13,4 kilometer, yang berbatasan dengan wilayah Tangerang.
“Pada tahun 2024, kami telah memperbaiki 1,1 kilometer. Namun, karena kondisi struktur jalan yang sudah sangat rusak, proses perbaikan membutuhkan waktu lebih lama,” jelas Bambang.
Bambang menambahkan bahwa selama masa konstruksi, jalan yang diperbaiki sebaiknya tidak dilalui kendaraan untuk mempercepat penyelesaian. “Kami optimistis pekerjaan dapat selesai lebih cepat jika jalur sementara dialihkan ke rute alternatif,” katanya