Sudah Tepatkah Daun Kelor Gantikan Susu di Program Makan Bergizi Gratis? Begini Penjelasan Ahli Gizi
Hal itu dia sampaikan merespons Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana
Dokter dan Ahli Gizi Masyarakat, Dr Tan Shot Yen menegaskan, daun kelor tidak menggantikan susu. Hal itu dia sampaikan merespons Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana yang menyebut akan mengganti daun kelor sebagai bahan makanan alternatif dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Kelor itu jauh. Sebab cuman sayur biasa, anggap sayur saja," kata Dr Tan Shot, saat dihubungi merdeka.com, Kamis (26/12).
Dia menjelaskan, zat besi dalam kandungan daun kelor bersifat nonheme atau inorganik. Sehingga, tidak banyak yang bisa diserap oleh tubuh manusia. Terlebih, Dr Tan Shot menekankan, produk hewani tidak bisa disamakan dengan dengan produk nabati.
"Zat besinya nonheme. Tidak banyak yang bisa diserap, bahkan asam aminonya enggak lengkap," paparnya.
"Sekali lagi, kalsium produk nabati tidak bisa disamakan dengan hewani," sambung dia.
Lebih lanjut, Dr Tan Shot menjelaskan, telur lebih sempurna untuk menggantikan susu ketimbang daun kelor. Sebab, tubuh anak-anak lebih banyak membutuhkan protein.
"Jika dia bilang susu diganti telur sudah sempurna. Anak tumbuh butuh protein hewani," imbuhnya.
Riset Kandungan Daun Kelor
Berdasarkan riset yang dihimpun, daun kelor, kaya akan vitamin, mineral, dan serat. Daun kelor juga mengandung kalsium yang cukup tinggi. Namun, kalsium dalam daun kelor merupakan kalsium yang mungkin lebih sulit diserap oleh usus dibandingkan dengan kalsium asal hewani.
Berikut kandungan daun kelor dalam setiap 100 gram:
1. Kalori: 61
2. Lemak: 0,9 gram
3. Kabohidrat: 10 gram
4. Protein: 6,1 gram
5. Natrium: 45 miligram
6. Kalsium: 255 miligram
7. Kalium: 181 miligram
Sebelumnya, Wacana penggunaan daun kelor sebagai bahan makanan alternatif dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) diutarakan Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko Pemmas) Muhaimin Iskandar menyatakan wacana penggantian susu dengan makanan berbahan daun kelor masih simulasi.
"Ya itu masih proses semua, ya, simulasi. Sinkronisasi pusat, daerah, lokalitas," ujar Muhaimin di Jakarta, Rabu (25/12).
Cak Imin yakin Badan Gizi Nasional sudah menghitung nutrisi dan gizi dari setiap asupan makanan. Di sisi lain, pemerintah terus melakukan simulasi agar masyarakat yang menjadi sasaran mendapat gizi yang seimbang.
"Tentu itu kewenangan badan gizi, tapi mereka pasti menghitung betul jumlah kalori, protein, kemudian karbonnya itu betul-betul seimbang. Karena itu simulasi ini terus dilakukan semoga sukses," kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasiona Dadan Hindayana mengatakan tak semua daerah akan mendapatkan menu yang sama. Menu akan disesuaikan dengan lokalitas yang ada di suatu daerah tertentu.
Menurut Dadan, telur ayam dapat memenuhi kebutuhan protein, sementara daun kelor menyediakan kalsium yang biasanya dapat terpenuhi melalui susu.