Selain Mencabuli, Pembina Pramuka di Surabaya Juga Suruh Siswa Masturbasi
Merdeka.com - Ada fakta baru yang terungkap dalam kasus dugaan pencabulan oleh pembina Pramuka terhadap 15 siswa di Surabaya. Sang pembina ternyata menyukai tontonan saat para siswa disuruh masturbasi hingga oral seks.
Dengan menonton para anak didiknya bermain cabul solo, tersangka Rahmat Santoso Slamet alias Memet, merasa terpuaskan hasrat seksualnya.
Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Festo Ari Permana mengatakan, selama ini perlakuan terhadap anak didik itu dilakukan di rumah orang tua tersangka.
-
Bagaimana guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Siapa guru yang mencabuli murid? Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan, peristiwa itu terjadi beberapa bulan yang lalu dan pelaku sudah berhasil diamankan. 'Kejadian tahun ini, beberapa bulan yang lalu. Pelaku berhasil ditangkap pada 15 Mei 2024. Pada 29 Mei 2024 perkaranya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan,' tuturnya.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Di mana guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Kenapa guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Apa bentuk pelecehan yang dilakukan pelaku? Dia mengatakan korban sempat takut untuk mengaku hingga akhirnya pihak keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.'Yang bersangkutan menyampaikan takut. Setelah itu keluarga korban mengecek ke rumah sakit dan ternyata betul korban hamil, dan diakui oleh korban bahwa ia mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri,' kata dia, seperti dilansir dari Antara.
"Tersangka memang sengaja memanggil korban ke rumahnya, dengan alasan menjalani tes untuk masuk grup inti Pramuka," ungkapnya, Rabu (24/7).
Ia menambahkan, pada saat berada di rumah tersangka inilah, para korban diminta untuk menjalani tes yang ditentukan olehnya. Setidaknya, ada 7 macam jenis tes yang diminta tersangka.
Mulai dari bertelanjang diri, bermain seks solo, hingga pelecehan seksual yang dilakukan tersangka pada para korban. "Selama ini tersangka juga suka menonton para korban melakukan kegiatan yang dia suruh. Seperti telanjang dan aktivitas seks lainnya," tegasnya.
Tidak hanya mencabuli, namun dengan menonton para siswa tersebut beradegan seperti yang diinginkannya, maka ia mengaku terpuaskan secara seksual. "Katanya dia merasa puas saat menonton anak-anak itu," tambahnya.
Terkait dengan hal itu, polisi berencana melakukan pemeriksaan kejiwaan tersangka ke dokter. Selain itu, polisi juga terus mengembangkan kasus ini, karena mendeteksi masih ada korban lain selain 15 siswa yang sudah teridentifikasi pernah menjadi korban tersangka.
Sebelumnya, Rahmat Santoso Slamet, seorang pembina Pramuka diduga mencabuli anak didiknya di beberapa sekolah di Surabaya. Ia diketahui telah melakukan aksi cabul ini pada siswa laki-laki sejak pertengahan 2016 lalu hingga terakhir pada 13 Juli 2019.
Setidaknya, ada 15 murid yang menjadi korban. Tiga di antaranya telah melapor ke polisi. Tersangka Rahmat mengaku menjadi pembina Pramuka sejak 2015.
Modusnya, tersangka mewajibkan pada korban yang mengikuti seleksi grup Pramuka inti bernama 'minion', di rumah tersangka Jalan Kupang Segunting, Kecamatan Tegalsari, Surabaya.
Agar dapat mendekati para korbannya, tersangka selalu meminta pada para kader Pramuka laki-laki yang berumur antara 14 hingga 16 tahun bertandang ke rumahnya untuk mengikuti tes khusus. Tes khusus ini lah yang pada akhirnya menjadi modus tersangka untuk melakukan pencabulan pada para korban.
Dengan perbuatan itu pelaku dijerat dengan pasal 80 dan atau Pasal 82 UU RI No. 17 tahun 2016 tentang Perlindungan Anak.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembina pramuka ini tega mencabuli siswi-siswi binaannya tanpa memikirkan masa depan para korban
Baca SelengkapnyaSeorang guru ngaji di Semarang Barat, PR (51) diringkus polisi karena mencabuli 17 anak didiknya.
Baca SelengkapnyaKepolisian juga akan memeriksa kejiwaan pelaku apakah memiliki kelainan atau atau penyimpangan dalam memenuhi hasrat seksualnya.
Baca SelengkapnyaA diancam dipermalukan di depan teman-teman sekolahnya.
Baca SelengkapnyaSeorang montir di Palembang inisial B (30), diduga melakukan aksi sodomi terhadap lima bocah laki-laki.
Baca SelengkapnyaMenjanjikan agar korban bisa lulus ujian masuk TNI dan Polri membuat pelaku bisa melakukan pelecehan. Bahkan dia juga menyimpan foto bugil para korban.
Baca SelengkapnyaSaat ini guru silat bernama Baharudin (56) itu ditahan polisi untuk kepentingan penyidikan.
Baca SelengkapnyaDia mengimingi sejumlah uang untuk murid yang menjadi incarannya.
Baca SelengkapnyaAksi pencabulan itu dilakukan di dalam toilet di dekat lapangan wilayah Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaDalam video yang beredar, sekelompok pemuda menantang korban mengeluarkan kemaluannya untuk onani.
Baca SelengkapnyaKepala sekolah dasar berinisial M (37) di Muara Eno, ditangkap karena memaksa dan mengancam 13 siswa SMK untuk melakukan perbuatan tak senonoh sesama jenis.
Baca SelengkapnyaKuasa hukum korban, Elna Febiastuti mengatakan pihaknya melaporkan kasus dugaan pelecehan seksual ini ke Polresta Yogyakarta pada Senin (8/1).
Baca Selengkapnya