Warga Kaki Gunung Lamongan Cemas Rumah hingga Jalan Mendadak Retak & Sempat Ada Ledakan, Ternyata Ini Sebabnya
Fenomena tersebut terjadi secara tiba-tiba. Bahkan, warga mengaku terkaget lantaran terdengar suara ledakan.
Warga di kaki Gunung Lamongan di Lumajang, Jawa Timur, dikejutkan fenomena retakan tanah yang menyebabkan kerusakan pada sejumlah rumah dan jalan desa. Penyebab retakan tanah secara tiba-tiba itu diduga disebabkan oleh aktivitas vulkanik.
Pada rekaman video amatir warga tampak beberapa sudut rumah warga mengalami kerusakan. Sedikitnya 6 rumah warga di Dusun Duncong Krajan, Desa Salak, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang, mengalami kerusakan akibat retakan tanah ini.
Kerusakan terjadi pada bagian tembok, lantai, hingga teras rumah warga. Fenomena retakan tanah ini terjadi pada Rabu (8/11), retakan menyebabkan kerusakan pada 6 rumah warga, yaitu rumah Sutra (64), Ari (54), Suhari (51), Sunardi (55), Kati (39), dan Sinema (62).
Menurut Suhari salah seorang warga, fenomena tersebut terjadi secara tiba-tiba. Bahkan, warga mengaku terkaget lantaran terdengar suara ledakan.
"Malam-malam dini hari itu terdengar seperti suara ledakan. Anak saya terbangun dan melihat tembok sudah rusak," ujar Suhari, Jumat (8/11).
Tak hanya rumah, Tomo salah seorang warga lain mengaku kerusakan akibat fenomena tanah retak juga terjadi pada jalan dan Tempat Pemakaman Umum (TPU) setempat. Diperkirakan panjang retakan tanah ini mencapai satu kilometer.
Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, warga menduga bahwa retakan ini berasal dari aktivitas vulkanik Gunung Lamongan yang berada tak jauh dari pemukiman mereka.
"Cukup jauh retakannya sampai jalan dan tanah kuburan rusak. Sebelumnya tidak pernah terjadi peristiwa seperti ini, kemungkinan dari Gunung Lamongan" ujar Tomo.
Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang masih berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di pos pengamatan Gunung Api Lamongan untuk memastikan penyebab fenomena retakan tanah ini. Selama satu pekan terakhir juga tidak ada laporan terjadinya gempa.
"Penyebab sementara belum ada kesimpulan dari PVMBG, masih diteliti juga dari BMKG," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang Yudhi Cahyono.
Namun, beberapa hari lalu Gunung Lamongan dilaporkan mengalami peningkatan aktivitas tektonik lokal sejak sepekan terakhir. Berdasarkan hasil pengamatan petugas PVMBG, Gunung Lamongan mengalami 117 kali gempa tektonik lokal dan 23 kali gempa tektonik jauh. Meskipun status Gunung Lamongan masih berada di level 1 atau normal, warga diimbau untuk tidak mendekati kawah atau puncak gunung.