Tanggapi Berita Korupsi Terkait Pembelian Mirage Qatar, Yusril Pastikan Hanya Hoaks
Yusril bantah isi pemberitaan tentang dugaan korupsi Prabowo.


Hal ini pun ditanggapi oleh Ketua Tim Pembela Prabowo Gibran, Yusril Ihza Mahendra yang membantah seluruh isi terkait laporan tersebut.

Prabowo Disebut Terlibat Dugaan Korupsi
Prabowo terlibat dugaan korupsi dan penyuapan senilai USD 55,4 juta menurut isi pemberitaan tersebut dalam pembelian pesawat jet tempur Mirage bekas dengan pemerintah Qatar.
Uang ini disebut yang dijadikan modal Prabowo dalam melenggang ke pilpres 2014. Berita dari sumber itu kemudian dikutip oleh berbagai media di tanah air.
Yusril memastikan informasi terkait adanya investigasi dugaan korupsi dalam pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar adalah hoaks.
"Berita tersebut adalah hoaks terbesar yang dilakukan media asing jelang pencoblosan tanggal 14 Februari. Berita hoaks tersebut adalah sebuah pembusukan politik,” tegas Yusril yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu.
Pembelian Pesawat Bekas Tidak Pernah Terlaksana
Yusril menjelaskan, pembelian pesawat bekas dengan Qatar itu tidak pernah dilaksanakan karena keterbatasan anggaran negara. Meskipun perjanjian telah disapakati, sambung Yusril, namun pemerintah Indonesia tidak jadi membeli pesawat bekas tersebut.

“Tidak ada penalti apapun kepada pemerintah RI akibat pembatalan itu,” jelasnya.
Guru besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia itu menambahkan, pemerintah Qatar memang menginginkan Indonesia membeli pesawat bekas tersebut secara tunai, namun pemerintah Indonesia ingin membelinya dengan cara kredit.
“Sebab itu, kita menggunakan agen perusahaan dari Republik Czech. Namun karena keterbatasan anggaran kita, pembelin dengan cara utang itupun akhirnya tidak jadi dilaksanakan,” tegas Yusril.
“Kalau investigasi itu ada, maka pihak Qatar dan agen dari Czech juga akan lebih duluan diinvestigasi, tetapi hal itu tidak terjadi. Penulis berita Jhon William dan media yang memberitakannya bukanlah media mainstream yang kredibilitas pemberitaannya dapat dipercaya. Pemberitaan dari media mainstream di luar negeri ternyata tidak ada,” ucapnya.
Selain itu, Yusril juga menekankan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tidak langsung mempercayai begitu saja berita dari yang sumber tidak kredibel. Dia mengajak seluruh masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan pemberitaan yang berisi pembusukan politik.
"Tingkat elektabilitas Prabowo Gibran kini begitu tinggi, pasangan ini diprediksi akan menang. Karena itu pembusukan politik mulai diembuskan untuk merusak kredibilitas Prabowo,” tegas Yusril.