Jenderal TNI Blak-blakan Alasan Negosiasi Pembebasan Pilot Susi Air Alot: KKB Ingin Papua Merdeka
Sudah lebih satu tahun proses pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Mehrtens masih berjalan alot.
Sudah lebih satu tahun proses pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Mehrtens masih berjalan alot.
Sudah lebih satu tahun proses pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Mehrtens masih berjalan alot.
Padahal, berbagai upaya telah dilakukan pihak Indonesia, salah satunya Kodam XVII/Cendrawasih untuk membebaskan Philips.
“Kami sejak awal terjadinya penyanderaan, kami terus berupaya melakukan pembebasan. Dengan berbagai pendekatan yang bisa membantu kami melakukan pembebasan itu sendiri,” kata Panglima Kodam XVII/Cendrawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan kepada awak media, dikutip Selasa (26/3).
Semua upaya itu, dijelaskan oleh Izak dengan cara komunikasi melalui pihak keluarga, tokoh adat, dan gereja yang intensif membantu untuk proses negosiasi dengan pihak KKB yang menyandera Philips.
Namun, Izak mengakui negosiasi masih berjalan alot, karena kesepakatan selalu menemui titik buntu. Akibat permintaan dari KKB yang selalu menuntut untuk melepaskan tanah Papua dari Indonesia.
merdeka.com
Walaupun negosiasi masih berjalan, Izak menyatakan pemerintah Selandia Baru telah menyerahkan sepenuhnya proses pembebasan Philips kepada pihak Indonesia.
“Duta besar mereka sudah bertemu dengan saya dan menyampaikan bahwa pemerintah New Zealand menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah Indonesia terhadap pembebasan 1 WN nya yang sedang ditahan ini,” tuturnya.
Sementara, Izak mengakui bahwa Pemerintah Selandia Baru tetap mengakui kedaulatan pemerintah Indonesia di tanah Papua. Sehingga tuntutan dari pihak KKB untuk memerdekakan diri tidak mungkin terjadi.
“Tidak ada hubungannya dengan Papua merdeka, tidak ada hubungannya dengan konflik Papua. Dia hanya seorang tukang ojek pakai pesawat,” ujarnya.
Di samping itu, Izak menjamin untuk Philips sampai saat ini masih dalam kondisi baik. Karena, pihaknya melalui perantara negosiasi yang disebutkan tadi terus memantau keadaan dari Pilot Susi Air tersebut.
merdeka.com
“Kondisi terakhir baik baik saja. Tentunya selamat. Mereka jaga dan rapat dengan baik,” tambahnya.
Pilot Philips adalah warga negara Selandia Baru yang disandera oleh KKB ketika di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2) lalu.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY itu diduga dibakar oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah mendarat. Sampai sekarang TNI-Polri masih melakukan upaya penyelamatan terhadap Pilot Philips.
Hampir satu tahun pilot Susi Air disandera KKB Papua.
Baca SelengkapnyaDalam hal ini, pemerintah daerah (pemda) dianggap menjadi ujung tombak untuk melakukan negosiasi dengan KKB.
Baca SelengkapnyaUlah KKB tersebut berdampak kepada kehidupan masyarakat.
Baca SelengkapnyaKristi turut menanggapi insiden pesawat BTK6723 Batik Air A320 registrasi PK-LUV, dengan pilot dan copilot tertidur saat penerbangan dari Kendari-Jakarta.
Baca SelengkapnyaPengakuan Egianus pengerahan pasukan militer Indonesia dalam misi pembebasan Kapten Philips Mark Marthens melalui jalur udara
Baca SelengkapnyaKemenhub meminta maskapai untuk memperhatikan waktu dan kualitas istirahat pilot dan awak pesawat.
Baca SelengkapnyaSebuah video beredar, Tampak Pilot Susi Air yang disandera OPM. TNI geram lantaran OPM memanfaatkan sandera untuk menyebar kebohongan.
Baca SelengkapnyaPemerintah bersama TNI dan Polri memilih mengedepankan negosiasi dalam membebarkan Pilot Susi Air agar tidak ada warga sipil yang menjadi korban.
Baca SelengkapnyaAkibat pilot dan kopilot Batik Air tertidur, pesawat melaju di luar jalur penerbangan dan tak merespons pusat pengendali wilayah (Area Control Centre/ACC).
Baca Selengkapnya