Respons Ma'ruf Amin Dituding Tak Ambil Peran di Pemerintahan: Saya Bukan Tipe Wapres yang Suka Tampil Atraktif
Wapres mengaku dirinya bukanlah sosok pejabat yang ingin selalu tampil atau menjadi atraktif
Respons Ma'ruf Amin Dituding Tak Ambil Peran di Pemerintahan: Saya Bukan Tipe Wapres yang Suka Tampil Atraktif
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin, mengakui bahwa banyak pihak menganggap dirinya kurang mengambil peran selama menjabat sebagai wakil presiden. Menurut Ma'ruf, dirinya memang bukanlah sosok pejabat yang ingin selalu tampil atau menjadi atraktif.
“Saya merasa bahwa mungkin banyak orang menyatakan bahwa saya tidak begitu banyak mengambil peran, misalnya itu yang ada cara-cara yang wakil presiden yang tampil lebih atraktif, saya memang bukan tipe seperti itu,” kata Ma'ruf di Kediaman Resmi Wapres, Jakarta, dikutip Selasa (2/4).
Ma'ruf mengaku, sengaja membagi peran dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia mengibaratkan dirinya berpasangan dalam permainan bulu tangkis.
Ma’ruf menyebut, permainan bulu tangkis mengajarkan bagaimana cara untuk menjaga harmoni dan berbagi tugas di sebuah pasangan, ada pihak yang di depan dan ada yang di belakang.
“Ketika pasangan ini bisa menempatkan posisinya, kalau pasangan itu ada di depan, itu kita harus di belakang supaya bola yang dilempar ke belakang itu ada (yang memukul)," ujar Ma'ruf.
Hal itu, lanjut Ma’ruf, dalam permainan tersebut tiap posisi bekerja sesuai tugas masing-masing. Agar permainan atau pemerintahan berjalan baik.
“Artinya masing-masing mengambil posisi sesuai dengan tugas-tugas yang memang diberikan, itu saya kira yang saya jaga sehingga bagaimana pemerintahan ini berjalan dengan baik,” kata dia.
Sebelumnya, Ma’ruf berharap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan dirinya dapat berakhir dengan baik atau husnul khatimah. Di sisa waktu jabatan enam bulan, Ma'ruf mengakui apabila ada sejumlah target pemerintah yang tidak tercapai.
“Saya berharap bahwa saya dengan Pak Jokowi berakhir dengan husnul khotimah, itu yang penting. Bahwasanya tentu ada yang tercapai, ada tidak tercapai, saya kira itu sudah menjadi kelaziman,” kata Ma'ruf.
Menurut Ma'ruf, tidak semua target bisa tercapai karena ada kendala atau situasi-situasi tertentu. Meski demikian, ia tetap optimis sebab apa yang sudah dikerjakan oleh pemerintah saat ini bakal dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya.
"Karena akan dilanjutkan, maka kita tetap optimis bahwa Indonesia ke depan akan bisa lebih baik lagi," ujar Ma'ruf.
Menurut Mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, keberlanjutan dan perbaikan dalam pemerintahan merupakan sebuah keniscayaan setiap transisi kekuasaan.
Sebab, lanjut Ma'ruf, dalam satu periode pemerintahan tidak mungkin bisa mewujudkan mimpi Indonesia sebagai negara yang maju dan makmur.
"Membangun negara ini kan seperti membangun bangunan, masing-masing periode itu menaruh bangunannya kemudian dilanjutkan, dilanjutkan, dilanjutkan, sehingga nanti diharapkan jadi bangunan Indonesia yang maju, Indonesia yang makmur," kata Ma'ruf.