TNI Bertemu Dubes Selandia Baru, Bahas Pembebasan Pilot Susi Air
TNI menerima kunjungan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Kevin Jeffery Burnet di kawasan Timika Papua Tengah, Selasa (6/2).
TNI mengatakan, pemerintahan Selandia Baru telah menyerahkan upaya pembebasan pilot Philips kepada Indonesia dengan mengedepankan langkah soft approach.
TNI Bertemu Dubes Selandia Baru, Bahas Pembebasan Pilot Susi Air
TNI menerima kunjungan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Kevin Jeffery Burnet di kawasan Timika Papua Tengah, Selasa (6/2).
Dalam pertemuan, keduanya membahas perkembangan pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Pangkogabwilhan III, Letnan Jenderal TNI Richard TH Tampubolon mengatakan, pemerintahan Selandia Baru menyerahkan upaya pembebasan Philips kepada Indonesia dengan mengedepankan langkah soft approach.
"Prioritas utama adalah memastikan keselamatan sandera pilot Capt. Phillip Mark Mehrtens. Kami meyakini hingga saat ini sandera pilot masih dalam kondisi sehat meskipun ada kesulitan dalam pasokan logistik dan akses terhadap kesehatan," kata Richard dalam keterangannya, Rabu (7/2).
Richard mengungkap kendala pembebasan Philips. Di antaranya, lokasi penyanderaan Philips dijaga ketat oleh KKB. Selain itu, ada masyarakat sipil yang tinggal di dekat lokasi penyanderaan Philips.
Sehingga, dibutuhkan langkah yang ekstra hati-hati dalam membebaskan Philips.
"TNI sudah melaksanakan berbagai pendekatan melalui tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat termasuk juga pemerintah daerah dan berharap pembebasan sandera bisa dilakukan melalui soft approach," jelas dia.
Penyanderaan Philips Mark Merthens berawal ketika pesawat yang diterbangkannya tiba di Bandara Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Tengah, pada Selasa, 7 Februari 2023.
Dalam hitungan menit, pesawat Philips Mark Merthens langsung disabotase oleh Egianus Kogoya bersama anggotanya.
Sejak saat itu, Philips Mark Merthens disandera. Sementara pesawat yang dibawa Philips Mark Merthens dibakar kelompok Egianus Kogoya.
Sejak Philips disandera, upaya pembebasan sebenarnya sudah lakukan. Presiden Joko Widodo alias Jokowi juga berkali-kali menyampaikan keseriusan pemerintah untuk membebaskan pilot Susi Air itu.
"Kita ini tidak berdiam ya, kita sudah berupaya dengan sangat ekstra, kita upayakan dan sedang dikerjakan di lapangan. Tetapi tidak bisa kita buka ya. Semua sudut semua jurus kita gunakan agar upaya yang kita lakukan betul-betul titik akhirnya menghasilkan sesuatu,"
kata Jokowi di daerah Bandung, Jawa Barat, pada Juli 2023 silam.
merdeka.com
Penegakan hukum memilih penanganan secara soft approach dengan cara berdialog melibatkan tokoh-tokoh yang diyakini bisa menjembatani komunikasi antara pemerintah dan KKB.
Panglima TNI kala itu, Laksamana Yudo Margono, menjelaskan cara dialog dipilih untuk menghindari jatuhnya korban dari warga sipil yang ada di sekitar.
"Kita tetap mengutamakan dialog, koordinasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan juga PJ Bupati Nduga. Yang kita utamakan dengan cara-cara persuasif, tidak dengan operasi militer. Sehingga ini, untuk mengantisipasi jatuhnya masyarakat," kata Panglima Yudo kala itu.
Meski sadar proses dialog tak berjalan singkat, Panglima Yudo kala itu memastikan Pilot Philips dalam keadaan sehat meski dalam sandera KKB. KKB pun sempat beberapa kali merilis foto Philips bersama mereka.
Tak cuma dari TNI, Kepolisian Daerah Papua juga memastikan upaya pembebasan Kapten Philips tak pernah berhenti dan terus dilakukan dengan proses negosiasi.
Bahkan Pj Bupati Nduga juga dilibatkan sebagai mediator dengan KKB.
“Saya berbicara dengan berbagai pihak tentang proses negosiasi ini termasuk dengan pihak Gereja yang di dalamnya ada Dewan Gereja dan Uskup yang akan semaksimal mungkin melakukan negosiasi dengan kelompok Egianus Kogoya untuk bisa melepas pilot yang dibawanya," kata Kapolda Papua.
Singkat cerita, hingga Panglima TNI berganti upaya pembebasan pilot Susi Air belum membuahkan hasil dan terus dilakukan. Panglima TNI baru, Jenderal Agus Subiyanto, juga memastikan langkah-langkah negosiasi terus dilakukan. Salah satunya dengan cara soft power yang mengedepankan intelijen dan teritorial.
"Saya sudah sampaikan kita akan menggunakan kekuatan smart power yang terdiri dari soft power, akan mengedepankan intelijen dan teritorial,"
kata Panglima TNI Agus.
merdeka.com
Tak hanya cara soft power, skema hard power juga dipakai lantaran musuh adalah kombatan nersenjata. Namun, Agus tetap mengedepankan soft power.
"Hard power juga digunakan, mereka kombatan itu bersenjata jadi harus lawannya ya senjata. Tapi kita kedepankan soft power. Kan ada 3 front ya, front bersenjata, front politik diplomatik, front clandestine," katanya.