Sejarah Uang Kuno Bertandatangan Ayahnya Prabowo Subianto
Uang kuno 1 rupiah dan setengah rupiah memiliki nilai sejarah tinggi dan menjadi incaran kolektor.

Uang kuno 1 rupiah dan setengah rupiah, khususnya yang dicetak pada tahun 1961 dengan gambar Presiden Soekarno, memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Uang ini tidak hanya menjadi alat tukar, tetapi juga simbol dari masa awal kemerdekaan Indonesia. Sejak saat itu, uang ini menjadi sangat diburu oleh kolektor di seluruh tanah air.Dalam beberapa lelang daring, nilai jual uang kuno ini bisa mencapai angka fantastis, seperti Rp15 juta. Nilai tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya kelangkaan, kondisi fisik uang, dan nomor seri yang unik. Uang ini menjadi saksi bisu perjalanan ekonomi Indonesia pasca-kolonialisme dan mencerminkan semangat perjuangan rakyat.Desain uang kuno ini juga sangat menarik. Umumnya, uang terbuat dari kertas berkualitas tinggi dan menampilkan ornamen tradisional yang menggambarkan semangat nasionalisme. Desain ini menjadi representasi dari cita-cita bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Sejarah Uang Kuno 1 Rupiah dan Setengah Rupiah
Uang kuno 1 rupiah dan setengah rupiah memiliki sejarah yang kaya, terutama yang dikeluarkan pada tahun 1953. Uang ini ditandatangani oleh Soemitro Djojohadikoesoemo, Menteri Keuangan saat itu, yang juga dikenal sebagai ayah dari Prabowo Subianto.Uang 1 rupiah dan setengah rupiah dari tahun 1953 ini menjadi bagian penting dari koleksi numismatik di Indonesia. Tidak hanya menjadi alat tukar, tetapi juga menjadi simbol dari perjalanan ekonomi dan politik Indonesia pada masa awal kemerdekaan. Banyak kolektor yang mengincar uang ini karena nilainya yang bersejarah dan kelangkaannya.
Faktor Penentu Nilai Uang Kuno
Nilai uang kuno sangat bervariasi, tergantung pada beberapa faktor penting. Pertama, tahun pencetakan menjadi salah satu penentu utama. Uang yang dicetak lebih lama biasanya lebih langka dan bernilai lebih tinggi. Selain itu, kondisi uang juga berpengaruh besar; uang yang terawat dengan baik dan dalam kondisi 'mint' akan memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan uang yang rusak atau usang.Kelangkaan juga menjadi faktor penting dalam menentukan nilai. Uang yang dicetak dalam jumlah terbatas akan lebih berharga dibandingkan dengan uang yang dicetak dalam jumlah besar. Selain itu, fitur khusus seperti kesalahan pencetakan atau tanda tangan dari tokoh penting dapat meningkatkan nilai uang kuno tersebut.Sebelumnya diberitakan, Prabowo menerima uang zaman dulu atau kuno dari Wakil Kepala BPKP Agustina Arumsari saat momen selepas pelantikan pejabat baru Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/2).
Agustina menyampaikan, uang tersebut merupakan koleksi milik suaminya.
“Jadi uang, suami saya mengoleksi uang-uang sejarah dulu. Tadi kan ada yang ditandatangani Pak Soemitro, jadi kayak reminder saja, karena saya cerita-cerita sejarah-sejarah tentang uang Republik Indonesia,” tutur Agustina kepada wartawan usai pelantikan.
Menurutnya, uang tersebut merupakan keluaran 1953, yang kala itu ayah dari Prabowo Subianto yakni Soemitro Djojohadikoesoemo menjabat sebagai Menteri Keuangan, sehingga tanda tangannya tercetak dalam uang jadul tersebut.
“Jadi gini, sejarah-sejarah uang itu kan banyak, anak-anak sekarang mungkin sudah nggak kenal uang yang bentuk fisik, bentuk digital semua. Kami kumpul-kumpulkan, oh ini ceritanya waktu itu begini,” jelas dia.