Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Saat ditangkap, bandar narkoba besar di Makassar simpan 5 kg sabu asli dari China

Saat ditangkap, bandar narkoba besar di Makassar simpan 5 kg sabu asli dari China Kapolda Sulsel Irjen Polisi Umar Septono release narkoba 5 kg. ©2018 Merdeka.com/Salviah Ika Padmasari

Merdeka.com - Sebanyak 5 kilogram sabu disita dari tersangka Hengki Suteja (48) saat ditangkap di hotel di Medan, Sumatera Barat pada Selasa lalu, (24/4). Dilihat dari bentuknya, sabu kristal itu masih asli dan belum tercampur zat kimia lain untuk memperberat volume.

"Narkoba ini benar-benar sabu kristal asli, belum dicampur dengan zat kimia lain yang bisa memperberat volumenya. Jadi kalau sudah ada campurannya maka sabu ini yang satu kilogram bisa menjadi dua hingga tiga kilogram untuk kemudian diedarkan," kata Direktur Reserse Narkoba Polda Sulsel, Kombes Pol Hermawan, di Mapolda Sulsel, Senin, (30/3).

Rencananya, pengedar sabu kelas kakap ini mengedarkan barang haram itu di wilayah Makassar dan sekitarnya. Awalnya akan dimasukkan ke Sulsel dari Medan menuju Makassar melalui pengiriman udara namun berhasil digagalkan setelah tersangka dibuntuti selama lima hari.

"Hengki Suteja adalah bandar narkoba jaringan internasional. Oleh jajaran Ditresnarkoba sebelum saya tugas di Polda Sulsel, sudah dijadikan buron sejak tahun 2016. Kembali kasusnya saya evaluasi akhirnya posisi tersangka bisa diendus, kita pepet terus, nempel berhari-hari hingga akhirnya kita tangkap di Medan, menyusul juga penangkapan kurirnya, Hance Wikiwidya," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kapolda Sulsel, Irjen Polisi Umar Septono, mengatakan lima kilogram sabu ini bisa memakan korban hingga 100 ribu orang. Sebab 1 gram sabu saja bisa digunakan 20 orang dan dampaknya bisa tak sadar hingga 24 jam.

Sementara itu, Akbar Faisal, anggota komisi III DPR RI yang juga hadir dalam release itu memberikan apresiasi terhadap penangkapan yang dilakukan jajaran Polda Sulsel.

"Sulsel ini urutan ke 12 di Indonesia paling terdampak narkoba. Ini sangat mengkhawatirkan. Saya berjanji akan menggunakan kewenangan politik saya untuk membantu Polda Sulsel dalam hal pengadaan tiga K9 atau anjing pelacak khusus narkoba karena ini yang tidak ada di Polda. Saya akan bantu sampaikan di pusat karena K9 ini memang mahal harganya. Mobilnya saja harus full AC, biaya mendidik satu ekor anjing juga tidak sedikit. " kata Akbar Faisal.

Menurutnya, tindak kejahatan selalu selangkah lebih maju dari polisi. Berbagai modus dilakukan untuk melancarkan tindak kejahatannya sehingga kepolisian juga harus dilengkapi fasilitas yang cukup.

"Bayangkan mengejar dan membuntuti berhari-hari pelaku itu bianya tidak karu-karuan mahalnya. Tapi saya beri apresiasi terhadap Polda Sulsel karena bisa meringkus ini dengan anggaran terbatas. Dalam pemberantasan narkoba memang tidak cukup dengan polisi saja, semua struktur sosial harus bekerja mulai dari tingkat RT dan seterusnya," tandas Akbar Faisal.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP