Ridwan Kamil: Ada Kawasan Kumuh Mirip Pengungsian, Beda Jauh dengan Sudirman-Thamrin yang Kinclong
Ridwan Kamil mengatakan mendapati masalah lingkungan yang terjadi di Jakarta disebabkan oleh akumulasi dari ketidakadilan tata ruang.
Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut satu Ridwan Kamil (RK), mengatakan mendapati masalah lingkungan yang terjadi di Jakarta disebabkan oleh akumulasi dari ketidakadilan tata ruang.
Hal ini disampaikan Ridwan Kamil dalam debat ketiga atau debat terakhir pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (17/11).
Kesimpulan ini dia peroleh selama tujuh minggu blusukan pada masa kampanye Pilkada Jakarta. Oleh sebab itu, dia bilang Jakarta membutuhkan pemimpin yang mampu menciptakan keadilan tata ruang bagi warga Jakarta.
"Tata ruang politik yang segregatif sejak zaman kolonial masih menyisakan dampaknya hingga saat ini. Tugas pasangan Ridwan Kamil dan Suswono adalah menghadirkan keadilan ruang," kata Ridwan Kamil.
Lebih lanjut, RK bercerita pengalaman bertemu warga yang kesusahan menempati hunian yang layak. Hal ini, kata dia terjadi pada banyak generasi di Jakarta, termasuk Gen Z yang terpaksa harus tinggal di kampung kumuh.
"Ketidakadilan tata ruang juga memicu ketimpangan ekstrem," ucap dia.
Menurut dia masih banyak keberadaan kampung-kampung kumuh di Jakarta. Dia menyatakan, kawasan kumuh di Jakarta bahkan mirip dengan lingkungan pengungsian ketimbang tempat tinggal.
"Ada kawasan kumuh mirip pengungsian yang berbeda jauh dengan Sudirman-Thamrin yang kinclong," katanya.
Mantan Gubernur Jawa Barat ini menyebut, masalah ketimpangan di Jakarta juga meliputi permasalahan air bersih yang sulit, polusi saat kemarau, banjir saat hujan dan sampah yang menumpuk di mana-mana.
Sebagai solusi, dia mengaku bakal menyiapkan program renovasi rumah bagi warga Jakarta dengan bantuan mencapai Rp50 juta hingga Rp100 juta per rumah.
"Kami juga akan membangun hunian vertikal bagi generasi muda di lahan-lahan kosong seperti di atas pasar, stasiun, atau bahkan di tengah sungai," ucap dia.
RK juga mengusung konsep zero waste atau gaya hidup bebas sampah untuk mengurangi sampah yang dihasilkan warga Jakarta sehari-hari.
"Untuk persampahan, kami akan melaksanakan konsep zero waste dan inovasi circular economy," lanjutnya.
Tidak hanya sampah, RK juga membahas soal solusi menyelesaikan permasalahan polusi. Masalah polusi akan dia selesaikan secara ekologis dan teknologis.
"Kami akan menghadirkan ekonomi baru, seperti kawasan ekonomi khusus di Jakarta Utara, sehingga tercipta satu juta lapangan pekerjaan," ucap dia.
Dia menekankan, berbagai masalah ekstrem di Jakarta terjadi karena ketidakadilan tata ruang. Salah satunya, kata dia masalah banjir yang tak kunjung usai di Jakarta Utara.
"Ketidakadilan tata ruang juga menyebabkan banjir, terutama di Jakarta Utara, akibat perubahan iklim dan gaya hidup. Solusinya adalah dengan mengelola mangrove dan membangun Giant Sea Wall secara kolaboratif," pungkasnya.